Kamis, 04 Juli 2013

Tersiram air panas

Oya, sejak hari Minggu kemarin (30 Juni 2013), kami sudah resmi menempati rumah kontrakan baru di Mojokerto. Lokasinya di daerah Sooko, lumayan dekat dengan alun-alun. Harga kontrakan rumah ini dua kali lipat dibanding rumah yang di Pasuruan. Tapi sepadan kok, rumahnya lebih luas, jalan depan rumah juga lebar, kira-kira bisa muat 3 mobil, juga one gate system.

Pindahan dari Pasuruan menggunakan truk dengan biaya 6,5 juta untuk truk dan sopirnya, sedangkan kuli angkutnya 3 orang 250 ribu. Walaupun sepertinya tidak banyak barang yang dibawa, tapi nyatanya tetap saja menghabiskan 16 buah karton besar, padahal perkiraan awal cuma butuh 10 karton saja :)

penampakan rumah yang masih berantakan, dan si Bos Cilik yang lagi tidur


Oya, kemarin ada kejadian. Ceritanya begini..
Seperti biasanya, setiap jam 5 sore, saya menyiapkan secangkir kopi panas buat Papi. Di rumah baru ini, dapurnya sangat lebar, tapiiiii tempat untuk memasaknya sangat sempit. Dan karena kami baru pindah ke sini, kami belum sempat beli meja untuk di dapur.

Jadi cangkir kopi yang baru saya seduh itu saya taruh di space kosong depan kompor, di pinggir. Nah, waktu itu saya tidak melihat Asha mendekat karena saya menghadap kompor. Dia langsung ke depan saya dan memeluk kaki saya. Pas saya reflek mundur, tubuh Asha agak oleng dan tangannya berusaha menggapai sesuatu, dan kenalah cangkir kopi itu.

Kopinya tumpah mengenai paha kiri Asha. Langsung saja saya bawa ke kamar mandi dan saya siram-siram terus dengan air dingin. Setelah tangisan Asha mereda, saya bawa ke kasur dan saya oles caladine lotion (karena hanya itu yang ada di rumah). Setelah Papi pulang, kami mengoles luka Asha dengan odol ( yang ternyata setelah saya googling, itu adalah cara yang salah, jadi JANGAN DITIRU).

Kemudian saya mengompres kulitnya yang memerah dengan air es, supaya dingin. Setelah dikompres, kulit yang memerah alhamdulillah langsung berkurang.

setelah dikompres, merah-merahnya berkurang


Waktu kami cari info di imternet, banyak yang menyarankan pakai lidah buaya untuk luka bakar. Karena kami tidak punya tanaman itu, langsung ke alternatif berikutnya, yaitu dengan dioles Bioplacenton. Beli di apotek seharga 13 ribu, langsung kami oles ke lukanya. Hari ini alhamdulillah lukanya sudah sembuh. Warna merah di kulitnya sudah normal kembali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar