Selasa, 10 Desember 2013

Tentang makanan

Tentang makanan, Alhamdulillah Asha termasuk gampang makannya, antara dua atau tiga kali sehari. Jam tujuh pagi, dia sudah minta sarapan. Lalu selanjutnya makan cemilan seperti kacang, biskuit, agar-agar, pisang, semangka atau buah-buahan lain. Lalu makan siangnya tidak mesti. Kadang minta, kadang juga tidak (karena sudah kenyang buah-buahan tadi). Lalu sore baru makan lagi. Malamnya, juga tidak mesti. Kadang minta, kadang tidak. 

Saya tidak pernah memaksakan Asha makan kalau dia tidak minta. Saya serahkan sepenuhnya pada dia. Kapan dia merasa lapar dan ingin makan, baru saya sediakan. 

Malah pernah nih. Waktu itu, saya sedang pengajian dengan mengajak Asha (pernah saya tulis di postingan sebelumnya). Asha yang tidak bisa diam di dalam, akhirnya main di luar sama teman-temannya. Yang saya tidak tahu, ternyata waktu ada salah satu temannya yang sedang disuapin baby sitternya, dan Asha juga ikut makan!!! Hahahahahaha..

Saya bisa membayangkan bagaimana kejadiannya. Pasti ketika melihat temannya ada yang sedang disuapin, Asha pelan-pelan mendekati si baby sitter karena penasaran sedang makan apa. Akhirnya karena si baby sitternya kasihan, ikut disuapinlah Asha. Saya tahu hal ini setelah diberi tahu si baby sitter ketika pengajian sudah selesai. Dia bilang,"wah, si kecil makannya cepet ya.."

Pasti jatah makan anak itu sudah berkurang drastis gara-gara Asha. Hahahahahaha..

Untuk makan di luar, Asha lebih gampang lagi. Dia lebih suka makan sendiri daripada disuapin. 

Contohnya waktu makan mie pangsit di Solaria. Dia khusyuk makan sendiri pake garpu sementara saya dan papinya asik mengobrol. Lalu waktu makan ayam bakar di Warung Apung Rahmawati. Dia juga syahdu makan nasi dengan ayam bakar pake tangan (karena meniru orang tuanya).

Makanan kesukaan Asha banyak. Dia suka berbagai olahan mie. Lalu ayam goreng dia juga suka terutama bagian paha. Dia suka memakannya dengan cara dipegang langsung. Makanan lainnya ada angsle tanpa kacang hijau. Di Mojokerto, kami sudah menemukan penjual angsle langganan. Tempatnya di depan Bank Mandiri jalan Majapahit.

Dan yang mengherankan, Asha sangat suka nasi lodeh terong dengan lauk ikan asin. Kemarin waktu saya masak itu, Asha yang biasanya porsi makannya segitu-segitu saja, kali ini minta tambah. Yang biasanya jam makan siang dia jaraaaang sekali minta makan, kali ini dia minta. Wow wow wow..

Dulu, Asha tidak suka sayuran. Tapi entah sejak kapan, dia sekarang jadi suka sayuran. Mulai dari sayur bayam (ini yang paling sering saya buatkan, karena mudah dan cepat prosesnya, hehehe). Lalu tumis wortel saos brokoli, lodeh terong dan kacang panjang, juga semur tahu telur yang saya tambah dengan banyak kol dan wortel, pasti langsung dihabiskan semua.  Senangnya...

Selasa, 03 Desember 2013

Ngompol lagi dan update kehamilan

Entah kenapa, tapi akhir-akhir ini Asha mulai mengompol lagi setelah dua minggu lebih bisa pipis di kamar mandi. Seolah-olah, Asha tiba-tiba lupa rasanya kebelet pipis itu bagaimana, atau lupa kalau ketika dia kebelet pipis, dia harus segera ke kamar mandi. Ya tapi memang harus sabar. Mungkin ini proses yang harus dilalui. Akhirnya saya kembali lagi seperti proses pembelajaran awal dulu, yaitu dengan mengajak Asha pipis di kamar mandi setiap dua atau tiga jam sekali.

Agak berat juga, apalagi jika Asha ngompolnya di tempat yang jauh dari kamar mandi, misalnya di pagar depan rumah, saya harus mengangkat Asha sampai ke kamar mandi supaya jejak kakinya tidak mengotori lantai rumah. Dan itu lumayan menguras tenaga, mengingat saya sedang hamil 4 bulan.

Oya, update tentang kehamilan. Seperti kebanyakan ibu hamil pada umumnya, saya juga mengalami mual muntah di trimester awal. Ketika usia kehamilan 2 bulan, berat badan saya turun 1kg, menjadi 55kg. Menginjak bulan ketiga, berat badan saya kembali naik 1kg. Dan sekarang, di usia kehamilan 4 bulan, BB sudah menjadi 57kg. Mual muntah sudah berkurang, tapi belum hilang total. Saya beberapa kali muntah-muntah hebat ketika melakukan perjalanan Mojokerto- Kediri dengan mobil.



Sabtu, 23 November 2013

Pipis dan pup di kamar mandi

Saya lupa kapan pastinya, yang jelas Asha akhir-akhir ini sudah saya latih untuk toilet training. Dia stop memakai pospak dari pagi hingga malam sebelum tidur. Kalau pas tidur sih masih tetap pakai.
Dan Sejak tgl 11 Nopember lalu, Asha dengan resmi sudah bisa pipis di kamar mandi. Dia sudah tahu rasanya kebelet pipis dan memberi tahu orang sekitarnya kalau dia ingin pipis (BAB juga lho..). Jadi selama seminggu ini, rumah sudah bebas dari ompol. 

Ini dalam keadaan dia bangun ya. Kalau pas tidur siang, sejauh ini dia ngompol 2 kali ( yang untungnya sudah saya antisipasi dengan memberi perlak sebagai alas tidurnya). Selain itu, pernah 2 kali juga dia kebobolan bab di celana tgl 11 dan 13 Nopember lalu. Selebihnya sih dia sudah bisa memberi tahu apakah dia ingin pipis atau eek.

Kalau pas jalan2 ke luar, masih saya pakaikan pospak. Ini untuk mengantisipasi kalau-kalau Asha kebeletnya pas posisi kami jauh dari toilet. Maklum, asha belum bisa menahan hasrat pipisnya terlalu lama.

