Sabtu, 19 Desember 2015

Mother's Day dan pembagian raport

Untuk memperingati Hari Ibu, TK. Little Camel Mojokerto mengadakan acara sungkeman antara anak dan bundanya. Semua bunda diwajibkan hadir dalam acara ini. Karena kalau bundanya tidak datang, kasihan juga anaknya. Mau sungkem ke siapa?

Karena tanggal 22 Desember jatuh pada hari libur sekolah, jadi acara Mother's Day ini diajukan menjadi tanggal 18. 

Pukul 8 pagi dimulai dengan sholat dhuha bersama bunda dan anak. Lalu dilanjutkan dengan semacam motivasi tentang betapa pentingnya peran seorang ibu, dan ditutup dengan doa bersama. Pada sesi ini, banyak bunda yang menangis terharu.

Lalu acara berikutnya adalah acara inti, yaitu sungkeman. Bunda-bunda dari TK. A mendapat giliran lebih dulu. Anak-anak mengambil baskom yang dibawa dari rumah masing-masing, lalu mengisinya dengan sedikit air, dan kemudian duduk bersimpuh di hadapan bundanya. Setelah mendapat arahan dari para Umi, mulailah prosesi sungkeman ini.

Anak-anak duduk di hadapan para bunda



Jasmine ikut nimbrung main air :)
Pertama, anak-anak mencuci kaki kanan bunda, lalu mengeringkannya dengan handuk, dan dilanjutkan dengan kaki kiri. Setelah itu ananda berlutut di hadapan bunda, tangan ananda dan bunda diletakkan di pangkuan bunda. Lalu ananda mengucapkan sayang pada bunda dan minta maaf atas segala kesalahan. Kemudian bunda akan mengelus kepala ananda sambil mendoakan supaya menjadi anak yang sholeh/sholehah.

Melihat anak-anak TK. A melakukan ini lucu juga. Mereka masih harus selalu diarahkan. Mereka juga saling melihat temannya satu sama lain, meniru apa yang dilakukan temannya, jadi tidak fokus karena ada teman yang bermain-main. Suasana haru nya jadi hilang, hahahahaha..


Tapi lucu..
Saya sangat senang sekolahnya Asha mengadakan acara seperti ini. Dengan ini diharapkan akan semakin terjalin hubungan yang erat antara ibu dan anak, juga mengajarkan pada anak untuk selalu menghormati dan menyayangi orang tua.



Keesokan harinya, yaitu Hari Sabtu, waktunya pembagian raport. Ini adalah pertama kalinya saya mengambil raport anak, sedikit nervous juga, hahahahahaha...

Saya datang pukul 8 tepat. Suasana masih sangat sepi, saya adalah orang tua pertama yang datang di kelas Asha. Setelah menghadap Uminya secara langsung, Umi banyak bercerita tentang bagaimana perkembangan Asha selama ini. Asha yang dulu kalau ada apa-apa selalu menangis dan tidak mau bercerita, sekarang dia tidak pernah menangis dan kalau ada apa-apa selalu bercerita pada Uminya. Asha juga selalu menasehati temannya yang menangis. Juga menasehati supaya temannya antri ketika berwudhu dan mengingatkan untuk buang sampah pada tempatnya.

Setelah satu semester Asha bersekolah di TK. Little Camel Mojokerto ini, saya mencatat ada beberapa keunggulan lain yang saya rasakan.

1.  Semua Uminya sepertinya diwajibkan mengenal SELURUH murid, walaupun yang bukan murid di kelasnya, dan juga menghafal SEMUA ayah dan bundanya. Jadi ketika waktu pulang sekolah, Para Umi sudah tahu siapa yang sudah dijemput hanya dengan melihat ayah atau bunda yang datang, sudah hafal.

