Sabtu, 13 Desember 2014

Jogja part 3 - Berburu bakpia dan gudeg

Hari Jumat pagi tetap diawali dengan gerimis kecil. Pukul 6.30 hujan reda, dan Asha langsung berenang dengan gembira. Agenda berikutnya di hari itu adalah berburu bakpia Kurnia Sari.

Sejak hari Selasa, kami sudah sering mendengar kabar bahwa untuk mendapatkan bakpia Kurnia Sari harus pesan beberapa hari sebelumnya. Kalau langsung datang ke sana, pasti akan kehabisan. Setelah mendapatkan nomor telepon Kurnia Sari, kami memesan pada hari Rabu untuk diambil hari Jumat. Dan ternyata, pesanan untuk hari Jumat sudah full !!!! Bisanya untuk hari Sabtu jam 5 sore. Huhuhuhu..

Ketika semangat saya hampir pupus (cailah..), saya menemukan sebuah postingan blog bulan Mei kemarin bahwa ternyata bisa lho membeli di Kurnia Sari secara langsung asalkan datangnya pagi-pagi pas baru buka.

Kurnia Sari mempunyai 3 outlet.
1. Jalan Glagahsari no. 91C telp. (0274) 380502, buka : 08.00 - 17.30
2. Jalan Glagahsari no. 112 telp. (0274) 375030, buka : 08.00 - 20.30
3. Ruko Permai, Pogung Lor no. 6 telp. (0274) 625279 buka : 08.00 - 20.30

Pukul 8 pagi kami berangkat ke outlet pertama. Saat ini outlet sedang ada renovasi, jadi terkesan tutup, padahal sebenarnya tetap buka di belakang. 

Saya baru menyadari kelemahan jika membeli dengan datang langsung, yaitu, untuk pilihan rasanya kita hanya bisa membeli sesuai persediaan. Waktu kami ke sana, rasa susu dan kumbu hitam kosong, mungkin kalau pesan dulu kami bisa mendapatkan dua rasa itu.

Oya, kemarin kami juga sempatkan membeli bakpia Raminten di depan pintu masuk Mirota Batik. Bakpia Raminten memang salah satu bakpia pilihan kami setelah Kurnia Sari. Rasanya enak juga, walaupun tetap bagi kami masih Kurnia Sari yang nomor satu hehehe..

Harga bakpia Raminten isi 20 : 25ribu.
Harga bakpia Kurnia Sari isi 15 : 28.500, isi 20 : 38ribu.

Memang seolah-olah harga Kurnia Sari lebih mahal ya, tapi lihat dulu ukurannya dong. Ukuran satu biji bakpia Kurnia Sari sekitar dua kali lipat ukuran bakpia Raminten. Jadi kalau dihitung-hitung, malah lebih murah Kurnia Sari kayaknya.


Hari Jumat pagi kami membuka kemasan plastik bakpia Raminten untuk dimakan di kamar hotel. Begitu dibuka, bau yang tercium langsung menyengat. Bagi saya, baunya wangi. Tapi bau wanginya seperti pewangi cucian, bukan bau wangi pada makanan. Dan ternyata, bakpianya jamuran, entah karena kadaluarsa atau proses pengepakan yang salah. Padahal selama ini beberapa kali beli bakpia Raminten baik-baik saja. Yah mungkin lagi apesnya kali ya.. 
Akhirnya satu kotak langsung masuk tong sampah. Huhuhuhu..

 bakpia jamuran..



Update :
Awal Januari lalu, gantian adik ipar saya yang jalan-jalan ke Jogja. Dia beli Bakpia 25 isi 20 biji seharga 45ribu. Rasanya enak, ukuran per bijinya berada di tengah-tengah antara Raminten dan Kurnia Sari.

Dalam perjalanan pulang, kami mampir ke Jalan Wijilan untuk membeli gudeg. Di sepanjang jalan tampak berjajar banyak penjual gudeg. Namun tujuan kami satu, yaitu gudeg Yu Djum. 

Gudeg Yu Djum konon adalah gudeg pertama di Jogja. Dulu lokasinya berupa rumah biasa di sebuah jalan kecil, atau lebih tepat disebut gang, tidak terlihat dari jalan. Tapi sekarang cabangnya sudah di mana-mana.

Kami membeli dua paket gudeg dengan wadah kendil seharga @100ribu. Bungkus kardusnya dihargai 5ribu per kotak. Untuk rasa, maaf, jangan tanya saya. Saya tidak suka gudeg, hehehe..

Jogja part 2 - Belalang goreng dan Mirota Batik

Sebelum meninggalkan Gunung Kidul, kami ingin beli oleh-oleh belalang goreng. Katanya sih di sepanjang jalan dekat pantai akan ada banyak penjual. Tapi entah kenapa waktu kami pulang, sekitar pukul 10.30, tidak ada satupun lapak yang buka. Sempat khawatir juga, jangan-jangan ini sedang tidak musimnya. Sayang kan sudah jauh-jauh kemari tidak beli belalang goreng. 

Saya lalu teringat kami tadi melewati sebuah toko oleh-oleh bernama "Walang". Mungkin di sana juga jual belalang goreng. Masa namanya Walang tapi tidak jual belalang? Kan aneh jadinya.
Dan ternyata benar, di sana tersedia belalang goreng. Yeeii...

Kami membeli satu toples belalang goreng seharga 40ribu. Sebenarnya, belalang itu buat oleh-oleh teman sekantornya si Papi, kalau saya mah ga mau, geliii...
Selain itu juga beli Yangko kemasan vakum 24ribu (supaya lebih tahan lama), sandal kecil 13ribu, sandal besar 16ribu.


Lanjut ke Jogja, perjalanan sekitar 2 jam dari Pantai Indrayanti. Kami mampir makan siang di Mbok Mandeg, singkatan dari Mbok Mangan Gudeg, di Jalan Parangtritis. Dari semua pesanan kami, (gudeg, bakmie goreng, paket gurame bakar, dan soto betawi) semuanya memuaskan. Rasa enak, harga juga wajar, sangat recommended. 

Setelah makan siang, langsung cek in ke Maharani Guesthouse di gang Sartono. Kami memilih sebuah kamar Deluxe seharga 450ribu ditambah extra bed 90ribu. Kamarnya cukup luas, bersih, ada kulkasnya juga. Meskipun penampakan hotel dari luar bertema jawa (ukir-ukiran, patung, dsb), tapi ternyata kamarnya sangat modern. Dan yang membuat saya senang, jendelanya langsung mengarah ke taman dan kolam renang. Sarapan di antar ke kamar jam 7 pagi berupa nasi goreng, teh hangat dan potongan buah semangka dan melon. 

pemandangan dari dalam kamar

pemandangan dari luar kamar, kamarnya di lantai bawah bagian tengah


walau habis hujan, tetap semangat untuk berenang..


lompaaaaaattt...


Selfie dulu di jendela kamar..


Jasmine juga ga mau kalah dong... ikutan selfie juga..




Malam harinya kami jalan-jalan ke Mirota batik di Malioboro. Dari awal, kami memang berencana langsung ke Mirota saja, karena harga di sini sudah harga pas, jadi tidak perlu tawar-menawar lagi.
Karena hujan, kami membawa dua buah payung untuk berjalan dari parkiran mobil ke sana. Di pintu masuknya disediakan tempat untuk meletakkan payung yang basah. Dan karena tempat payungnya tidak diorganisir dengan baik, alias asal taruh dan ambil, alhasil payung kami hilang satu. Entah tertukar atau diambil dengan sengaja. Sekedar tips, sembunyikan payung anda di tempat yang paling tersembunyi, atau bawa payung yang bisa dilipat kecil lalu masukkan ke dalam tas kresek atau tas anti air lainnya supaya bisa dibawa masuk.

Yang paling menonjol di Mirota adalah pernak-pernik barangnya yang unik dan beragam. Mulai baju, tas, jajanan, mainan anak, accesories wanita, alat dapur, hiasan rumah, sampai lukisan juga ada. Aduh, sampe gemes saya pengen beli ini itu. Barangnya lucu-lucu. Tapi untungnya saya bisa menahan semua keinginan itu hahahaha..

Akhirnya, saya beli :
1. Bola bekel harga 9ribu, sok-sokan pengen bernostalgia masa kecil, padahal aturan mainnya gimana sudah lupa hehehe..