Update: Tanggal 20 Nopember kemarin, Asha mengompol lagi. Waktu itu posisi saya sedang mandi sore. Sayup-sayup saya dengar Asha memanggil dan bilang pipis. Waktu saya buka pintu kamar mandi, Asha sudah mengompol. Hihihihi..

Kereta api

Akhir2 ini, Asha lagi senang-senangnya sama kereta api. Hari minggu kmrn, kami main ke rumah kenalan di sidoarjo yang rumahnya bersebelahan dg rel kereta api. Jadi sering sekali ada kereta api lewat. Asha senang sekali, setiap ada kereta api lewat, dia langsung lari ke luar untuk melihat dan dadah-dadah. Setiap ada gambar kereta api muncul di televisi juga Asha sangat senang.

Nah, hari ini kami mau mengantar Yangti dan Buliknya Asha pulang ke Kediri setelah sebelumnya menginap selama 2 hari di rumah Mojokerto. Naik kereta api ekonomi harganya hanya 4ribu rupiah per orang. Saat ini, kereta api memang menjadi pilihan utama daripada bis. Kalau bisa, biayanya bisa di atas 20ribu per orang. Itupun belum pasti dapat tempat duduk. Kalau kereta api, sudah pasti dapat tempat duduk, ada ACnya pula. Tapi, harus pesan tiket dulu ya minimal sehari sebelumnya, kalau tidak pasti kehabisan.
Melihat Yangti masuk melewati pagar pemeriksaan karcis (pengantar dilarang masuk), Asha langsung teriak-teriak minta ikut masuk. Apalagi begitu melihat Yangti masuk ke kereta api dan kereta apinya berangkat, dia langsung nangis minta ikut. Mungkin awalnya dia mengira bahwa dia akan diajak, ternyata hanya mengantar saja. Bahkan setelah sampai rumah pun masih nangis lamaaaa sekali, sampai sesenggukan. Yang akhirnya harus saya gendong sampai dia tidur.

Kasihan..
Kapan-kapan ya Nak, diajak naik kereta api..

Nangis waktu di mobil

Sampai di rumahpun masih nangis

Sari roti dan pengajian

Asha sangat suka Sari Roti. Setiap hari, dia selalu minta dibelikan roti ini. Tentu saja tidak saya turuti. Beli roti atau susu atau mainan, boleh, asal tidak sering-sering. Itu prinsip yang saya tanamkan ke Asha. 

Tapi Asha selalu punya akal. Setiap dia mendengar suara nyanyian nyaring khas Sari Roti, dia akan langsung lari ke pagar depan, dan berteriak ,"rotttiiii...."

Saya sangat kaget waktu itu, dan berharap tukang rotinya akan pergi saja karena menganggap bahwa anak kecil pasti hanya memanggil untuk main-main saja.
Tapi tidak. Si tukang roti berbalik arah, lalu mendekat ke depan pagar, melongok ke arah pintu dari depan pagar, mungkin berharap orang tua si ciprut ini akan segera keluar.

Karena kasihan pada si penjual, akhirnya dengan terpaksa saya keluar juga dan membeli roti coklat kesukaan Asha. Yang bikin saya tertawa, ketika saya bayar rotinya, si penjual bilang ke Asha," Wah, pintar ya.. Sudah bisa disuruh Mama manggil roti ya tadi.."

Saya hanya bisa berkata dalam hati "saya tidak menyuruh Pak, itu inisiatifnya sendiri."
Hahahahaha..

Wajah cemong penuh coklat

Oya, kemarin malam Asha ikut pengajian lho.. Biasanya kalau ada pengajian, Asha tidak saya ajak. Dia tinggal di rumah sama Papinya. Tapi malam itu, si Papi sedang ada acara di Sidoarjo, alhasil terpaksalah saya aja dia.

Sebenarnya bukan apa-apa, alasan saya malas mengajak Asha itu cuma satu, Asha itu tidak bisa diam. Dan ternyata kekhawatiran saya terbukti. Waktu pengajian, Asha muter-muter terus seperti gasing. Ga bisa diem.

Saya sampai tidak bisa konsentrasi karena terus mengkhawatirkan Asha. Khawatir kalau Asha menginjak piring kue (sudah kejadian satu kali, Asha tidak sengaja menginjak tepi piring dan kuenya langsung bertebaran), khawatir dia keluar ke jalanan, khawatir dia merebut hp peserta pengajian lain, pokoknya saya jadi tidak nyaman sendiri. Tapi 
ya itu resiko kalau bawa anak.

Yang lain belum datang, main dulu sama pemilik rumah Bu Ardian :)


Kamis, 03 Oktober 2013

pendarahan

Seperti yang saya tulis di post sebelumnya, saya melakukan uji kehamilan melalui testpack dan hasilnya positif. Hari Selasa, tanggal 1 Oktober kemarin, saya mengalami pendarahan. Pagi itu, darah yang keluar banyak sekali, seperti wanita kalau sedang menstruasi. Sempat khawatir juga, soalnya pengalaman teman-teman yang pernah keluar darah saat hamil, darahnya hanya berupa flek saja, yang terparah pun kira-kira hanya sebesar koin 500 rupiah saja. Sedangkan saya kemarin, banyak sekali.

Karena Papi harus kerja sampai sore jam 5, jadi baru bisa periksa ke dokter malam hari. Selama seharian itu, darahnya keluar terus. Saya sampai ganti pembalut 3 kali. Menjelang sore, Alhamdulillah darahnya jauh berkurang. Dari jam setengah 5 sore saya mandi, sampai saya ke dokter jam 7, pembalut masih bersih.

Menurut banyak informasi yang saya dapat dari google, ketika darah keluar banyak seperti yang saya alami, itu adalah pertanda keguguran. Saya dan suami sudah ikhlas kalau memang terjadi keguguran. Tapi kami tetap berdoa supaya janin di rahim saya selamat.

Pukul 6.45 saya tiba di tempat praktik Dokter Ahmad Rheza di jalan Gajahmada, Mojokerto. Walaupun tertulis buka prakteknya mulai jam 5 sore, tapi sampai jam 7 malam dokternya belum datang juga, katanya sih sedang ada urusan mendadak di rumah sakit. Karena dapat urutan nomor 12, saya memutuskan untuk jalan-jalan dulu mencari makanan favorit saya dan Asha, yaitu ANGSLE. Sekedar intermezzo ya, Asha itu kalau sudah makan angsle, dia bisa menghabiskan satu mangkok sendirian. Jadi kalau pesan ya otomatis harus 3 mangkok, hahahahahaha.. Tapi sayang malam itu penjual angsle langganan kami (lokasi di depan bank Mandiri, samping Sultan Keraton) tutup.