2. Karena mainannya indoor, jadi dampaknya sangat terasa ketika musim hujan seperti sekarang. Mainannya tetap bersih dan anak-anak tetap bisa bermain kapanpun, entah itu sedang hujan atau tidak. Berbeda jika mainannya outdoor. Karena hampir setiap malam selalu hujan, jadi setiap pagi anak-anak bermain di perosotan, ayunan, dan mainan yang lain dalam keadaan masih agak basah dan kotor. Lalu juga jika sedang hujan waktu istirahat, anak-anak tidak bisa bermain.

3. Selalu ada laporan mingguan yang menjelaskan bagaimana kemajuan anak-anak di sekolah, apa-apa yang harus di review oleh orang tua di rumah, dll. Jadi orang tua bisa lebih terarah ketika mau mengajak Kakak belajar di rumah. 

Di bawah ini adalah hasil raport Asha.
Penilaian dibagi menjadi 4 :
1. BB = Belum berkembang
2. MB =  Mulai berkembang
3. BSH = Berkembang sesuai harapan
4. BSB = Berkembang sangat baik 

"Nilai" rata-rata Asha adalah BSH, Alhamdulillah..



Rabu, 16 Desember 2015

Hay Day sekolah Asha

Hari Sabtu, tanggal 12 Desember lalu, sekolah Asha mengadakan acara gathering orang tua wali murid. Acaranya diberi nama Hay Day, yang berlokasi di Fresh Green Trawas (hotel dan wisata durian). 

Ayo berangkaaaattt...
 
Pergi ke lokasinya agak-agak tricky. Soalnya nama hotel maupun nama desanya tidak terdeteksi di GPS. Akhirnya kami hanya mengandalkan peta yang ada di booking.com (yang ternyata petanya lumayan kacau juga). Di peta, kami harus belok kanan, ternyata setelah melihat petunjuk jalan malah belok kiri. Untungnya ada petunjuk jalannya, kalau tidak, bisa dipastikan kami akan kesasar. Soalnya lokasinya masuk ke dalam jalan kecil yang cukup jauh.

Sampai sana, saya langsung fokus mencari ibu-ibu yang berpakaian pink.
Ya, pada kegiatan ini para orang tua murid dibagi menjadi 9 kelompok, dan setelah sebelumnya agak bingung karena berpindah-pindah kelompok, akhirnya saya fix masuk ke grup pink. Yang datang di grup kami hanya 10 orang, yang terdiri dari 4 pasang ayah bunda, 1 bunda dan 1 ayah.


Pinkyyyy... ayo mejeng dulu.. 

Acara dimulai dengan senam bersama. Lalu orang tua dan murid dipisah tempat lombanya. Orang tua di lapangan atas, anak-anak di lapangan bawah. 

Lomba untuk orang tua dimulai dengan yel-yel, lalu lomba senam pinguin, bisik berbisik, tarik tambang, dan lomba bakiak. Grup pink hanya menang satu kali juara 3 di lomba bisik berbisik. Tapi overall semuanya sangat menyenangkan. Ini pertama kalinya saya ikut lomba bakiak. Juga permainan yang lain, sangat heboh. 

siap-siap mau main bisik-berbisik
 
suasana saat game dimulai...
 
 tarik tambang para ayah

lomba balap bakiak

Acara ditutup dengan doa dan makan siang nasi kotak. Menurut saya, acaranya cukup sukses. Bisa menyatukan para orang tua murid yang tidak kenal sama sekali, menjadi akrab satu sama lain. Sip lah pokoknya..

Jus duriannya kental dan mantab. Harganya berapa saya tidak tahu, soalnya ditraktir oleh salah satu anggota grup Pinky..
 
Jasmine juga enjoy main-main di playgroundnya..
 
mejeng dulu sebelum pulang 

Hobi baru Asha : menggambar

Akhir-akhir ini, Asha sedang senang-senangnya menggambar. Memang sih sebenarnya dari dulu ya, tapi kalau dulu kan masih berupa coret-coretan ga jelas. Kalau sekarang, hasil gambarnya sudah agak berbentuk.