2. Kipas lipat harga 7.500, ini juga pengen bernostalgia. Dulu waktu saya masih kuliah, ibu saya memberi kipas seperti ini, tapi sekarang sudah hilang. Kipasnya juga praktis kalau mau dibawa kemana-mana.
3. Kaos bergambar Arjuna harga @43ribu untuk Kak Dio dan Kak Adit. Kaosnya sangat lembut, dingin dan tidak kaku.
4. Tas rajut benang nylon harga 135ribu (tas selempang kecil). Di sana banyak tas kain batik lainnya. Tapi karena saya hobi menjahit tas, jadi kalau untuk tas kain daripada beli ya saya mending bikin sendiri hehehehe..
5. Dress batik untuk Asha harga 71ribu.
6. Sandal batik kecil harga 10ribu.


Untuk makan malam kami mencoba bakmie jawa Pak Pele di alun-alun utara (kami dapat rekomendasinya dari sebuah majalah kuliner Jogja). Waktu kami datang, sekitar pukul 20.45, suasana warungnya sangat ramai, banyak mobil dan motor parkir di sekitarnya. Kami sempat kebingungan mencari tempat duduk, selain karena ramainya, juga karena banyak pengunjung yang merokok di sana sini. Walaupun akhirnya dapat juga dengan mengambil kursi kosong dari meja yang lain supaya bisa duduk bersama.

Kami memesan bakmie goreng kuning, bakmie goreng putih (bihun), dan nasi goreng. Pesanan kami datang 30 menit kemudian. Untuk rasanya, memang enak, tapi menurut kami masih lebih enak bakmie goreng di Mbok Mandeg tadi. Jadi bingung kenapa sampai bisa ramai gini. Memang beda lidah beda selera ya.

Jogja part 1 - Main ke Pantai Indrayanti

Hari Rabu kemarin (tanggal 10 Desember), kami sekeluarga berangkat ke Jogja naik mobil. Berangkat dari Kediri jam 7 pagi, sampai Solo jam 11 siang, langsung mampir makan siang RM. Timlo Solo yang berlokasi di jalan Urip Sumoharjo 94. Ini pertama kalinya kami mencicipi timlo. Enak, hampir mirip seperti soto tapi rasanya lebih ringan.

Sebenarnya saya ingin mampir ke Candi Prambanan, tapi karena sudah capek di perjalanan, akhirnya kami memutuskan langsung ke hotel saja. Untuk malam itu kami berencana menginap di hotel Cykaraya di Wonosari. Kamarnya bersih, rapi, air panasnya juga mengalir lancar. Kelemahannya mungkin cuma ukurannya yang kecil, apalagi harus ditambah extra bed, jadi hanya tersisa ruang cukup untuk sholat satu orang saja. Harganya 225ribu dan extra bed 40ribu, dapat sarapan roti bakar dan teh hangat.

Kenapa di Wonosari? Karena eh karena, hari berikutnya kami ingin mengunjungi Pantai Baron. Jadi kalau kami menginap di Jogja, maka kami harus bolak balik ke Jogja dulu lalu ke Gunung Kidul lalu ke Jogja lagi, pasti sangat melelahkan. Makanya dipilihlah lokasi yang dekat dengan pantai.

Rencananya memang kami ingin ke Pantai Baron, tapi kata resepsionis hotelnya, Pantai Baron sekarang terlihat kumuh karena banyak kapal nelayan yang bersandar di sana. Dia menyarankan ke Pantai Indrayanti saja. Oke, kami ke Pantai Indrayanti. 

Tidak seperti hari sebelumnya yang sepanjang hari cuaca cerah, hari Kamis ini dimulai dengan hujan gerimis sejak pagi. Tapi itu tidak menyurutkan niat kami ke pantai. Jarak pantainya dari Wonosari sekitar 20km. Jalannya kecil meliuk-liuk. Waktu perjalanan pulang, kami berhadapan dengan bis pariwisata yang besar. Kedua kendaraan harus berhenti dan saling menepi pelan-pelan supaya bisa lewat. Saya sangat deg-degan saat itu, karena posisi mobil kami berada di tepi sawah yang agak dalam dari aspal, dan tidak ada pengaman di tepinya. Tapi tenang saja, aspal jalannya relatif bagus dan nyaman untuk dilewati. 