Oke, kembali ke topik. Ketika kami kembali ke tempat praktek dokter Rheza pada pukul 7.45, antrian sudah sampai urutan ke 9. Cepat juga pikir saya. Dan ternyata memang benar, setiap pasien yang masuk rata-rata hanya menghabiskan waktu 5 menit saja. Singkat sekali. Saya sempat khawatir, jangan-jangan dokter ini tipe dokter yang pendiam, dan tidak enak untuk ditanya-tanya. Ketika giliran saya masuk, saya langsung ditanya apakah darahnya masih keluar atau tidak, lalu langsung di USG. Deg-degan jantung saya, khawatir kalau ternyata isinya kosong.

Ternyata, di layar terlihat sebuah lingkaran kecil. Dokternya bilang, janinnya masih ada, jantungnya juga. Alhamdulillah, bukan main senangnya hati saya. Pendarahan ini adalah ancaman keguguran yang serius, saya harus bed rest selama 3 hari dan tidak boleh kecapekan. Pak dokter meresepkan folavit (asam folat) dan juga obat penguat kandungan. Beliau juga mengatakan bahwa berhubungan suami istri boleh, asalkan memakai k*nd*m atau spermanya dikeluarkan di luar, karena sperma dapat memicu kontraksi.

Dokter Rheza ini tipe dokter yang pasiennya harus aktif bertanya, karena dokternya memang hanya menjelaskan seperlunya, lalu beliau memberi waktu apakah kami ada yang ingin ditanyakan, sayangnya saya tidak menyiapkan pertanyaan apa-apa. Tapi lain kali, saya akan menyiapkan banyak pertanyaan untuk dokter, hohohohohoho...

Selasa, 17 September 2013

Kehamilan kedua dan Flashback kehamilan pertama

Bulan Agustus kemarin, saya mulai mens tanggal 10. Nah, kalau siklus menstruasinya 28 hari, berarti bulan September ini harusnya saya sudah mens sekitar tanggal 7 atau 8. Tapi sampai tanggal 14 September saya belum juga menstruasi. Saya suka GR nih setiap telat mensnya. GR kalau-kalau hamil lagi.

Akhirnya malam itu saya beli tespack di apotek yang harganya paling murah, cuma 3500 rupiah saja. Tanggal 15 September pagi langsung saya tes. Dan hasilnya..

Alhamdulillah dua garis ^_^


Senangnya luar biasa. Harus mulai dicatat nih, sekarang berat badan 56 kg, nanti dilihat kenaikan berat badannya sampai berapa kg. Dulu waktu kehamilan Asha, saya naiknya sampai 15 kg. Doanya sih standar-standar saja ya, semoga kehamilan ini selalu sehat, janinnya tumbuh sehat dan nanti bisa melahirkan dengan normal dan lancar, aamiin..

Oya, ada satu lagi berita gembira. Salah satu teman dekat saya, namanya Rika, baru saja melahirkan bayi laki-laki. Ini adalah anak keduanya. Dulu waktu anak pertama, harus dilahirkan secara caesar karena si Rika ini tidak juga mengalami kontraksi, padahal air ketubannya sudah pecah. Nah, Alhamdulillah anak keduanya ini bisa dilahirkan secara normal. Padahal ya, waktu dia periksa ke dokter kandungan langganannya, si dokter langsung memvonis bahwa Rika harus caesar lagi. Tapi Rika tidak mau menerima begitu saja, dia akhirnya memilih periksa ke dokter lain. Dan ternyata memang bisa lahir normal kok..
Selamat ya Bo...

Jadi pengen mengenang masa-masa hamil Asha dulu..

Saya dulu juga tes kehamilan waktu telat menstruasi 10 hari. Waktu itu ada kejadian nih. Sekitar 1 hari setelah tes itu, saya jatuh dari motor. Waktu itu saya masih bekerja sebagai PNS. Nah, waktu mau berbelok masuk halaman kantor, saya tidak menyadari bahwa di jalanan itu banyak pasir. Alhasil motor saya terpeleset dan saya jatuh dengan posisi tengkurap. Rok saya sobek, lutut dan kaki luka-luka sampai berdarah. Tapi alhamdulillah kondisi kehamilan baik-baik saja.

Sama seperti kebanyakan ibu hamil lainnya, saya juga mengalami mual, muntah dan tidak nafsu makan selama trimester awal. Bahkan bukannya naik, berat badan saya malah turun 2 kg. Tapi dokter bilang itu wajar, tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

Lalu sampai kehamilan 5 bulan, perut saya belum kelihatan membuncit. Yang lucu, waktu itu saya ikut dalam acara gathering kantornya Papi. Ternyata teman-teman Papi pada bisik-bisik, "katanya hamil, mana? kok ga keliatan ya?"
Lalu ada Mbak Endang yang bilang ,"masa perutnya orang hamil sama perutku yang ga hamil, malah besar perutku sih?" hahahahahaha..

Ada juga kejadian sedih. Waktu kehamilan umur 7 bulan, Bapak Mertua saya meninggal dunia, tepat 2 bulan sebelum kelahiran Asha. Saya sangat sedih waktu itu, karena Asha adalah calon cucu beliau yang pertama. Tapi Papi mengingatkan kalau saya tidak boleh terlalu bersedih, kasihan bayi dalam kandungannya.

Waktu kehamilan 7 bulan juga, waktu saya periksa ke Dr. Nanang di Sidoarjo, saya diberi tahu bahwa ada tali pusat yang melilit leher si bayi. Dan tidak hanya satu, tapi ada dua lilitan. Saya sempat khawatir, soalnya saya ingiiiiiiiin sekali melahirkan normal. Akhirnya saya bisiki terus bayinya seperti ini ,"ayo dek, tali pusat di lehernya dilepas yuk.."
Tidak lupa juga sambil nungging-nungging dan berdoa terus.
Alhamdulillah waktu periksa satu bulan kemudian, tali pusat di lehernya sudah tidak ada. Posisi bayinya juga sudah bagus. Plasenta yang sebelumnya berada di dekat jalan lahir (yang sempat membuat saya khawatir juga) juga sudah agak bergeser ke atas, jadi jalan lahir sudah aman.

