Kamis, 06 Juni 2013

Mencari kontrakan di Mojokerto


Hari Kamis, tanggal 30 Juni lalu, keluar keputusan mutasi untuk para fungsional pemeriksa pajak. Dan Si Papi kebagian dimutasi ke Mojokerto. Alhamdulillah,  menjadi lebih dekat ke Kediri, hanya sekitar 1,5 jam perjalanan.

Nah, hari Kamis kemarin, karena kebetulan sedang tanggal merah, kami pergi ke Mojokerto dengan 2 tujuan.
Pertama, ingin melihat posisi dan kondisi sekitar kantor baru.
Kedua, untuk mencari rumah yang dikontrakkan di dekat kantor yang ada di daerah Sooko.

Beberapa hari sebelumnya, kami sudah coba mencari iklan rumah dikontrakkan di internet. Dan memang seperti yang kami duga, hasilnya sangat sedikit sekali. Tapiiiiiii, ada sebuah rumah yang menarik perhatian kami.
Lokasinya di Perumahan Bumi Sooko Permai. Melihat nama perumahannya, semua pasti langsung menyimpulkan kalau lokasinya di daerah Sooko. Sip, berarti dekat dengan kantor.
Terus di keterangannya tertulis kamar ada 3 buah, dan tiap kamar ada ACnya. AC itu yang jadi pertimbangan besar kami memilih rumah itu. Soalnya pengalaman di rumah Pasuruan, kalau cuacanya sedang panas bisa panaaaaaaaas banget. Dan kalau beli dan pasang AC sendiri agak ribet, soalnya kan harus jebol tembok segala.
Dan karena di iklan itu hanya menampilkan foto rumah bagian luar saja, kami menelepon pemiliknya dan mengajak janjian untuk melihat bagian dalam rumah.

Jadilah hari Kamis itu kami ke Mojokerto. 3 hal yang bisa saya katakan tentang Gedung KPP Pratama Mojokerto yaitu besar, bagus dan warna-warni.
Awalnya saya kira kantornya terletak di daerah tengah kota yang suasananya ramai, jalan depan kantornya lebar dan tak pernah sepi kendaraan, ternyata tidak seperti itu. Suasana kanan kiri kantor penuh dengan perumahan warga. Banyak juga sawah dan lahan tak terpakai. Jalan depan kantor juga tidak selebar yang saya bayangkan. Tapi saya justru suka yang seperti itu, suasananya tenang dan tidak ribut.

Perumahan pertama yang kami lihat adalah Griya Japan Raya yang berada tepat di depan KPP. Perumahannya sangat lebar dan luas. Andaikan saya bisa memilih, saya ingin mendapat rumah kontrakan di sini saja. Selain dekat dengan kantor, luasnya perumahan bisa saya manfaatkan untuk bersepeda dengan Asha di pagi hari.

Sayangnya, setelah berkeliling lama, kami hanya menemukan 2 rumah yang bertuliskan DIKONTRAKKAN. Yang satu, rumahnya sangat kecil dan tidak ada penutup untuk mobil. Dan yang kedua, sangat cocok dengan keinginan kami, hanya saja nomor telepon yang tertulis tidak bisa dihubungi.

Karena hari sudah agak siang, kami memutuskan untuk makan siang mie ayam sekalian bertanya tentang lokasi Perum Bumi Sooko Permai yang sedang kami cari. Penjual mie ayamnya mengatakan bahwa tempatnya dekat, tinggal berjalan ke arah kanan, lokasinya tepat di depan SMA. Kami pun merasa tenang karena lokasinya ternyata seperti yang kami duga, dekat dengan KPP.

Setelah kami cari-cari, ternyata perumahan di depan SMA itu bernama Wisma Sooko Indah. Memang ada “Sooko”nya, tapi bukan itu yang kami cari. Agak kecewa, kami memutuskan meneruskan perjalanan sambil mencari-cari ke kanan kiri jalan sepanjang daerah Sooko. Ketika mencapai perempatan lampu merah, kami agak ragu,”ini harus jalan ke mana? Apakah jalan di depan itu masih daerah Sooko?”

Kami memutuskan berjalan lurus saja, dan ternyata jalan itu masih daerah Sooko. Kembali kami memantau kanan kiri jalan mencari perumahan Bumi Sooko Permai. Sayangnya, sampai keluar Sooko, kami tidak menemukannya. Itu memunculkan keraguan dalam diri saya.
Saya : jangan-jangan Perumahan Bumi Sooko Permai lokasinya tidak berada di Sooko?
Papi : namanya saja “Sooko”, ya pasti berada di Sooko dong..
Saya : ya mungkin saja kan, pendirinya iseng ngasih nama.