Gambar pertama ini maksudnya ingin menggambar sebuah hotel bertingkat yang tinggi sekali. Bagian paling bawah itu pintu masuknya. Lalu kotak-kotak di tengah itu jendelanya. Dan persegi panjang berwarna biru itu kolam renangnya.


Gambar kedua maksudnya adalah kupu-kupu. Tapi kupu-kupunya merepresentasikan anggota keluarga Asha. Dari kiri ke kanan, ada Papi, Mami,  Asha (digambarkan berkaki panjang, karena katanya Asha kan tuuiiinggi), lalu ada Jasmine (yang digambarkan paling kecil). Di samping Jasmine ada Yangti, Awik, Mbangkung dan terakhir Oma.


Gambar ketiga ini ceritanya dia mau menggambar Hello Kitty. 

 

Selasa, 24 November 2015

Swimming at sunset

Sejak seminggu yang lalu, kami memang sudah merencanakan untuk liburan ke Surabaya hari Sabtu ini. Yang menjadi incaran adalah Best Western Papilio Hotel.  Hal ini karena, kemarin-kemarin, si Papi pernah melihat daftar harga di hotel itu melalui Traveloka. Dan ada kamar paling murah seharga 420ribuan sudah termasuk sarapan. Lumayan murah kan..

Tapi ketika kami lihat lagi, kamar seharga itu sudah tidak ada. Kamar termurah yang tersedia adalah di harga 580ribu. Hotel bintang 4 yang lain, juga berada di kisaran 600ribu per malam. Jadi kami sempat mengurungkan niat kami, dan mengundurkan jadwal liburan. Tapiii.. Hari Jumat saya iseng-iseng melihat harga hotel di Hotel Quickly, dan ketemulah Best Western Papilio dengan harga 459ribu (sudah dikurangi kredit 60ribu). Langsung deh booking.

view hotel difoto dari kolam renang

Kami datang ke hotel sekitar pukul 3.15 sore setelah sebelumnya jalan-jalan dulu di Cito (yang jaraknya lumayan dekat dengan hotel). Nyampe sana, suasana lobby sangat ramai. Saya langsung menuju meja resepsionis yang tak kalah ramainya. Mbak-mbak resepsionisnya terlihat sangat sibuk, ada yang sedang melayani tamu, ada yang riwa-riwi sambil bawa kertas, ada yang ngecek komputer, pokoknya sibuk sekali. Di depan meja, ada beberapa tamu yang sedang menunggu dengan muka kesal. 

Setelah beberapa menit, saya baru paham situasinya. Di hari kedatangan saya itu, bertepatan dengan beberapa perusahan yang juga booking kamar di situ. Yang saya tahu ada rombongan dari Unilever dan Jawa Pos. Lainnya ada juga dari sebuah tim sepakbola yang sepertinya sedang mengikuti laga Jenderal Sudirman Cup di Sidoarjo (tim mana saya tidak tahu, tapi saya sempat melihat Diego Michell di sana). Terlihat juga rombongan anak-anak lelaki sekitar usia 20tahunan berpakaian kaos hitam-hitam, seperti hendak melihat konser. Oiya, kami juga sempat melihat Duta, Eross dan Adam Sheila on 7 waktu sarapan. Rame banget pokoknya.

Makanya, saya sih jadi maklum kalau pelayanan kamarnya agak lama, lha harus mengatur kamar untuk orang sebanyak itu bersamaan. Tapi itu tidak terlalu masalah karena sembari menunggu, kami bisa bebas makan kue kering dan jus jeruk yang disediakan di lobby. Selain itu, walau seribet apapun, sebanyak apapun dikomplain sama tamu, mbak-mbak resepsionisnya tetap ramah dan selalu tersenyum tulus, membuat hati adem ayem tentrem. Top lah pokoknya..

mari kita habiskan kuenya, hahahahaha...

BTW, waktu saya cek in, saya bertemu dengan mbak-mbak yang cek in juga. Dia bilang, dia juga booking via Hotel Quickly. Dan karena kreditnya banyak, jadi dia dapat harga 100ribu doang.
Wow wow wow wow.. mau doooooong...