Mungkin itu saja ya..
Untuk proses kelahiran, bisa klik di SINI dan di SINI.

Minggu, 18 Agustus 2013

Sariawan

Seminggu yang lalu, Asha kena sariawan. Awalnya, hari Senin (Tanggal 12 Agustus 2013) jam 3 pagi saya merasa badan Asha sedikit hangat. Lalu paginya saya buatkan mie goreng untuk sarapannya, dan langsung dihabiskan saat itu juga. Lalu menjelang siang, badannya semakin panas, naik turun panasnya. Nah, malamnya ketika saya suapin makan malam, dia menangis setiap ada makanan yang masuk ke mulutnya, lalu dimuntahkan. Saat itulah saya tahu kalo mulut Asha kena sariawan. Sariawannya tidak hanya satu, tapi banyak. Di lidah ada satu, juga ada beberapa di bibir bagian dalam. Menurut pengalaman teman-teman, juga saudara, anak-anak mereka juga pernah kena sariawan, dan dalam jumlah banyak begitu.

sariawan di lidah


Setelah googling-googling, saya memutuskan beli Mycostatin di apotik karena banyak yang menyarankan itu untuk sariawan anak. Tapi karena Mycostatin sedang kosong, akhirnya disarankan untuk menggunakan Kandistatin saja. Kandungannya sama, yaitu Nystatin, hanya beda pabrik saja.
Selain itu, Asha juga kami kasih propolis teratur untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya.

Karena sariawan inilah alhasil selama berhari-hari Asha tidak makan makanan apapun, hanya minum susu setiap hari. Omanya Asha menyarankan untuk mengoles susu kambing murni pada sariawannya. Selain susu kambing, kami juga meminumkan larutan penyegar untuk Asha. Pokoknya kami coba apa saja supaya sariawan Asha segera sembuh. Benar-benar kasihan melihat Asha yang sebenarnya ingin makan, tapi tidak bisa karena sakit. Badannya jadi kelihatan lebih kurus dari biasanya.

Dan hari Jumatnya, Asha tersandung kaki sepeda statis dan membuat bibirnya berdarah. Padahal itu sariawannya belum sembuh, sudah ketambahan luka di bibir, haduuhhh...

luka hari Jumat setelah jatuh..

Hari Minggu lukanya jadi seperti ini..


Dan akhirnya pada hari Minggu, Asha mau makan makaroni buatan Yangti. Juga makan bubur sumsum, kabin isi, keciput, buah pepaya, bahkan ayam goreng.

Pagi ini dia sudah bisa sarapan roti dan sop makaroni lagi. Senangnya, Alhamdulillah..

Selasa, 30 Juli 2013

Foto macam-macam


akhirnya baju ini kepake juga setelah nganggur lama di lemari karena kegedean

ciluk..baaa...

 Pengen mandi bola belum kesampaian karena bolanya cuma dikit :)

akhirnya bisa mandi bola ^_^

bermain air sungguh menyenangkan

sembunyi di antara boneka

ekspresinya lucu..

Gaya tidurnya... ckckckckck..


Meniru Sholat

Seperti halnya anak-anak pada umumnya, Asha juga gemar sekali menirukan. Ya menirukan apa saja, bisa suara atau gerakan. Saat ini, acara favorit Asha di televisi adalah iklan. Dan dia sudah hafal betul isi iklan-iklan yang beredar, terutama iklan yang ada anak-anak di dalamnya. Dan itu sangat berdampak pada sikapnya sehari-hari. Misalnya, karena hafal dengan iklan sirup Marjan, Asha yang biasanya memegang gelas dengan dua tangan, sekarang sok-sok an memegang gelas dengan satu tangan, tidak peduli gelasnya besar dan berat sekalipun.

Baru-baru ini, dia mulai menirukan gerakan sholat yang dilihatnya setiap hari. Tapi masa ada orang yang sholat pake pospak? hahahahahahaha..

 Berdiri

Ruku'

Sujud


Duduk

Selain meniru sholat, Asha juga sudah bisa menggunakan laptop lho. Caranya ya itu tadi, dengan cara meniru orang tuanya. Dia sudah bisa menggerakkan kursor dengan touchpad, lalu mengarahkannya ke tombol yang dia inginkan. Misalnya, kalau saya sedang membuka google chrome, sedangkan dia ingin memainkan lagu kesukaannya, Asha akan mengarahkan kursor ke arah tombol minimize di pojok kanan atas itu untuk menghilangkan chromenya. Lalu dia mengarahkan ke nama video kesukaannya, dan menyentuh touchpad dua kali untuk nge play si video, dan violaaa.. videonya mulai..

Dia juga suka nge klik tombol increase speed. Dia selalu tertawa melihat videonya berjalan cepat dengan suara seperti Chipmunk. Kalau bosan, tinggal klik tombol decrease speed di sebelahnya untuk menormalkan videonya. Asha sudah hafal tempat2nya.

Minggu, 21 Juli 2013

Disapih

Asha sudah berusia 2 tahun pada tanggal 14 Juli kemarin. Itu artinya dia sudah lulus ASI selama 2 tahun penuh, inilah saat yang agak sulit, penyapihan. Selama ini, Asha hanya mau tidur (baik tidur siang atau malam) jika sambil menyusu.

Tanggal 15 Juli malam, saya iseng mencoba untuk tidak memberi ASI pada malam hari saat Asha mau tidur. Dan hasilnya, Asha ngamuk, nangis kencang, berontak. Ketika Papinya mau menggendongnya, saya larang. Menghentikan ASI dan mengganti dengan gendongan itu sama juga bohong. Karena nantinya Asha akan ganti bergantung pada gendongan. Dia akan mau tidur hanya jika digendong dulu. Iya kalau bobot badannya tetap ringan, kalau semakin berat kan akan bikin capek juga.

Setelah bergulat lama dengan tangisan Asha, akhirnya saya menyerah. Tidak enak sama tetangga kalau terlalu berisik malam-malam. Lalu saya niatkan untuk pelan-pelan dulu. Dimulai dengan mengurangi ASI siang hari, kalau malam masih dikasih lah..