Akhirnya kami memutuskan bertanya pada tukang tambal ban. Kami diberitahu bahwa orang-orang biasanya menyebut Bumi Sooko Permai itu dengan BSP, lokasinya di perempatan lampu merah tadi belok kanan, nanti ada tulisan BSP yang besar.
Saya langsung ber”oooohh” panjang sambil manggut-manggut. Pantas saja kami tidak menemukannya, kami pikir perempatan belok ke kanan atau kiri itu sudah keluar Sooko.

Setelah kami belok kanan, kami fokus mencari tulisan BSP yang katanya besar tadi. Tapi sampai agak jauh, kami tidak juga menemukannya. Begitu kami melihat ada gerbang besar ke sebuah perumahan, kami langsung menepi dan melihat tulisan di papan namanya. Dan tertulis “Banjaragung Surya Permai”.



Saya langsung mikir ,”Banjaragung Surya Permai juga bisa disingkat BSP, jangan-jangan singkatan BSP yang disebut orang-orang itu sebenarnya adalah Banjaragung Surya Permai, dan tukang tambal ban tadi, yang hanya mendengar kata BSP-BSP, salah mengira bahwa Bumi Sooko Permai itulah BSP.”
Saya langsung lemas lagi. Ini sudah kedua kalinya kami bertanya ke penduduk sekitar, dan ternyata petunjuknya masih salah juga. Jangan-jangan benar kalo Bumi Sooko Permai tidak berlokasi di Sooko..

Papi memutuskan bertanya pada satpam di perumahan tadi. Dan satpamnya bilang bahwa Bumi Sooko Permai ada di belakang perumahan itu. Jadi kami tadi sebenarnya sudah melewatinya, hanya saja kami tidak tahu.
Setelah kami menyusuri lagi jalan yang kami lewati tadi, barulah kami ngeh bahwa di sana ada sebuah jalan menjorok ke dalam. Dan di dalamnya ada sebuah gapura bertuliskan Bumi Sooko Permai. Saya langsung lega luar biasa.
Ternyata memang perumahan itu berlokasi di Sooko, hahahahahaha..

akhirnya ketemuuuuuu...



Akhirnya kami menemukan rumah dalam iklan yang kami idam-idamkan itu. Penampakan dari luar meyakinkan. Tempat parkir mobil luas, jalan depan rumah cukup lebar, lingkungan rumah tidak terlalu ramai dan berisik. Kami semakin suka rumah itu.
Pertama kali kami masuk ke dalam rumah, saya suka. Walaupun dua kamar depan sangat sempit, itu tidak masalah, kami bisa menggunakannya sebagai gudang. Di samping kamar itu ada kamar mandi, yang ketika saya lihat, kondisinya cukup bersih. Lalu saya suka ruang keluarganya yang luar biasa luas, dengan sebuah lubang cahaya di atas sehingga ruangannya menjadi terang. Lalu kamar tidur utama juga sangat luas, dilengkapi lemari pakaian yang besar dan ada kamar mandi dalam. Walaupun ketika saya lihat WCnya seperti tidak bisa terpakai lagi, tapi kan masih ada kamar mandi satunya. Dan juga, ada tempat menjemur cucian di atap rumah. Jadi saya tidak perlu menjemur di depan rumah dan mengexpose pakaian dalam kami, hahahahaha..
Saya sangat suka rumah ini.

Tapi, setelah kami melihat lebih jeli, kami kecewa. Dapurnya sangat sempit, bahkan tidak ada tempat lagi untuk menaruh rak piring. Tempat jemurannya juga, tenyata, sangat sempit sekali. Andaikan saya harus menjemur cucian di situ, saya akan kebingungan menaruhnya di mana.
Dan di atas itu semua, yang paling membuat kami kecewa adalah suasana rumahnya sangat lembab. Tembok di sana sini penuh dengan bekas rembesan air dari atas, bahkan ada tembok yang masih basah, mengelupas dan berjamur. Bahkan lagi nih, di dalam kamar tidur utama ada genangan air yang belum kering. Itu pertanda bahwa gentengnya ada yang bocor.

Wah, daripada kami harus repot mengurus rumah yang akan selalu basah, lebih baik kami mencari kontrakan yang lain.

Dan seharian itu kami berkeliling ke banyak perumahan, tetapi belum ada hasil. Dan kami kembali merasakan betapa tidak gampangnya mencari rumah kontrakan. Seperti quotenya Papi ,
”Rumah yang dikontrakkan belum tentu sesuai dengan yang kita inginkan, dan rumah yang kita inginkan belum tentu dikontrakkan.”
 :)

Asha pake mukena ( lagi )




Tidak ada komentar:

Posting Komentar