Yang jadi kekurangan hotel ini menurut saya adalah, gedung hotel ini sangat tinggi sampai lantai 35, sedangkan lift nya hanya ada 2, itupun mereka bergerak hampir bersamaan. Jadi dalam kasus saya, silakan dibayangkan ya.. 

Saya dari lantai 10, hendak turun ke lantai 7 untuk berenang. Jika saat itu lift berada di lantai 9 dan sedang bergerak turun, berarti saya harus menunggu lift itu turun dulu sampai lantai 1, lalu naik lagi sampai lantai 35, baru kemudian turun lagi dan berhenti di lantai 10. Dua-duanya bergerak seperti itu dan hampir bersamaan, seperti balapan gitu. Bahkan saya dan Papi selalu tebak-tebakan, lift mana yang sampai duluan di lantai kami. Dan itu cukup menyita waktu.


Untuk kamarnya cukup nyaman. Luasnya standar, tidak luas, tidak sempit juga. Perlengkapan mandi lengkap, kopi, teh, gula dan pemanas airnya pun ada. Fasilitas lain ada kulkas, hair dryer, TV kabel, air panas di kamar mandi juga oke, Wifi memuaskan (speed antara 1,5 - 1,8 Mbps). Ada juga jam digital yang bisa dipakai sebagai radio, cukup menghibur.

pemandangan di luar jendela waktu siang dan malam
Yang paling saya sukai di sini adalah kolam renangnya. Posisinya di lantai 7, tepinya dibatasi oleh kaca transparan, jadi bisa menikmati suasana kota Surabaya dengan bebas. Airnya juga tidak bau kaporit. Kami memutuskan berenang di sore hari sambil menikmati sunset. Indahnya... Tidak kalah dengan suasana Bali, hehehehe..

 pemandangan waktu sunset
 
 
 paginya berenang lagi, asiiiiiikkk..


Sarapannya juga sangat beragam. Menu utama ada nasi goreng, spaghetti, fillet ikan, sosis sapi, beef bacon, ayam dan sayur-sayuran. Lalu ada bubur ayam dan soto ayam. Ada menu angkringan seperti tumis kacang panjang bakso, telur bumbu pedas, sate bakso ikan, dll. Ada sereal dengan dua pilihan susu, putih dan coklat. Roti tawar dengan beraneka selai dan keju slice, kue-kue, pizza daging, buah-buah (ada kiwinya juga), puding, yogurt, 5 jenis jus buah, 4 jenis kerupuk, dan lain-lain. Semua makanan yang saya ambil, rasanya oke punya. Haduh, perut sampai penuh, puaaaass..

Ya, kami memang makhluk karnivora :) 

Update tanggal 18 Januari 2016.

Karena kami puas dengan pengalaman pertama kali, jadi kami memutuskan untuk menginap lagi di hotel Best Western Papilio ini untuk kedua kalinya. Kali ini, kami memesan melalui Traveloka. Jenis dan ukuran kamar yang kami dapat sama ya, hanya bedanya, kalau yang kemarin kami dapat view persawahan, kali ini kami dapat kamar dengan view kolam renang dan perkotaan.
Wuaahh.. tambah puas deh..



view siang hari dari kamar

 view malam hari 


Karena kemarin itu tamu hotel tidak sebanyak sebelumnya, jadi waktu yang dihabiskan untuk menunggu lift terasa lebih cepat. Dan kali ini, kami mendapat snack dan teh hangat gratis sebagai camilan pada malam hari.

Dan hasilnya, tetap Recommended...
 

Selasa, 10 November 2015

Hari ketiga di Bali

Pagi hari ini kami agak bersantai-santai dulu, sambil memuaskan hasrat berenang Asha. Air kolamnya cenderung hangat, jadi walaupun berenang lama, badan Asha tidak terlihat menggigil sedikitpun. Rencananya kami berangkat ke tujuan pertama sekalian cek out saja pukul 10 pagi. Tujuan pertama kami adalah Krisna. Kami kembali ke sini karena ada beberapa oleh-oleh yang kemarin belum terbeli. 