Tanggal 16 Juli
Seperti yang sudah saya rencanakan, saya stop ASInya pada siang hari dan hanya akan memberinya malam hari. Pukul 9.30 Asha mulai kelihatan mengantuk. Dia langsung memegang kancing baju saya, bersiap untuk membuka dan menyusu, tapi saya cegah. Saya alihkan perhatiannya ke mainan. Sekali, dua kali masih bisa. Lama-lama, perhatiannya tidak bisa dialihkan lagi. Lalu terjadilah lagi kejadian seperti kemarin malam. Dia menangis kencang, sampai terbatuk-batuk. Lumayan lama, Walau sebenarnya tidak tega, tapi saya harus kuat. Kalau kali ini pun saya kalah, Asha akan terus menggunakan tangisannya ini sebagai senjata.

Setelah nangis beberapa lama tanpa ada tanggapan dari saya, Asha pun melunak. Dia minta dimainkan video lagu anak-anak kesukaannya. Akhirnya dia tertidur pukul 14.21 setelah kelelahan bermain. Sayangnya dia terbangun (bahasa jawanya Nglilir) pukul 15.00 mencari susu. Dan karena tetap tidak saya kasih, akhirnya dia bangun.

Waktu tidur malam, saya biarkan dia menyusu seperti rencana semula.

Tanggal 17 Juli
Pagi ini saya merasa agak parno. Takut kalau saya dan Asha akan melalui hari yang penuh tangis seperti kemarin. Setelah saya curhat kepada seorang teman, dia menyarankan untuk mengoles puting saya dengan saos, garam atau gula.

Setelah saya pikir-pikir, kalau saos, nanti takutnya Asha kepedasan (karena saya punyanya hanya saos sambal :). Lalu kalau gula, nanti jangan-jangan Asha malah suka karena rasanya yang manis. Akhirnya saya memutuskan untuk mengoles dengan garam, palingan Asha cuma keasinan :)

Dan bagaimana reaksi Asha???

Melihat puting saya yang ada putih-putihnya (garam), awalnya dia hanya melihat dalam-dalam, lalu dia langsung menutup bra saya. "Acik", katanya. Maksudnya "sakit".
Dan seharian itu dia sama sekali tidak minta nyusu, tanpa tangisan, Alhamdulillah..
Palingan ketika dia mengantuk, dia agak rewel. Dia minta diusap-usap punggungnya sampai dia tidur. Hari ini dia tidur dari jam 9.30 sampai jam 11 siang. Lalu tidur lagi jam 3 sampai jam 4 sore.

Luar biasa senang hati saya. Bahkan saya optimis kalau malam ini pun Asha bisa tidur tanpa menyusu.
Malam harinya, Asha memang tidak minta nyusu. Tapi dia sangat gelisah. Agak rewel.

Mau minta nyusu tapi ada putih-putihnya, tapi kalo ga nyusu ga bisa tidur, serba salah..
Karena kasihan, dan juga karena niat semula stop nyusu sementara hanya di siang hari saja, jadi malam itu saya biarkan dia menyusu lagi ketika tidur.

Tanggal 18 Juli
Hari ini sama dengan hari sebelumnya. Tapi bedanya, malam harinya Asha bisa tidur tanpa menyusu.
horeeeeeeee...
Senangnya..

Tapi masih ada satu yang menjadi masalah. Yaitu ketika Asha terbangun ketika tidur, dia secara reflek akan mencari puting. Namanya anak yang baru bangun tidur, dia lupa / tidak sadar kalau puting saya ada putih-putihnya.

Jadi saya harus gimana dong kalo Asha tiba-tiba nglilir??

UPDATE tgl 19 Agustus 2013 :
Tehnik yang saya lakukan di atas, yaitu dengan memberi garam pada puting, terbukti GATOT alias gagal total. Ini terjadi karena pada waktu tidur malam, saya masih memberi ASI padanya. Sehingga lama kelamaan Asha belajar bahwa garam di puting itu bisa dihilangkan. Jadinya ya setiap saya kasih garam, dia menggosok-gosok puting saya sampai bersih, hahahahahaha..

Akhirnya, mulai tanggal 29 Agustus 2013, saya bertekad untuk STOP ASInya Asha full day. Saya bilang bahwa Asha sudah besar, jadi sudah stop mimik ASI, mimiknya buat adik. 2 minggu pertama Asha selalu rewel ketika tidur malam. Adaaaaa aja yang diminta. Dan setiap nglilir mencari puting, dia pasti rewel dan menangis sampai terbangun, lalu minum air putih atau susu UHT, lalu tidur lagi.

Hari ini sudah 3 minggu Asha stop ASI. Alhamdulillah diberi kelancaran. Sekarang sebagai ganti nyusu, puting saya dipuntir-puntir sama Asha sampai dia tertidur. Begitupun ketika dia nglilir di malam hari, yang dicari pertama adalah puting, bukan untuk diminum, tapi untuk dipuntir-puntir.

Haduh, ada PR baru lagi nih untuk di stop sebelum terbiasa begitu sampai gede :)

Sabtu, 20 Juli 2013

Ulang tahun ke 2

Tanggal 14 Juli kemarin, Asha genap berusia 2 tahun. Tidak ada acara khusus yang kami adakan, ya seperti hari-hari biasanya.

Untuk ulang tahunnya kali ini, Asha mendapat kado spesial dari Yangtinya. Yaitu, diajak ke Istana Boneka !!!!

Hahahahahaha..
Ya, Asha memang sangat suka boneka. Begitu masuk ke Isbon, dia yang awalnya agak mengantuk, langsung berbinar-binar. Langsung lari-lari kesana kemari. Setiap disodori boneka, langsung dipeluk. Disodori boneka lain lagi, boneka yang dipeluknya tadi diberikan ke orang, dan boneka baru itulah yang langsung dipeluk. Dia sangat senang. Bahkan ketika disuruh memilih satu boneka, dia tidak bisa memilih. Dia suka semua boneka.

Akhirnya boneka kucinglah yang kami pilihkan untuk dia..

kado dari Yangti :)

Bonekanya pun bisa multi fungsi lho..

1. UNTUK BERSANTAI


2. DICARI KUTUNYA :)


3. DINAIKIN


4. DIKASIH MINUM


5. DIPELUK


6. DIGENDONG KEMANA-MANA


Topik lain..

Biasanya anak-anak ketika pertama bicara, ada kekhasan dalam bahasanya. Misalnya kakak sepupu Asha, Adit, yang lebih tua 1,5 bulan dari Asha. Dia selalu mengganti huruf L dengan NG. Misal Sekolah menjadi Sekongah.