Pemandangan di Pantai Indrayanti sangat cantik. Pasir pantainya panjang dan bersih, di kanan dan kiri pantai ada bukit karang yang rendah, jadi berasa ada di Bali hehehe.. Tapi satu yang bikin ngeri, ombaknya agak besar bergulung-gulung. Memang angin sedang bertiup kencang, langit juga mendung dan sesekali gerimis datang. Jadinya tidak bisa maksimal mengambil foto.


Bersantai di gazebo milik restoran Indrayanti. Kalau mau duduk di sini, harus pesan makanan
atau minuman dulu, baru deh bisa santai..



Asha, entah kenapa, tidak berani menyentuh air. Dulu, ketika kami main di Pantai Pasir Putih, dia juga begitu. Awalnya tidak berani, tapi lama-lama senang juga sampai tidak mau pulang. Makanya kami mengira saat itu Asha juga butuh pengenalan dulu. 


 foto di antara bebatuan dan tebing pantai


Jam 10 hujan mulai turun deras, kami langsung melarikan diri ke dalam mobil dan memutuskan untuk cabut ke Jogja. Sampai kami pulang, Asha belum juga mau menyentuh air.

 Awalnya Asha mau menyentuh ombak asalkan saya gandeng tangannya. Ketika ombak kecil pertama datang, tidak ada masalah. Ombak kedua juga tidak masalah. Tapi ombak ketiga agak besar, pasir di kakinya seketika terseret ke laut, dan Asha langsung oling hampir jatuh..


dan dia langsung kabuuurrr..


Akhirnya Asha hanya bermain pasir di dekat gazebo dengan Yangti dan Dik Jasmine :)


Rabu, 03 Desember 2014

Jasmine merangkak dan berdiri sendiri

Jasmine sekarang sudah resmi merangkak :)
Berbeda dari Asha yang dulu merangkak dengan telapak kaki, Jasmine merangkak dengan lutut. Memang sesekali dia menggunakan telapak kakinya untuk maju, tapi yang paling dominan adalah dengan lututnya.

Sekarang Jasmine juga tidak suka kesendirian (cailaahh..) Kalau ditinggal sendiri, dia akan berteriak-teriak memanggil. Bukan menangis ya, tapi berteriak. Dan teriaknya kencang sekali.

Oya, akhir-akhir ini Jasmine sangat suka berdiri. Setiap ada kesempatan dia akan meraih apa saja untuk membantunya berdiri. Nah, tadi Jasmine mulai melepaskan pegangan tangannya ketika berdiri. Rekor paling lama sekitar 2 sampai 3 detik (Tapi belum sempat tertangkap foto)..
Alhamdulillah..

Minggu, 16 November 2014

Jasmine di Toddie Baby Spa

Asha dulu sudah mulai berenang umur 4 bulan, di kolam renang plastik milik kami sendiri. Sebenarnya kami ingin Jasmine pun seperti Asha, tapi karena alasan ribet, akhirnya sampai sekarang (Jasmine umur 6 bulan), dia belum pernah berenang sekalipun.

Ya, ribet. Ribet memompa kolam plastiknya (menguras waktu dan tenaga), ribet mengisi airnya (harus hangat-hangat kuku). Apalagi belakangan kami baru tahu kalau kolamnya berlubang karena digigit tikus *tepok jidat

Akhirnya, hari ini (Sabtu, 15 Nopember) kami berencana untuk membawa Jasmine ke spa bayi supaya dia juga bisa berkenalan dengan yang namanya berenang. Saya menelepon Toddie Baby Spa cabang Kediri untuk menanyakan jam operasional dan tarifnya.

FYI, alamatnya di Jl.Pemuda No.10 Kediri
Phone : (0354) 767-0078
PIN BB : 24E0F13F
Jam operasional : 09.00 - 20.00

Untuk berenang, hanya dibatasi sampai jam 17.00, tapi untuk massage bisa sampe malam.
Tarif berenang : Rp 110.000,-
Paket berenang plus massage : Rp 170.000,-
Daftar member : Rp 150.000,- berlaku seumur hidup, dan bisa digunakan di cabang manapun.
Jika sudah member, akan dapat potongan 20% untuk semua treatment dan diskon 10% untuk berbelanja, kecuali sabun dan makanan.

