Hari Rabu kemarin (tanggal 10 Desember), kami sekeluarga berangkat ke Jogja naik mobil. Berangkat dari Kediri jam 7 pagi, sampai Solo jam 11 siang, langsung mampir makan siang RM. Timlo Solo yang berlokasi di jalan Urip Sumoharjo 94. Ini pertama kalinya kami mencicipi timlo. Enak, hampir mirip seperti soto tapi rasanya lebih ringan.
Sebenarnya saya ingin mampir ke Candi Prambanan, tapi karena sudah capek di perjalanan, akhirnya kami memutuskan langsung ke hotel saja. Untuk malam itu kami berencana menginap di hotel Cykaraya di Wonosari. Kamarnya bersih, rapi, air panasnya juga mengalir lancar. Kelemahannya mungkin cuma ukurannya yang kecil, apalagi harus ditambah extra bed, jadi hanya tersisa ruang cukup untuk sholat satu orang saja. Harganya 225ribu dan extra bed 40ribu, dapat sarapan roti bakar dan teh hangat.
Kenapa di Wonosari? Karena eh karena, hari berikutnya kami ingin mengunjungi Pantai Baron. Jadi kalau kami menginap di Jogja, maka kami harus bolak balik ke Jogja dulu lalu ke Gunung Kidul lalu ke Jogja lagi, pasti sangat melelahkan. Makanya dipilihlah lokasi yang dekat dengan pantai.
Rencananya memang kami ingin ke Pantai Baron, tapi kata resepsionis hotelnya, Pantai Baron sekarang terlihat kumuh karena banyak kapal nelayan yang bersandar di sana. Dia menyarankan ke Pantai Indrayanti saja. Oke, kami ke Pantai Indrayanti.
Tidak seperti hari sebelumnya yang sepanjang hari cuaca cerah, hari Kamis ini dimulai dengan hujan gerimis sejak pagi. Tapi itu tidak menyurutkan niat kami ke pantai. Jarak pantainya dari Wonosari sekitar 20km. Jalannya kecil meliuk-liuk. Waktu perjalanan pulang, kami berhadapan dengan bis pariwisata yang besar. Kedua kendaraan harus berhenti dan saling menepi pelan-pelan supaya bisa lewat. Saya sangat deg-degan saat itu, karena posisi mobil kami berada di tepi sawah yang agak dalam dari aspal, dan tidak ada pengaman di tepinya. Tapi tenang saja, aspal jalannya relatif bagus dan nyaman untuk dilewati.
Pemandangan di Pantai Indrayanti sangat cantik. Pasir pantainya panjang dan bersih, di kanan dan kiri pantai ada bukit karang yang rendah, jadi berasa ada di Bali hehehe.. Tapi satu yang bikin ngeri, ombaknya agak besar bergulung-gulung. Memang angin sedang bertiup kencang, langit juga mendung dan sesekali gerimis datang. Jadinya tidak bisa maksimal mengambil foto.
Bersantai di gazebo milik restoran Indrayanti. Kalau mau duduk di sini, harus pesan makanan
atau minuman dulu, baru deh bisa santai..
Asha, entah kenapa, tidak berani menyentuh air. Dulu, ketika kami main di Pantai Pasir Putih, dia juga begitu. Awalnya tidak berani, tapi lama-lama senang juga sampai tidak mau pulang. Makanya kami mengira saat itu Asha juga butuh pengenalan dulu.
foto di antara bebatuan dan tebing pantai
Jam 10 hujan mulai turun deras, kami langsung melarikan diri ke dalam mobil dan memutuskan untuk cabut ke Jogja. Sampai kami pulang, Asha belum juga mau menyentuh air.
Awalnya Asha mau menyentuh ombak asalkan saya gandeng tangannya. Ketika ombak kecil pertama datang, tidak ada masalah. Ombak kedua juga tidak masalah. Tapi ombak ketiga agak besar, pasir di kakinya seketika terseret ke laut, dan Asha langsung oling hampir jatuh..
dan dia langsung kabuuurrr..
Akhirnya Asha hanya bermain pasir di dekat gazebo dengan Yangti dan Dik Jasmine :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar