Kamis, 28 April 2016

Menjahit dress anak asal jadi ala saya

Jadi ceritanya, saya punya beberapa kain katun perca yang masing-masing berukuran kurang lebih 50x50cm. Awalnya, kain-kain perca itu akan saya gunakan untuk membuat tas applique. Tapi ternyata, membuat tas applique tidak semudah yang saya bayangkan, sehingga mood saya drop. Nah, daripada kainnya nganggur, saya berniat untuk mengubahnya menjadi dress buat Jasmine. Hasilnya seperti ini :


Sebelumnya, perlu saya tegaskan bahwa saya bukan penjahit. Saya hanya kebetulan punya mesin jahit lama milik mertua saya, lalu belajar jahit secara otodidak. Jadi saya tidak tahu teknik-teknik khusus dalam menjahit. Kalo bahasa kerennya, baju-baju yang saya buat itu pokoknya jadi aja, entah tekniknya betul atau salah, hahahaha..

Termasuk dress buat Jasmine ini. Jika ada langkah-langkahnya yang culun, aneh atau kurang sip, mohon dimaklumi ya. Ini benar-benar tutorial menjahit dress anak yang asal jadi ala saya, hehehe..

Oke, ini dia langkah-langkahnya..

- Saya siapkan 2 buah kain berukuran 50x50 cm, warna ungu tua dan ungu muda. Masing-masing dipotong jadi 2, lalu dijahit selang seling seperti ini.


- Untuk kain yang bagian belakang, saya gunting atasnya untuk dipasang resleting nantinya.


- Jahitkan kain itu sehingga berbentuk melingkar. Hasilnya seperti ini.

Bagian depan

Bagian belakang

- Berikutnya pasang resleting jepang pada bagian belakang tadi.


- Luruskan antara garis tepi kain warna ungu tua. Sisi satunya juga diluruskan ya, pasang jarum pentul agar tidak bergeser.


- Lalu saya gunakan baju yang ada untuk dijadikan acuan membuat lingkar lengan. Setelah ditandai, langsung dipotong ya.



- Langkah selanjutnya, saya buat lipitan seperti ini, sehingga ukuran kain pundak kiri dan kanan sesuai dengan baju yang dijadikan acuan tadi. Lalu jahit lipitannya sampai di bagian dada.


Bagian belakang juga dibuat lipitan, walaupun agak miring, tapi gak papa lah, hahaha..

- Buat juga tanda untuk lingkar leher depan dan belakang, plus garis miring untuk bagian pundak.



- Begini hasilnya setelah dipotong.


- Jahit bagian pundak.


- Berikutnya. Siapkan 3 buah kain untuk rompok lengan dan leher, dengan lebar kira-kira 3cm saja, dan panjangnya menyesuaikan. 
Pertama, luruskan kedua kain. Bagian baik kain rompok menghadap bagian buruk kain utama. Jahit lurus di sepanjang kain, jaraknya 0,5cm saja dari tepi.

Hasilnya seperti ini

Lalu kain rompok dilipat ke depan, dan dijahit.

Hasilnya seperti ini.

Oke, ada yang harus saya akui. Baju ini awalnya untuk Asha. Baju yang saya pakai acuan pun adalah baju Asha. Tapi ternyata, buat Asha kurang panjang. Dan ketika saya cobakan ke Jasmine, bagian lengan dan pinggangnya terlalu besar. Jadi saya mengecilkan bagian lengan ke bawah seperti ini.


- Langkah terakhir adalah melipat bagian bawah baju supaya rapi.


- Dan taraaaaa.. bajunya sudah jadi.


Kain perca ukuran 50x50cm ini saya beli seharga 7ribu rupiah di tokopedia. Jadi modal untuk membuat baju ini hanya 14ribu untuk kain, dan resleting seharga 4 ribu. Murah, dan yang penting puas bisa menjahitkan baju sendiri buat anak :) 

Selasa, 26 April 2016

Mendongeng untuk Asha

Saya akui, saya jaraaaaaaang sekali mendongeng untuk anak-anak. Kalau waktunya tidur ya langsung berdoa lalu tidur. Kadang juga sambil nonton kartun, tapi tidak pernah sambil didongengkan cerita.

Kemarin, setelah membaca bahwa mendongeng sangat baik untuk perkembangan anak, saya jadi bersemangat untuk mendongeng setiap malam sebelum tidur. Beberapa manfaat mendongeng untuk anak adalah dapat memperkaya kosakata anak, dan bisa menytimulasi daya imajinasi dan kemampuan berpikir, agar si kecil tumbuh menjadi anak yang kreatif.

Masalahnya kemudian adalah, setiap saya mau mendongeng, selalu diambil alih oleh Asha.

Misal kemarin malam.
Awalnya, saya ingin bercerita begini.

"Jaman dahulu, ada si Ayam berteman dengan Putri. Putri itu memiliki tiara yang sangat cantik. Ayam ingin meminjamnya sebentar. Sang Putri mengijinkan, tapi harus dijaga baik-baik. Ternyata, Ayam ceroboh dan menghilangkan tiara itu. Walau seberapa keraspun Ayam mencari, tetap tidak ketemu. Putri sangat marah, lalu menghukum Ayam untuk terus mencarinya sampai ketemu. Makanya, sampai sekarang Ayam selalu mengais-ngais tanah untuk mencari tiara Sang Putri yang hilang. Selesai."

Tapi kemudian, ketika cerita saya baru sampai di bagian Putri memiliki tiara, Asha langsung mengoceh dan mengambil alih cerita. Cerita versi Asha begini.

"Putri punya tiara. Tapi kemudian tiaranya hilang.
Kemana tiaraku? Tiaraku hilang, kata Putri. Lalu Putri naik kuda kotak-kotak dan pergi mencari tiaranya. Kemudian Putri bertemu dengan Raja. Ternyata Raja lah yang mengambil tiaranya.
Kembalikan tiaraku. Itu punyaku, kata Putri.
Tidak mau, hahahaha, kata Raja.
Lalu syuuutt.. tiaranya jatuh dan hilang. Putri naik kuda kotak-kotak lagi lalu pulang. Setelah pulang, Putri menemukan tiaranya di rumah.
Horeee, tiaranya ketemu, kata Putri.
Selesai."

Minggu, 24 April 2016

Grand Trawas Hotel

Hari Jumat siang kemarin, kami sekeluarga berangkat ke Grand Trawas Hotel dalam rangka acara kantornya si Papi. Setelah sampai di hotel sekitar pukul setengah 3 sore, kami langsung cek in.

Di sini, penempatan lantai kamarnya beda dari hotel-hotel lain ya. Kalau hotel lain kan begitu masuk lobby, itulah lantai 1. Lalu lantai 2 dan seterusnya berada di atasnya. Tapi di Grand Trawas Hotel ini beda. Begitu masuk lobby, itu adalah lantai 3. Lalu turun tangga, sampai di lantai 2. Turun tangga lagi, barulah sampai lantai 1. Jadi kalau mau ke lantai 1 justru turun ke bawah.

Meja bilyard di samping lobby dan kolam renang beserta view pegunungan yang cantik..

turun tangga menuju lantai 2 dan kemudian lantai 1

Di sini hanya menyediakan 60 kamar saja, yang semuanya terletak di lantai 2 dan lantai 1. Si Papi sengaja memilih kamar di lantai 1. Kenapa? Padahal kan kolam renangnya ada di lantai paling atas. Alasannya, karena di lantai 1, ada halaman berupa taman di luar jendelanya. Sedangkan kalau lantai 2, di luar jendela hanya ada balkon saja.

dua kasur single dijadikan satu plus satu kasur single

view taman di luar jendela kamar

Kamarnya cukup luas. Awalnya saya agak kaget dengan ukuran kasur yang super besar. Ternyata, itu dua kasur single yang dijadikan satu. Pantas saja jadi besar. Fasilitasnya hanya ada 3 botol air mineral dan teh. No kopi, no kulkas, no bath up, no hair dryer.


Wifi di dalam kamar hanya bisa connect melalui HP saja, speednya berubah-ubah. Kadang cuma 50Kbps, tapi tiba-tiba bisa melonjak hingga 1,79Mbps.
Download video ukuran 220Mb hanya memakan waktu kurang lebih 4 - 5 menit saja. Tapi kalau malam, bisa lebih lama, antara 7 - 10 menit. Cukup cepat.
Tapi anehnya, saya tidak bisa connect wifi lewat laptop, tidak tahu kenapa.

ACnya model lama, tapi cukup dingin

Yang mengecewakan :

1. Saluran TVnya. Untuk saluran TV lokal, semua lengkap. Tapi saluran TV luar, hanya menampilkan channel-channel yang membosankan, banyak channel berbahasa china yang tidak ada subtitlenya. Atau channel olah raga dan berita luar negeri. Sama sekali tidak ada channel film hollywood atau film kartun anak, tidak ada hiburannya.

2. Air panas. Waktu kami datang, air panas di kamar mandi lancar-lancar saja. Tapi kemudian, hari Sabtu paginya, tiba-tiba air panasnya tidak mau keluar sama sekali sampai siang hari. Akhirnya terpaksa mandi dengan air khas pegunungan yang cukup dingin.

Untuk masakan cukup oke kalau menurut saya, kecuali mie goreng yang agak hambar. Di halaman hotel tersedia arena bermain anak, outbond, penyewaan ATV, trampolin, naik kuda (25ribu sekali putaran), dan juga pujasera.

Kalau suatu hari nanti kami kembali ke sini, mungkin tidak untuk menginap ya. Tapi hanya untuk mengajak Asha dan Jasmine bermain-main dan naik kuda saja. Makannya bisa di pujasera.

mari berenang..

taman bermain anak

naik kuda berdua

Jumat, 15 April 2016

Menyewa mainan

Asha dan Jasmine paling suka mainan ayunan dan perosotan. Sebenarnya kami ingiiiiin sekali membelikan mainan perosotan plastik seperti di taman bermain di dalam mall gitu, tapi harganya jutaan.

Akhirnya, kami memilih jalan lain yang lebih murah, yaitu menyewa. Kemarin kami menemukan satu persewaan mainan di Mojokerto yang menyewakan mainan seperti ini. Namanya Hijrah Baby Rent, bisa dicari di facebook.

Tarifnya untuk 1 minggu 100ribu, 2 minggu 170rb, sedangkan 4 minggu 260ribu. Awalnya Papi ingin menyewa 2 minggu saja. Tapi saya pikir-pikir kok sayang banget ya, beda harganya cuma sedikit, mending langsung nyewa 4 minggu saja, lha wong anak-anak juga senang kok mainan seperti ini. Akhirnya fix nyewa 4 minggu.

Mainannya diantar dan diambil oleh pemiliknya. Ongkos antar dan ambil masing-masing 10ribu, jadi total tambahannya 20ribu. Lumayan, biaya cukup ringan, anak-anak senang :)

Kamis, 07 April 2016

Tentang mie instan

Entah kenapa, tiba-tiba semalam saya teringat akan kenangan masa kecil tentang mie instan.

Dulu ketika berumur 5 atau 6 tahun, itulah saat pertama “pertemuan” saya dengan mie instan. Waktu itu, saya sedang bermain di rumah salah seorang tetangga yang cukup berada. Teman bermain saya ini sedang dibuatkan mie instan oleh ibunya.

Baunya alamaaaakk.. harum sekali menusuk-nusuk hidung. Ini adalah makanan yang paling menggoda selera yang pernah saya cium. Dari baunya saja, saya bisa menduga bahwa rasa makanan itu pasti sangat lezat. Saya sampai harus menelan ludah berkali-kali saking pengennya. Untuk minta, malu. Ditawari, saya tolak, sungkan.

Lalu entah kapan saat pertama makan mie instan, saya tidak ingat. Yang saya ingat betul, adalah ketika kami memasak mie instan, kami harus selalu berbagi. Saya lahir dengan 3 saudara. Jadi kami memasak 2 bungkus mie instan goreng bersamaan, lalu dibagi 4. Kadang pakai telur, kadang tidak. Kalau pakai telur, 1 butir telur ceplok dibagi 2, jadi semua dapat setengah-setengah.

Aturannya adalah, orang yang membagi mie instan tersebut tidak boleh memilih duluan. Jadi, ketika mie sudah terbagi 4, tiga saudara selain si pembagi mulai memilih bagian mie yang “kelihatan” lebih banyak. Sedangkan orang yang membagi harus pasrah menerima satu bagian mie terakhir yang “kelihatan” paling sedikit. Aturan ini tujuannya supaya si pembagi berusaha membagi mie seadil mungkin.
Fair enough..
Tapi aturan itu membuat kami tidak mau menjadi si pembagi. Kami ingin menjadi pemilih pertama supaya mendapat bagian yang “kelihatan” paling banyak, hihihihihi..

Mie instan seuprit itu kemudian kami makan dengan nasi putih yang banyak. Rasa enak, perut kenyang.

Lalu, saya selalu menanti-nanti satu kegiatan di SD saya yang hanya diadakan setahun sekali, yaitu “berkatan”. Jadi semua murid akan pergi ke sekolah membawa bekal masing-masing, lalu dimakan bersama di sekolah. Yang dibawa macam-macam, ada yang lauk ayam, ikan, daging, hati ampela, dan lain-lain.

Tapi semua itu tidak membuat saya tergiur. Karena bekal yang saya bawa jauuuuh lebih istimewa dari pada itu. Bekal saya adalah, mie instan dan telur ceplok. Jangan salah, ini bukan sembarang mie instan, tapi mie instan 1 bungkus. Bayangkan, 1 bungkus mie instan KHUSUS untuk saya sendiri, woooowwww.. amazing…

Ditambah lagi dengan telur ceplok 1 biji, bulat, utuh, tidak dibagi. Istimewaaaaa…..
Tentu dimakan pakai nasi dong, biar kenyang J

Ya, itu kenangan saya waktu kecil. Seiring dengan semakin mapan pendapatan orang tua, mulailah satu bungkus untuk satu orang, lalu berkembang lagi satu orang makan 2 bungkus mie, hahahaha..


Terkait dengan anak-anak, Asha dan Jasmine sangat jarang makan mie instan. Satu bulan berlum tentu makan satu kali. Sangat jarang sekali. Saya berusaha selalu menghadirkan sayur di rumah. Semoga sampai seterusnya seperti ini. Makan mie instan boleh, asal tidak sering-sering.

Minggu, 03 April 2016

Menginap di Hotel Elmi

Masih mengenai Hotel Quickly, saya mengamati, biasanya, kalau booking untuk hari itu juga, harganya akan lebih murah dibandingkan kalau booking sejak hari-hari sebelumnya.

Jadi rencana saya hari Sabtu kemarin, saya berangkat pagi ke Surabaya, jalan-jalan dulu di mall, baru siangnya booking hotel via HQ. Hotel yang jadi sasaran kami saat itu adalah Quest Hotel Surabaya. Harga yang tertera di HQ, setelah dikurangi kredit yang saya punya 130ribu, menjadi 389ribu per malam, sudah termasuk sarapan. Tapi begitu saya mau booking, gagal terus. Ternyata eh ternyata.. akun saya di suspend teman-teman, hahahahaha.. (tapi sekarang sudah aktif lagi kok :)

Akhirnya kami booking via traveloka. Kamar Quest Hotel untuk tipe dan fasilitas yang sama, di traveloka dibandrol 554ribu per malam. Wah, cukup mahal ya.. Seandainya di HQ kami tidak punya kredit pun, harganya masih lebih murah di HQ. Setelah melalui berbagai pertimbangan, kami memutuskan menginap di Hotel Elmi.

Ini kedua kalinya kami menginap di sini. Yang pertama dulu, belum sempat saya review di blog ini, pokoknya kesannya waktu itu puas sekali..

Keadaan hotel saat kami datang sedang direnovasi. Hotel Elmi termasuk hotel tua. Karenanya memang perlu peremajaan seperti ini. Dari yang saya lihat, perabot di lobby, restoran, coffee shop, semua baru. Sofa-sofanya baru, bahkan banyak yang masih dibungkus plastik. Interior yang lain juga dibangun dengan nuansa lebih minimalis. Jadi cantik deh..

Sofa di lobby masih baru, bahkan sofa sebelah sana masih dibungkus plastik. Juga ada satu set gamelan lengkap sebagai hiasan.

Kami mendapat kamar di lantai 2, satu lantai dengan kolam renang. Kalau dilihat dari segi pemandangan di luar jendela, kamar di lantai 2 itu nanggung ya.. Rendah enggak, tinggi juga enggak. Yang ada malahan kami mendapat pemandangan rimbunnya dedaunan dari pohon-pohon besar di sekitar hotel. Ga cantik sama sekali.

Luas kamar agak sempit, tapi masih cukup lega untuk dipakai tempat shalat dan bermain anak-anak. Saya cukup puas dengan kamarnya, walaupun complimentary drinknya cuma 1 botol aqua. Saluran TV cukup oke, ada kulkasnya, ada bath up nya, air panas lancar, colokan listrik banyak, lantainya pakai karpet. No hair dryer.