Karena hari Minggu biasanya ramai, saya sekalian buat janji untuk paket berenang dan massage. Inginnya sih yang paling pagi, yaitu jam 9, karena setelah spa kami akan pergi ke rumah Mbahkung dan Oma. Tapi kata mbaknya, bisanya jam 9.30 karena harus mempsiapkan air berenangnya dulu. Oke deh, akhirnya jam 9.30.

Oya, mbaknya juga berpesan supaya membawa kaus kaki. Karena kalau bapak ibunya ingin masuk dan melihat treatment pada si kecil, harus melepas sandal dan harus memakai kaus kaki (di sana juga disediakan kaus kaki untuk yang tidak membawa).

Hari Minggunya, kami datang agak telat, jam 9.45. Begitu datang, saya harus mengisi nama saya, nama anak, tanggal lahir anak, alamat dan nomor telepon di front desk. Setelah itu kami masuk ke dalam.

Di dalam ada banyak baju anak dipajang, juga ada tempat bermain anak. Kolam untuk berenang ada 3, juga ada matras tipis untuk massage, cukup untuk 5 anak.

Jasmine sempat saya susui sebelum mulai treatment. Dia sangat tenang seperti biasa, dari saat datang, ketika bajunya dilepas, bahkan sampai dibawa ke tepi kolam dan diciprat-ciprati air hangat ke kaki dan tubuhnya, dia tetap tenang. Tapi entah kenapa, dia tiba-tiba menangis, dihibur seperti apapun tetap menangis, sampai dipasang ban leher dan dimasukkan air, dia terus menangis.

Biasanya, waktu untuk berenang 20 menit. Tapi karena sampai sekitar 10 menit Jasmine tidak juga berhenti menangis, saya tidak tega. Akhirnya saya sudahi saja sesi berenangnya. Ketika diangkat, Jasmine lebih tenang.

Waktu ditaruh untuk dipijat, dia kembali menangis. Diberi mainan sekeranjang tidak ngefek. Asha ikut main di sampingnya juga tidak membantu.

Akhirnya saya coba susui lagi sebentar, dia kembali tenang, walaupun tetap terasa tersengal-sengal sedikit. Setelah tenang, saya tidurkan lagi dan mulai dipijit. Memang, dia kembali menangis, tapi jauuuuhh lebih pelan daripada sebelumnya. Sepertinya dia mulai terbiasa.

Tapi kemudian, muncul pelanggan lain yang akan berenang juga. Sama seperti Jasmine, anak ini juga menangis ketika diajak berenang. Tapi yang satu ini lebih ekstrim. Dia berteriak-teriak kencang sekali tanpa berhenti.

Jasmine yang awalnya mulai tenang, kembali menangis ketika mendengarnya. Akhirnya Jasmine saya pangku supaya tenang.

Yang dipijat mulai dari kaki, lalu tangan, punggung dan  terakhir perut.

Ketika sampai di punggung menjelang perut, Jasmine mulai rewel lagi, dia mungkin tidak tahan harus diam lama, dan sepertinya ditambah dengan mengantuk juga :)

Dan terakhir setelah massage, Jasmine ditimbang dan diukur panjang tubuhnya. Beratnya 7,4kg dan tinggi 70cm.
Alhamdulillah..

 

Sabtu, 15 November 2014

Jasmine 6 bulan, mulai BLW

Alhamdulillah, hari ini Jasmine tepat berumur 6 bulan. Dan itu artinya, tahap BLW dimulaiii..
Yippiiiee..

Senang, karena akhirnya bisa melihat ekspresi Jasmine ketika merasakan makanan padat pertamanya. Well, sebenarnya bukan yang pertama. Karena sehari sebelumnya (tanggal 14 Nopember) dia sudah makan jeruk dan semangka, hahahahaha...

Ekspresi Jasmine saat makan buah tuh sangat lucu. Nyengir-nyengir, trus senyum, trus terlihat serius sambil terus menghisap dan mengigit-gigit buahnya (dan juga sesekali gagging). Entah ada buah yang masuk perut atau tidak, tapi yang pasti, buahnya hancur dengan sukses, hehehehe.. Untungnya bukan hancur karena dibuat mainan saja, tapi hancur karena berusaha dimasukkan ke mulut dan digigit.

Menu hari berikutnya adalah apel dan pisang. Ini yang jadi masalah. Apel terlalu keras, sedangkan pisang terlalu lembek. Jadi BLW hari kedua tidak sukses. Mungkin berikutnya saya akan mulai mencoba sayuran seperti buncis dan wortel.

Kamis, 13 November 2014

Asha potong rambut

Rambut Asha memang belum pernah dipotong sejak lahir, kecuali poninya. Karena kami khawatir kalau rambutnya dipotong, maka gelombang di ujung rambutnya akan hilang dan berubah jadi lurus. Tapi akhirnya kondisilah yang memaksa kami memotongnya.
Ceritanya, akhir-akhir ini rambut Asha mudah sekali kusut. Dan setiap disisir, Asha akan merasa kesakitan, karena memang rambutnya sangat kusut di bagian mendekati ujung. Sebenarnya bisa saja tidak sakit ketika disisir, asalkan Asha duduk diam dan disisir pelan-pelan. Masalahnya, Asha tidak bisa duduk diam lama, selalu tidak sabaran.
Setelah saya lihat, ternyata rambut bergelombangnya sangat kering, bahkan setelah keramas sekalipun tetap kering, seperti rambut mati.
Akhirnya hari Senin kemarin (9 Nopember), saya dan Asha berangkat ke salon dekat rumah, salon khusus wanita dan anak-anak. Waktu sudah di sana, awalnya Asha menolak dipotong. Tapi dibujuk sebentar, dia langsung menurut. Dan mungkin entah karena tegang atau apa, dia duduk tenang sekali ketika dipotong. Itu adalah duduk Asha paling tenang yang pernah saya lihat, hahahaha..
Awalnya saya ingin rambutnya dipotong sampai bahu. Tapi setelah selesai, hasilnya lebih pendek dari itu. Well, tidak masalah, saya tetap puas dengan hasilnya. Asha jadi terlihat lebih fresh, dan yang paling penting, rambutnya jadi mudah disisir :)

 

Senin, 03 November 2014

Jasmine bergerak

21 oktober
Jasmine memang belum bisa merangkak, tapi dia sudah bisa merambat. Jika ada barang yang benar-benar diinginkannya (untuk dimakan, red), dia akan berusaha sekuat tenaga untuk merambat maju dan meraihnya.

28 oktober
Jasmine sudah bisa menggerakkan tangannya satu per satu untuk bergerak maju ke depan. Hanya saja kakinya yang belum bisa mengikuti gerakan si tangan ini. Alhasil, dia masih sering jatuh-jatuh saat bergerak.

1 nopember
Jasmine sekarang semakin senang melatih kekuatan otot-otot kakinya. Caranya? Dengan sering-sering melakukan posisi seperti gambar di bawah ini..

 

Rabu, 15 Oktober 2014

Jasmine duduk sendiri

Hari Minggu kemarin (12 Oktober 2014), kami dikejutkan ketika mendapati Jasmine yang tadinya dalam posisi tengkurap, sudah berubah menjadi posisi duduk. Sejak itu sudah beberapa kali Jasmine duduk sendiri, tapi saya belum sempat mendokumentasikannya.

Akhirnya pagi ini berhasil juga mengambil fotonya.

Langkah pertama, angkat bokong tinggi-tinggi.
Lalu mundur dan taruh bokong ke belakang dengan kaki yang ditekuk di depan.
Kemudian tarik tangan ke belakang supaya punggung jadi lebih tegak.
Taraaaaa...
Posisi duduk..

Update 3 Nopember 2014 :
Jasmine sudah bisa duduk tegak tanpa bertumpu pada tangannya.