Lalu ada anak tetangga yang huruf pertamanya selalu diubah menjadi huruf H, misal Jalan-jalan menjadi Halan-halan.

Kalau Asha, apapun kata yang diucapkan, suku kata pertama diganti dengan A.
Misal Mami jadi Ami, Papi jadi Api, Mimik jadi Amik, dst..
Jadi untuk kata Papi, Sapi, Rapi, akan disebut Api semua :)

Ada juga kata yang agak tidak nyambung, misal bola disebut Aba, susu disebut yuyu, eskrim disebut Akemp, dst.

Tapi menyenangkan rasanya menebak-nebak kata yang diucapkan Asha. Pernah nih suatu malam waktu kami bersiap untuk tidur, tiba-tiba Asha bilang "Aduk" berkali-kali. Saya dan Papi bingung, Aduk itu apa?
Setelah kami minta Asha untuk menunjuk apa yang diinginkannya, ternyata oh ternyata....
Maksudnya handuk..

Ya ampun, malam-malam mau main-main handuk..

Kamis, 04 Juli 2013

Tersiram air panas

Oya, sejak hari Minggu kemarin (30 Juni 2013), kami sudah resmi menempati rumah kontrakan baru di Mojokerto. Lokasinya di daerah Sooko, lumayan dekat dengan alun-alun. Harga kontrakan rumah ini dua kali lipat dibanding rumah yang di Pasuruan. Tapi sepadan kok, rumahnya lebih luas, jalan depan rumah juga lebar, kira-kira bisa muat 3 mobil, juga one gate system.

Pindahan dari Pasuruan menggunakan truk dengan biaya 6,5 juta untuk truk dan sopirnya, sedangkan kuli angkutnya 3 orang 250 ribu. Walaupun sepertinya tidak banyak barang yang dibawa, tapi nyatanya tetap saja menghabiskan 16 buah karton besar, padahal perkiraan awal cuma butuh 10 karton saja :)

penampakan rumah yang masih berantakan, dan si Bos Cilik yang lagi tidur


Oya, kemarin ada kejadian. Ceritanya begini..
Seperti biasanya, setiap jam 5 sore, saya menyiapkan secangkir kopi panas buat Papi. Di rumah baru ini, dapurnya sangat lebar, tapiiiii tempat untuk memasaknya sangat sempit. Dan karena kami baru pindah ke sini, kami belum sempat beli meja untuk di dapur.

Jadi cangkir kopi yang baru saya seduh itu saya taruh di space kosong depan kompor, di pinggir. Nah, waktu itu saya tidak melihat Asha mendekat karena saya menghadap kompor. Dia langsung ke depan saya dan memeluk kaki saya. Pas saya reflek mundur, tubuh Asha agak oleng dan tangannya berusaha menggapai sesuatu, dan kenalah cangkir kopi itu.

Kopinya tumpah mengenai paha kiri Asha. Langsung saja saya bawa ke kamar mandi dan saya siram-siram terus dengan air dingin. Setelah tangisan Asha mereda, saya bawa ke kasur dan saya oles caladine lotion (karena hanya itu yang ada di rumah). Setelah Papi pulang, kami mengoles luka Asha dengan odol ( yang ternyata setelah saya googling, itu adalah cara yang salah, jadi JANGAN DITIRU).

Kemudian saya mengompres kulitnya yang memerah dengan air es, supaya dingin. Setelah dikompres, kulit yang memerah alhamdulillah langsung berkurang.

setelah dikompres, merah-merahnya berkurang


Waktu kami cari info di imternet, banyak yang menyarankan pakai lidah buaya untuk luka bakar. Karena kami tidak punya tanaman itu, langsung ke alternatif berikutnya, yaitu dengan dioles Bioplacenton. Beli di apotek seharga 13 ribu, langsung kami oles ke lukanya. Hari ini alhamdulillah lukanya sudah sembuh. Warna merah di kulitnya sudah normal kembali.

Jumat, 21 Juni 2013

Onde-onde kukus Bo Liem Mojokerto

Masih berhubungan dengan tulisan saya sebelumnya, saya dan Papi mulai cari-cari info tentang oleh-oleh apa yang khas dari Mojokerto. Dan Papi ingat ada salah satu liputan di acara kuliner yang pernah membahas tentang Onde-onde Kukus Bo Liem khas Mojokerto. Katanya sih rasanya enak. Selain itu, teman kerja Papi juga pernah membawakan onde-onde kukus itu ke kantor, dan memang rasanya enak.

Mulailah kami searching-searching di internet untuk mendapatkan alamat Bo Liem ini. Hasilnya, kami menemukan beberapa alamat yang berbeda. Namun, banyak situs kuliner yang menyebutkan bahwa onde-onde Bo Liem hanya ada di satu tempat, yaitu di Jalan Niaga, dan tidak membuka cabang di tempat lain. Jadilah kami hanya fokus untuk mendatangi Bo Liem di Jalan Niaga, dan tidak memperhatikan Bo Liem di alamat yang lain.

Ketika kami sampai di sana, saya agak terkejut. Karena itu adalah pusatnya onde-onde di Mojokerto, saya pikir tokonya luas, dengan rak-rak besar berisi makanan khas dari berbagai daerah untuk oleh-oleh, dengan banyak pegawai yang sedang melayani pembeli yang ramai.

Ternyata di luar dugaan, tokonya kecil, jajanan di displaynya juga sedikit, hanya ada 2 pegawai yang jaga. Dan karena kami adalah satu-satunya pembeli waktu itu, jadi kami segera dilayani. Ketika kami memesan onde-onde kukus, mbaknya bilang tidak ada (bukan bilang "habis", tapi bilang "tidak ada"). Dan kata mbaknya juga, Bo Liem tidak membuka cabang di manapun. Ya sudah, akhirnya kami terpaksa beli onde-onde goreng. Untuk rasa, jujur saya tidak suka, bagian kulitnya terlalu kenyal, ngelawan waktu digigit. Bukannya bermaksud menjelek-jelekkan ya, tapi ini jujur menurut kami pribadi.

Nah, setelah beli itu, ceritanya kami beli minuman di Alfamart di dekat Jalan Niaga, lalu saya iseng-iseng tanya alamat Bo Liem kepada mbak kasirnya. Bukannya memberi tahu yang di Jalan Niaga, mbaknya malah memberi tahu alamat Bo Liem di tempat lain. Karena penasaran, akhirnya kami mendatangi Bo Liem kedua.