Yang paling mengecewakan adalah wifi nya. Saya tidak tahu lantai lain bagaimana, tapi di kamar saya, wifinya susah sekali buat connect. Sekalinya bisa connect, speed download maksimal 200Kbps. Itu udah Alhamdulillah nyampe speed segitu. Yang paling sering speednya di bawah 70Kbps. Dan kalau lagi lambat, speednya mentok di 10Kbps. Lama..
Setelah itu koneksi putus lagi, nyambungnya susah. Sekali nyambung putus lagi, haduuh..

Untuk sarapan, cukup bervariasi ya..
Menu utamanya ada nasi goreng, mie goreng, sayuran, daging sapi asap, ayam bumbu kemiri, telur ceplok dan telur dadar.

Menu lain ada bubur ayam, pecel, sop kikil, sereal, salad buah dan chicken thai (semacam salad ayam sayuran).
Untuk roti ada roti manis isi keju, croissant, roti pandan, pancake dan roti bakar, yang bisa dioles mentega, dengan topping saus coklat, strawberry dan blueberry. Berbagai selai juga ada.

Minumnya ada kopi, teh, jus jeruk dan jus jambu merah.
Semua rasanya enaaakk. Memuaskan.


rasa sop kikilnya benar-benar nendang, mantaabb..

Kolam renangnya sangat luas. Setiap pengunjung datang, langsung dikasih 2 handuk oleh mas penjaganya (padahal kita sendiri juga bawa handuk). Kolam kecilnya berisi air yang cukup untuk Jasmine bisa jalan-jalan gembira di dalamnya. 

di lorong menuju kolam renang


view gedung Hotel Elmi dilihat dari kolam renang

Overall, selain wifinya, saya cukup puas dengan hotel ini. Recommended..

Setelah cek out, kami mampir makan siang di Sate Klopo Ondomohen, di Jalan Walikota Mustajab 36, Surabaya. Katanya ini sate yang sudah terkenal ya?

Kami memesan sate sapi dan sate otot. Rasanya enak, satenya empuk (walaupun ada satu dua potong yang alot, tapi masih bisa dimaafkan :).

Saya tidak tahu berapa harga per porsinya, karena memang tidak ada tulisannya. Menu yang kami pesan, 20 tusuk sate otot, 10 tusuk sate sapi, 3 nasi, 3 es teh dan 2 kerupuk, dibandrol 100ribu bulet.

Kami mendapat saran dari salah satu blog, katanya jangan datang ke sini pada jam- jam makan, seperti jam makan siang. Jangan, ga bakalan dapat tempat. Memang kekurangan di sini menurut saya adalah tempatnya ya. Tempatnya terlalu kecil. Dan karena pengunjungnya sangat ramai, mau tidak mau, kita harus siap berbagi meja dengan pengunjung lain. Untungnya kemarin tidak ada pengunjung yang merokok.


sate sapi dibalut parutan kelapa..

penuh sesak

Jumat, 01 April 2016

Perkembangan mereka

JASMINE

- Bisa mengucapkan beberapa kata sesuai dengan situasi yang dialaminya seperti bobo, minum, nangis, pedes, panas, basah, tumpah, jatuh, dll. Tentu saja dengan awalan a-. Misalnya nangis jadi anyis, lalu ades, anas, asah, apah, atuh, dll. Bobo, duduk tetap bobo dan duduk, minum jadi alum.

- Sedikit-sedikit bilang atit (sakit), terutama kalau dia sedang tidak ingin dipegang. Kalau dipegang papinya, langsung nyengir-nyengir sambil bilang atit, disun pipinya juga langsung bilang atit. Hahahaha..

Dia juga belum bisa membedakan sakit dan gatal. Kalau merasa gatal, dia akan bilang atit. Pokoknya semua atit..

- Sekarang Jasmine dalam fase selalu menirukan kata-kata yang ditujukan kepadanya. Misal ditanya ,"Jasmine mau kemana?" Dia jawab ,"a a na.."
"Mau apa?" Jawabnya ,"a a pa.."
"Mau ini?" Jawabnya ,"a a ni.."