Rabu, 01 Oktober 2014

Koleksi foto Ashmine

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Perkembangan mereka

Perkembangan Jasmine

Mengenai postingan saya sebelumnya tentang Jasmine yang mulai tengkurap, sejak saat itu dia semakin lancar untuk tengkurap, bahkan sekarang dia sudah bisa menggelinding, jadi mulai posisi terlentang, lalu tengkurap, lalu terlentang lagi. Sudah mulai tidak aman membiarkannya di atas kasur sendirian, harus dilengkapi pengaman di tepinya, dan di tembok.

Kenapa tepi tembok juga harus diberi pengaman? Karena selain dia sudah bisa menggelinding, Jasmine juga sudah bisa bergerak maju dan mundur. Jika dia posisi terlentang, kakinya akan dihentak-hentakkan ke kasur, sehingga bokongnya akan terangkat dan mendorong badannya ke atas.
Jika posisi tengkurap, ada dua macam gerakan. Kadang, tangannya akan mendorong badannya untuk bergerak mundur. Kadang juga, kakinya akan menekuk lalu bokong diangkat (seperti kalau hendak merangkak) dan badannya akan bergerak maju. Ini kalau tidak diberi pengaman di tepi tembok, alhasil kepalanya akan terbentur.

Jasmine juga sudah bisa menggerakan tangannya ke objek yang dia inginkan. Misal ada benda di dekatnya, matanya akan bersinar-sinar dan tangannya akan mencoba mengambil benda itu dengan semangat, sambil mulutnya mangap-mangap siap memakan benda itu. Tadi waktu saya lengah, Jasmine berhasil memegang buku milik Asha dan merobek satu halaman. Lalu selembar kertas itu diuwel-uwel sama dia, dan siap dimakan. Waktu buku dan sobekan kertas itu saya ambil, eh Jasmine menangis, padahal selama ini dia biasa saja kalau apapun yang dipegangnya diambil. Mungkin sudah saatnya membelikannya mainan.

Sejak beberapa hari lalu, Jasmine menemukan satu posisi baru, yaitu posisi tengkurap dengan lutut ditekuk dan tangannya lurus sambil mengangkat badan dengan bertumpu pada telapak tangan. Tapi belum bisa berpindah tempat, hanya goyang-goyang saja. Mungkin sebentar lagi dia akan merangkak.
Perkembangan Asha

Dulu, ketika melihat saya memakai gamis dan bergo, dia akan berkata "asha ikuutt..".
Tapi sekarang, sudah berubah menjadi "kemana kamu?"
Hahahahaha...

Ya, sekarang dia mulai menggunakan kalimat tanya. Ketika bingung memilih, dia akan bertanya "yang mana ya?"

Asha juga lebih mengerti kalau dia sekarang punya seorang adik. Kemarin, ketika saya sedang sibuk di dapur, tiba-tiba Jasmine menangis. Saya memanggil Asha dan memintanya untuk menemani dan menghibur adiknya. Asha langsung mendekati Jasmine sambil bertanya "gigit semut?" (Dia meniru saya yang ketika Jasmine menangis selalu mengecek apakah dia digigit semut atau tidak.) Lalu ketika Jasmine masih terus menangis, Asha mengambil buku miliknya, lalu membuka-bukanya di depan Jasmine. Seketika itu Jasmine diam dan mereka membaca buku bersama.

Minggu, 10 Agustus 2014

Jasmine miring dan tengkurap

Kemarin, sejak pagi Jasmine sudah mulai miring-miring. Si Papi bilang kalau sebentar lagi pasti Jasmine akan bisa tengkurap sendiri.
Baru dibilang gitu, eh siangnya Jasmine sudah bisa tengkurap sendiri..
Wow.. Kami benar-benar surprise..

Dan sepanjang siang itu dia tengkurap sendiri dua kali. Lalu malamnya tengkurap sekali.

Berikut adalah tutorial lengkap tengkurap sendiri ala Jasmine (hahahaha..) :

1. Kepala miring ke salah satu sisi, tangan juga diarahkan ke sisi yang sama.
2. Kaki diangkat ke atas, lalu bokong digulingkan mengikuti arah tangan dan kepala. Berikutnya, kepala dimajukan (dianggukkan) sampai dagu menempel leher untuk menarik seluruh badan.
3. Dan berhasil tengkurap. Taraaaa...

 

Sabtu, 09 Agustus 2014

Senyum Jasmine

Kalau dalam postingan saya sebelumnya Jasmine masih pelit senyum, beberapa hari ini justru sebaliknya. Membuat Jasmine tersenyum itu bagaikan membuat mie instan. Mudah - cepat - hasil memuaskan.

Mudah maksudnya tidak perlu usaha keras, cukup tersenyum di depannya sambil geleng-geleng kepala dan nyanyi "tang ting tung ting tang ting tung.."

Cepat maksudnya tidak butuh waktu lama.

Hasil memuaskan maksudnya dia akan langsung tersenyum lebar.

Bahkan pernah beberapa kali ketika saya cowel-cowel lehernya, dia tertawa kegelian. Tapi untuk yang ini, masih kadang - kadang. Kadang tertawa, kadang hanya senyum saja, atau kadang tidak ngefek sama sekali.

Senin, 28 Juli 2014

Hari Raya Idul Fitri 1435 H

Asha dan Jasmine sekeluarga mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1435 H..
Apabila ada isi blog ini yang kurang berkenan..
Saya mohon maaf ya..

---------

Biasanya, ketika saya mengajak Jasmine bercanda, responnya berupa mulut mangap-mangap (mungkin karena saya adalah gentong ASInya), lalu mulut monyong-monyong sambil bilang "ngguuu.." seperti ingin mengajak ngobrol. Misalpun dia tersenyum, itu hanya senyum kecil saja.

Nah, hari raya ini Pakdenya Ashmin (Asha - Jasmine) datang ke rumah Wilis. Waktu si Pakde ngajak Jasmine bercanda, eh dianya bisa senyum lebar. Bahkan, Jasmine tiba-tiba tersenyum lebar ketika melihat si Pakde,  padahal si Pakde sedang melihat ke arah lain. Mungkin bagi Jasmine, wajah Pakdenya lucu kali ya?

Hari raya pertama ini, kami berkunjung ke rumah Mbahkung dan Oma sore hari sebelum adzan maghrib. Karena memang warga Tosaren masih memegang budaya "unjung-unjung" ketika Hari Raya Idul Fitri, yaitu saling mengunjungi rumah tetangga untuk bersalam-salaman, keluarga kamipun tidak mau ketinggalan.

Sehabis shalat Maghrib, seolah seperti dikomando, semua orang satu per satu mulai keluar dari rumah mereka masing-masing, lalu saling bersalaman ketika bertemu di jalan. Suasananya ramai sekali. Jalanan gang kami yang sempit seolah tidak ada ruang lagi karena penuh dengan orang-orang. Canda, senyum dan tawa terdengar dimana-mana. Sangat menyenangkan. 

Dan walaupun sudah bersalaman di jalan, tetap saja kami akan mengunjungi rumah para tetangga satu demi satu, karena biasanya ada satu atau dua anggota keluarga yang tidak ikut keliling, entah karena sudah tua, sedang tidak enak badan, atau sekadar untuk menjaga rumah.

-----------

Dulu sebelum Jasmine lahir, saya terus berdoa supaya dia lahir pada awal atau pertengahan Mei, dan nifasnya tidak lama-lama, supaya saya bisa berpuasa ketika bulan Ramadhan datang. Dan Alhamdulillah semua terkabul. Saya bisa berpuasa sebulan penuh tanpa bolong satupun hehehehe..
Senang rasanya..

Mungkin banyak para ibu menyusui di luar sana yang  tidak berani berpuasa karena khawatir produksi ASI akan menurun. 

Saya banyak menemukan pengalaman ibu hamil maupun menyusui yang tetap berpuasa. Bahkan ada yang sedang hamil plus menyusui pula, tapi tetap bisa berpuasa sebulan penuh. 

Tidak perlu khawatir. Jadi intinya, yang pertama adalah niat berpuasa dulu. Masalah kuat atau tidak, produksi ASI menurun atau tidak, kita serahkan kepada Allah. Kita harus yakin bahwa Allah pasti akan memberi kemudahan. Juga jangan lupa banyak-banyak minum air putih ketika sahur, berbuka dan malam hari. Saya juga rutin makan kurma masing-masing 4-5 biji saat sahur dan berbuka.