Tujuan berikutnya adalah Waterblow. Tapi sebelum itu, cari rumah makan padang dulu di perjalanan untuk makan siang. Ketemulah RM. Minang Damai di Jalan By Pass Ngurah Rai, tepatnya di depan Sinarmas dan SMK Nusa Dua. Makan 5 porsi totalnya 109ribu. Rasanya mantab, memuaskan, recommended..


Untuk ke waterblow, kami juga hanya mengandalkan GPS. Begitu masuk ke Nusa Dua, suasananya sudah berbeda. Kita seolah-olah masuk ke sebuah kawasan elit yang indah, private, rindang, sejuk dan bagus. Hingga akhirnya kami sampai di jalan yang ditutup portal. Ternyata, untuk ke waterblow memang harus jalan kaki dari tempat parkir di samping portal itu. Sepanjang jalan setelah memasuki portal, kami disuguhi pemandangan taman yang indah. Lalu agak ke dalam kita bisa melihat pantai di kanan dan kiri kita. Pantainya sepi, cocok untuk foto-foto. Lalu kami harus melewati sebuah tanah lapang yang luas, kering dan panas. Baru deh sampai di lokasi waterblow. Masuk di sini juga gratis, bahkan parkirnya pun tidak bayar ( karena memang tidak ada tukang parkirnya).


 


 

 

Kami sampai di sana tengah hari, sekitar pukul 1 siang. Mungkin itu bukan waktu yang tepat ya, soalnya waktu itu jarang sekali terjadi "BLOW"nya, alias cipratan air ke atas itu. Sebenarnya ketika terjadi blow, sangat bagus. Hanya saja karena blownya jarang terjadi, jadi terasa sedikit membosankan. Jadi saran saja yang mau ke sana, carilah waktu yang tepat, mungkin pagi hari ya, sebelum jam 9.30, ketika air belum surut. Atau sore di atas jam 4 ketika air mulai naik.





Tujuan kami selanjutnya adalah Pantai Suluban atau Blue Point Beach. Kabarnya, untuk mencapai pantai ini, kami harus jalan menuruni anak tangga yang panjang. Berangkatnya sih mungkin oke ya, pulangnya itu yang ga bisa bayangin. Di Pantai Padang-padang aja ngos-ngosan, apalagi di sini. Jadi, rencananya kami hanya melihat-lihat pemandangan dari atas saja. Tidak perlu turun ke bawah. 

Tapiiiii takdir berkata lain. Jalan yang ditunjukkan mbak GPS ternyata sedang dalam perbaikan, otomatis kami harus putar arah. Karena sepertinya hanya itu jalan ke Pantai Suluban, akhirnya kami menyerah dan berubah tujuan menjadi Pantai Pandawa. Dan anehnya, mbak GPS tetap ngeyel menyarankan lewat jalan rusak itu tadi. Terpaksa lah kami mencari jalan alternatif sendiri, menyusuri jalan tikus yang kecil. Untungnya jalan ini sepi, andaikan kami papasan dengan mobil lain di sini, pasti akan kesulitan. Entah ini jalan yang benar atau tidak, nekat saja, nyasar-nyasar deh gak papa.

Alhamdulillah ga nyasar. Jalannya benar. Begitu ketemu jalan besar, si mbak GPS akhirnya mau memberi rute yang baru. Tapi kemudian, rutenya belok ke sebuah jalan yang sempit sekali. Kami menurut saja, karena kami memang buta arah di sini. Ternyataaaa jalan itu buntu sodara-sodara, kami disuruh putar balik sama orang yang jaga di situ. Kami dikerjain mbak-mbak GPS lagiiiiii... Ini kalo saya ketemu si mbak ini, sudah saya jitak kepalanya.