- Dulu, kakak Asha suka merebut barang apapun yang dipegang adiknya, sekarang ganti adiknya yang suka merebut. Mainan apapun yang dimainkan kakaknya, langsung diminta. Kalau sama kakaknya ga dikasih, langsung lapor Maminya sambil nangis ,"ajam..ajam.." (maksudnya pinjam, sambil nunjuk mainan yang dibawa kakaknya).

Dan kemauan Jasmine ini sangat kuat. Kalau dia menginginkan sesuatu, harus dipenuhi. Dia belum bisa diberi penjelasan, juga tidak mempan dialihkan perhatiannya. Keukeuh banget pokoknya.


ASHA

- Suatu hari, Asha bertanya.
" Mami, polisi tidur itu apa?"
Saya jawab : polisi tidur itu gunanya supaya orang yang naik motor, sepeda atau mobil jalannya pelan-pelan.
Dia : bis juga ya Mi?
Saya : iya.
Dia : kereta juga ya?
Saya : *langsung membayangkan bagaimana kalau rel kereta api dipasangi polisi tidur :)

- Setiap kami keluar rumah, baik ke tukang sayur, maupun ke supermarket, Asha selalu minta dibelikan ini itu. Minta ini tidak dikasih, mintu itu. Kalo tidak dikasih, dia akan minta yang lain. Walau dikasih pun, dia akan minta barang yang lain lagi, dan lagi, dan lagi. Sepertinya, dia sedang mencoba peruntungannya. Kalo dibelikan yang syukur, kalo tidak ya gak papa. Menurut Ayah Edy, kuncinya adalah konsisten. Sekali bilang tidak ya tidak, walau berapa kalipun dia meminta. Kalau orang tua tidak konsisten, anak mungkin akan belajar bahwa orang tuanya plin plan dan mudah berubah.

- Di sekolah, Asha sudah mengaji jilid 2, Alhamdulillah..

- Celoteh Asha..
+ Mi, monyetnya mana?
- Ga ada, sudah jauh
+ Jauh kemana?
- Pulang
+ Pulang kemana?
- Ke rumah
+ Rumah siapa?
- Rumah monyet dong
+ Rumah monyetnya belok mana?
- ... (masih mikir)
+ Rumahnya belok ke sana tah?
- ... (belum sempat jawab)
+ Rumah monyetnya besar ya Mi?
- ...

Batik Tulis Tulungagung

Kira-kira sekitar seminggu yang lalu, kami jalan-jalan ke Tulungagung untuk bersilaturahim ke rumah salah seorang teman si Papi, sebut saja namanya Mas Bagus :D
Jarak Kediri-Tulungagung cukup dekat, sekitar 30an kilometer saja. Perjalanannya juga lancar, tidak ada macet.

Sampai di sana, saya dibuat kagum dengan rumahnya yang berarsitektur jawa kuno. Benar-benar seperti rumah lama banget, padahal ini rumah baru lho.

Jasmine mejeng dengan sang pemilik rumah




bertamu ke rumah orang, malah rumah dijadiin objek foto-foto, hahahaha..

Di rumah ini, Mas Bagus dan istri membuka usaha batik tulis. Di ruang tamunya banyak dipajang batik-batik yang cantik, baik yang sudah jadi, maupun yang masih dalam proses. Semua batik yang dijual di sini adalah batik tulis ya. Harga yang ditawarkan bermacam-macam. Mulai dari yang paling sederhana 200ribu, hingga yang rumit mencapai jutaan. Mantaabb..

ini pertama kalinya saya melihat orang nyanting secara langsung

batik yang dipajang ini harganya ada yang 400ribu, 600ribu, macam-macam ya..

batiknya cantik-cantik

Kemarin juga, dalam rangka perpisahan dengan teman yang dipindahtugaskan, teman-teman si Papi memberikan batik ini sebagai kenang-kenangan. Semua puas dengan kualitas batiknya, recommended..
Buat yang sedang jalan-jalan ke Tulungagung, bisa beli batik asli Tulungagung ini sebagai oleh-oleh ya..

batik yang masih setengah jadi

Bisa langsung datang ke rumahanya di Jalan Sentot Prawirodirdjo 99, Kel. Panggungrejo, Kec. Kota, Tulungagung.
No telp : 0355-329909 / 085791107100
Atau bisa via online juga di fb dan instagram namanya Batik Yunar Tulungagung.