Di tempat kedua inilah wujud toko oleh-oleh yang kubayangkan. Tempatnya luas dan bagus. Banyak kue, gorengan dan jajanan lain yang menggiurkan di kaca display yang berjajar panjang di depan. Pegawainya juga banyak dan sedang melayani pembeli yang banyak juga.

Kami membeli onde-onde kukus di sana. Satu kotak isi 10 biji harganya Rp 16.000,-. Dan rasanya?
Enaaaaaaaaaakkk bangeeeeeeeeettt...

Kulitnya agak kenyal seperti mochi, tapi empuk dan tidak melawan saat digigit. Kacang hijau di dalamnya juga enak banget. Kalau onde-onde goreng biasanya selalu ada rongga di dalamnya, onde-onde kukus ini tidak. Antara kulit dan isinya padat, tidak ada rongga. Wijennya juga fresh dan sedikit "meletup-letup" ketika digigit. Pokoknya saya tidak bisa kalau hanya makan 1 biji di satu waktu, pasti kurang. Bahkan setelah makan malam, saya habiskan 5 biji sekaligus, hahahahaha...

bungkus onde-onde kukus Bo Liem..

rasanya mantab !!!!

Bo Liem di Jalan Residen Pamuji ini (depan Pasar Tanjung Mojokerto) buka mulai pukul 7 pagi. Dan onde-onde kukusnya hanya bisa bertahan selama 1 hari saja. Itu artinya, harus dihabiskan hari itu juga, karena keesokan harinya sudah tidak bisa dimakan.

Selain onde-onde kukus, saya juga membeli martabak mini, terang bulan mini, dan lumpia basah. Rasanya semua enak. Harganya berkisar antara Rp 2.000,- hingga Rp 2.500,-. Saya tidak tahu harga jajanan yang lain, karena tidak tertulis harga masing-masingnya berapa.

struk pembelian di Bo Liem kedua..

rameeeeeeeeeeee...


Yang masih menjadi misteri bagi saya adalah, bagaimana bisa ada dua toko dengan nama yang sama padahal bukan cabang?
Bo Liem mana yang lebih dulu ada?

UPDATE :
Ternyata saya menemukan satu lagi toko dengan nama BO LIEM, tapi yang ini ada tulisan JR di belakangnya, juga ada tulisan YANIK. Saya tidak tahu Yanik itu siapa, mungkin nama pemiliknya. Lokasinya ada di Jalan Empu Nala. Sama seperti yang di Jalan Niaga, di Bo Liem Jr ini hanya menyediakan onde-onde goreng, tidak ada onde-onde kukusnya.


Yang membedakan tempat ini dari dua Bo Liem di atas adalah, kalau di sini goreng onde-ondenya dilakukan di sebuah wajan raksasa di depan toko. Jadi para pembeli juga bisa melihat langsung proses memasaknya.

Kemarin kami membeli sekotak onde-onde goreng campur. Isinya ada 10 biji dengan rasa original 5pcs, coklat 3pcs dan keju 2pcs. Harganya Rp 28.000,-. Sayangnya saya lupa menanyakan berapa harga yang original saja.
Untuk rasa, walaupun Papi menyukainya, tapi saya tidak. Kulit onde-ondenya memang empuk, tapi rasanya standart, tidak ada yang istimewa. Bahkan bagi saya yang pecinta keju, onde-onde rasa kejunya juga biasa saja, tidak membuat saya ingin makan lebih dari satu biji.


struk pembelian di Yanik Bo Liem Jr

wajan raksasa sedang menggoreng onde-onde

Kamis, 06 Juni 2013

Mencari kontrakan di Mojokerto


Hari Kamis, tanggal 30 Juni lalu, keluar keputusan mutasi untuk para fungsional pemeriksa pajak. Dan Si Papi kebagian dimutasi ke Mojokerto. Alhamdulillah,  menjadi lebih dekat ke Kediri, hanya sekitar 1,5 jam perjalanan.

Nah, hari Kamis kemarin, karena kebetulan sedang tanggal merah, kami pergi ke Mojokerto dengan 2 tujuan.
Pertama, ingin melihat posisi dan kondisi sekitar kantor baru.
Kedua, untuk mencari rumah yang dikontrakkan di dekat kantor yang ada di daerah Sooko.

Beberapa hari sebelumnya, kami sudah coba mencari iklan rumah dikontrakkan di internet. Dan memang seperti yang kami duga, hasilnya sangat sedikit sekali. Tapiiiiiii, ada sebuah rumah yang menarik perhatian kami.
Lokasinya di Perumahan Bumi Sooko Permai. Melihat nama perumahannya, semua pasti langsung menyimpulkan kalau lokasinya di daerah Sooko. Sip, berarti dekat dengan kantor.
Terus di keterangannya tertulis kamar ada 3 buah, dan tiap kamar ada ACnya. AC itu yang jadi pertimbangan besar kami memilih rumah itu. Soalnya pengalaman di rumah Pasuruan, kalau cuacanya sedang panas bisa panaaaaaaaas banget. Dan kalau beli dan pasang AC sendiri agak ribet, soalnya kan harus jebol tembok segala.
Dan karena di iklan itu hanya menampilkan foto rumah bagian luar saja, kami menelepon pemiliknya dan mengajak janjian untuk melihat bagian dalam rumah.

Jadilah hari Kamis itu kami ke Mojokerto. 3 hal yang bisa saya katakan tentang Gedung KPP Pratama Mojokerto yaitu besar, bagus dan warna-warni.
Awalnya saya kira kantornya terletak di daerah tengah kota yang suasananya ramai, jalan depan kantornya lebar dan tak pernah sepi kendaraan, ternyata tidak seperti itu. Suasana kanan kiri kantor penuh dengan perumahan warga. Banyak juga sawah dan lahan tak terpakai. Jalan depan kantor juga tidak selebar yang saya bayangkan. Tapi saya justru suka yang seperti itu, suasananya tenang dan tidak ribut.

Perumahan pertama yang kami lihat adalah Griya Japan Raya yang berada tepat di depan KPP. Perumahannya sangat lebar dan luas. Andaikan saya bisa memilih, saya ingin mendapat rumah kontrakan di sini saja. Selain dekat dengan kantor, luasnya perumahan bisa saya manfaatkan untuk bersepeda dengan Asha di pagi hari.