Ketika mendekati Pantai Pandawa, suasanya mulai terasa. Tebing-tebing di pinggir jalan diratakan, seolah dibentuk rapi, cantik. Di tebing sebelah kiri ada patung masing-masing tokoh Pandawa. Begitu sudah mendekati pantainya, jalannya menjadi bercabang. Kami yang tidak tahu itu, langsung jalan lurus saja. Di sana kami menemukan parkiran mobil yang sepi, hanya ada beberapa mobil saja. Di pantainya juga sepi. Heran, di pantai lain ramai, di sini kok kayak kuburan gini?



Ternyata, pusat keramaian terletak di belokan ke kanan tadi. Di sana mobil yang parkir sangat banyak. Tapi kami bersyukur sudah pergi ke wilayah yang sepi tadi. Enak, sepi, berasa pantai pribadi, hehehehe...

Biaya masuk ke Pantai Pandawa adalah 10ribu per orang, dan 5ribu untuk mobilnya. Tapi yang aneh, kami sudah di charge 40ribu, tapi hanya diberi 3 karcis. Ini orangnya lupa atau dikorupsi? Mungkin aja orangnya lupa ya..





Next, makan di Furama Cafe.
Begitu mendekati kawasan Jimbaran, tiba-tiba hujan turun, gerimis tepatnya. Untungnya cuma sebentar. Kami sampai di lokasi tepat pukul 4 sore, dan gerimis baru saja reda. Semua cafe di sepanjang pantai baru mulai mempersiapkan meja dan kursi, dan kami adalah pelanggan pertama. Karena suasananya masih mendung, Papi memilih bangku di cafenya saja, yang outdoor tapi masih ada atapnya, bukan yang di pantai, khawatir hujan kembali turun (dan ternyata benar gerimis kembali turun sekitar 20 menit kemudian). 

Kami langsung menunjukkan voucher yang sudah kami terima via email ke mbak pramusajinya. Karena kami pelanggan pertama, penyajian makanannya sangat cepat. Untuk rasa, semua cukup enak. Saya paling suka kerangnya, bumbunya mantab. Kekurangannya hanya di cumi goreng tepungnya yang sangat alot sampai tidak bisa dimakan.



Sensasi makan dengan menikmati pemandangan laut cukup menyenangkan. Setelah makan, kami bersantai dulu sementara  Papi dan Jasmine main-main di pantai. Ketika mau kembali, ada turis China yang mendekati Papi dan meminta ijin untuk mengajak Jasmine berfoto.
" Can i take a picture with your daughter?"
" She is so cute. She has a big eyes."

Katanya, neneknya merasa gemas melihat Jasmine yang dari tadi main-main di pantai, dan ingin berfoto dengannya. Setelah berfoto, si pemudi China ini berlari mengejar Papi dan memberikan sejumlah uang. Tentu saja Papi menolak. Tapi walau ditolak bagaimanapun, dia tetap memaksa. Katanya ini pemberian neneknya. Anggap saja kenang-kenangan. Okelah, akhirnya diterima.
Lucu juga mengingat kejadian itu. Biasanya orang kita yang mengajak bule foto, ini turisnya yang mengajak anak lokal foto :)


Berikutnya langsung ke bandara. Menurut saya, Bandara Ngurah Rai ini jauh lebih glamour dari Bandara Juanda. Ini sih lebih mirip mall kelas atas, yang harga makanannya minimal 100ribu per porsi. Gilak.. 

Kata temannya Papi, Lion Air itu apalagi kalau penerbangan malam, PASTI delay. Tapi alhamdulillah jadwal kami tepat waktu, hanya molor 5 menit saja. Justru Garuda yang malam itu mengumumkan delay 1 jam. Karena suasananya sedang mendung bahkan sempat hujan, di dalam pesawat sering terjadi goncangan kecil di sepanjang perjalanan. Baru tanda lepas sabuk pengaman dimatikan, sudah dinyalakan lagi, dan terus dinyalakan sampai turun. Deg-degan dong.. Tapi alhamdulillah kami landing dengan selamat.