Sayangnya, setelah berkeliling lama, kami hanya menemukan 2 rumah yang bertuliskan DIKONTRAKKAN. Yang satu, rumahnya sangat kecil dan tidak ada penutup untuk mobil. Dan yang kedua, sangat cocok dengan keinginan kami, hanya saja nomor telepon yang tertulis tidak bisa dihubungi.

Karena hari sudah agak siang, kami memutuskan untuk makan siang mie ayam sekalian bertanya tentang lokasi Perum Bumi Sooko Permai yang sedang kami cari. Penjual mie ayamnya mengatakan bahwa tempatnya dekat, tinggal berjalan ke arah kanan, lokasinya tepat di depan SMA. Kami pun merasa tenang karena lokasinya ternyata seperti yang kami duga, dekat dengan KPP.

Setelah kami cari-cari, ternyata perumahan di depan SMA itu bernama Wisma Sooko Indah. Memang ada “Sooko”nya, tapi bukan itu yang kami cari. Agak kecewa, kami memutuskan meneruskan perjalanan sambil mencari-cari ke kanan kiri jalan sepanjang daerah Sooko. Ketika mencapai perempatan lampu merah, kami agak ragu,”ini harus jalan ke mana? Apakah jalan di depan itu masih daerah Sooko?”

Kami memutuskan berjalan lurus saja, dan ternyata jalan itu masih daerah Sooko. Kembali kami memantau kanan kiri jalan mencari perumahan Bumi Sooko Permai. Sayangnya, sampai keluar Sooko, kami tidak menemukannya. Itu memunculkan keraguan dalam diri saya.
Saya : jangan-jangan Perumahan Bumi Sooko Permai lokasinya tidak berada di Sooko?
Papi : namanya saja “Sooko”, ya pasti berada di Sooko dong..
Saya : ya mungkin saja kan, pendirinya iseng ngasih nama.

Akhirnya kami memutuskan bertanya pada tukang tambal ban. Kami diberitahu bahwa orang-orang biasanya menyebut Bumi Sooko Permai itu dengan BSP, lokasinya di perempatan lampu merah tadi belok kanan, nanti ada tulisan BSP yang besar.
Saya langsung ber”oooohh” panjang sambil manggut-manggut. Pantas saja kami tidak menemukannya, kami pikir perempatan belok ke kanan atau kiri itu sudah keluar Sooko.

Setelah kami belok kanan, kami fokus mencari tulisan BSP yang katanya besar tadi. Tapi sampai agak jauh, kami tidak juga menemukannya. Begitu kami melihat ada gerbang besar ke sebuah perumahan, kami langsung menepi dan melihat tulisan di papan namanya. Dan tertulis “Banjaragung Surya Permai”.



Saya langsung mikir ,”Banjaragung Surya Permai juga bisa disingkat BSP, jangan-jangan singkatan BSP yang disebut orang-orang itu sebenarnya adalah Banjaragung Surya Permai, dan tukang tambal ban tadi, yang hanya mendengar kata BSP-BSP, salah mengira bahwa Bumi Sooko Permai itulah BSP.”
Saya langsung lemas lagi. Ini sudah kedua kalinya kami bertanya ke penduduk sekitar, dan ternyata petunjuknya masih salah juga. Jangan-jangan benar kalo Bumi Sooko Permai tidak berlokasi di Sooko..

Papi memutuskan bertanya pada satpam di perumahan tadi. Dan satpamnya bilang bahwa Bumi Sooko Permai ada di belakang perumahan itu. Jadi kami tadi sebenarnya sudah melewatinya, hanya saja kami tidak tahu.
Setelah kami menyusuri lagi jalan yang kami lewati tadi, barulah kami ngeh bahwa di sana ada sebuah jalan menjorok ke dalam. Dan di dalamnya ada sebuah gapura bertuliskan Bumi Sooko Permai. Saya langsung lega luar biasa.
Ternyata memang perumahan itu berlokasi di Sooko, hahahahahaha..

akhirnya ketemuuuuuu...



Akhirnya kami menemukan rumah dalam iklan yang kami idam-idamkan itu. Penampakan dari luar meyakinkan. Tempat parkir mobil luas, jalan depan rumah cukup lebar, lingkungan rumah tidak terlalu ramai dan berisik. Kami semakin suka rumah itu.
Pertama kali kami masuk ke dalam rumah, saya suka. Walaupun dua kamar depan sangat sempit, itu tidak masalah, kami bisa menggunakannya sebagai gudang. Di samping kamar itu ada kamar mandi, yang ketika saya lihat, kondisinya cukup bersih. Lalu saya suka ruang keluarganya yang luar biasa luas, dengan sebuah lubang cahaya di atas sehingga ruangannya menjadi terang. Lalu kamar tidur utama juga sangat luas, dilengkapi lemari pakaian yang besar dan ada kamar mandi dalam. Walaupun ketika saya lihat WCnya seperti tidak bisa terpakai lagi, tapi kan masih ada kamar mandi satunya. Dan juga, ada tempat menjemur cucian di atap rumah. Jadi saya tidak perlu menjemur di depan rumah dan mengexpose pakaian dalam kami, hahahahaha..
Saya sangat suka rumah ini.

Tapi, setelah kami melihat lebih jeli, kami kecewa. Dapurnya sangat sempit, bahkan tidak ada tempat lagi untuk menaruh rak piring. Tempat jemurannya juga, tenyata, sangat sempit sekali. Andaikan saya harus menjemur cucian di situ, saya akan kebingungan menaruhnya di mana.
Dan di atas itu semua, yang paling membuat kami kecewa adalah suasana rumahnya sangat lembab. Tembok di sana sini penuh dengan bekas rembesan air dari atas, bahkan ada tembok yang masih basah, mengelupas dan berjamur. Bahkan lagi nih, di dalam kamar tidur utama ada genangan air yang belum kering. Itu pertanda bahwa gentengnya ada yang bocor.

Wah, daripada kami harus repot mengurus rumah yang akan selalu basah, lebih baik kami mencari kontrakan yang lain.

Dan seharian itu kami berkeliling ke banyak perumahan, tetapi belum ada hasil. Dan kami kembali merasakan betapa tidak gampangnya mencari rumah kontrakan. Seperti quotenya Papi ,
”Rumah yang dikontrakkan belum tentu sesuai dengan yang kita inginkan, dan rumah yang kita inginkan belum tentu dikontrakkan.”
 :)

Asha pake mukena ( lagi )