Rabu, 04 November 2015

Wisata Air Panas Padusan

Asha sangat suka berenang. Hampir di setiap weekend, dia pasti mengajak untuk berenang. Well, sebenarnya Asha mengajak untuk ke hotel. Tapi tujuannya tetap saja, supaya bisa berenang di kolam renang hotel. Karena itu, weekend ini kami ingin mengajak Asha berendam di Wisata Air Panas Padusan di Pacet.

Dulu kami pernah berniat pergi ke sana pukul 11 siang dan hasilnya kami terjebak macet panjang, yang akhirnya membuat kami memutuskan untuk berputar balik daripada harus terjebak kemacetan dalam waktu yang lama. Karena itulah, kali ini kami sengaja berangkat lebih pagi pukul 8, dan sampai di lokasi pukul 9 tepat. Kami membayangkan di sana pasti masih sepi, ternyata bayangan kami salah total. Parkirannya sudah hampir penuh. Padahal itu baru pukul 9 pagi. Mungkin karena hari itu adalah hari Minggu kali ya..

Karcis masuk di gerbang pertama Padusan
Gerbang pertama menuju ke Wisata Air Panas Padusan berjarak sekitar 300meter dari tempat parkir. Di sana kami membayar tiket masuk masing-masing Rp 12.000 untuk dewasa dan Rp 3.000 untuk mobilnya. Anak-anak free. Setelah memarkir mobil, kami harus berjalan kaki menuju lokasi kolam renang. Di kanan dan kiri jalan penuh dengan warung dan penjual makanan lain.


 Di sana juga ada beberapa penjaja jasa naik kuda dengan tarif Rp 20.000. Sebaiknya sebelum masuk ke gerbang menuju kolam renang, sempatkan untuk beli makanan dan minuman dulu. Karena setahu saya, di dalam sana tidak ada yang jual makanan. Saya membeli gorengan seharga seribuan per item. Bagi saya, rasa gorengannya hambar, tapi petisnya enak. Waktu pulang, kami juga sempatkan membeli pentol di sebelah gerbang, lumayan enak juga.

Yang saya heran, ternyata kalau mau masuk ke kolam renangnya kami harus membeli tiket lagi seharga Rp 10.000 untuk dewasa dan Rp 7.500 untuk anak-anak. Lha terus yang di depan tadi tiket untuk apa?

Di depan sana, yang ada spanduk warna kuning, adalah loket tempat membeli tiket kedua untuk masuk ke area kolam renang



Suasana kolam renangnya gilaaaa... rame bangeeeet... 

Sebelum pulang, kami membeli sate kelinci di sekitar parkiran, tepat sebelah jalan menuju air terjun. Rasanya enak, cukup memuaskan. Harga untuk 20 tusuk sate, 2 piring nasi dan 2 jeruk hangat adalah 58ribu.

Waktu kami sedang menikmati sate kelinci, saya melihat ada yang sedang mencuci mobil. Saya kira, yang sedang mencuci mobilnya adalah sang sopir, sementara sang majikan sedang berendam air panas. Tapi ternyata bukan sodara-sodara. Waktu hendak pulang, kami baru sadar bahwa semua mobil yang ada di tempat parkir dalam keadaan sudah tercuci, termasuk mobil kami. Dan waktu keluar, kami harus membayar Rp 15.000 untuk ongkos parkir dan cuci mobilnya. (Kami baru sadar bahwa tiket Rp 3.000 di gerbang tadi adalah tarif untuk parkir mobil)

Agak gak sreg juga sih dengan sistem yang seperti ini, karena terkesan memaksakan. Bagaimana kalau pengunjung tidak mau membayar ongkos cucinya? Kan kita tidak minta dicuci? Situ yang seenaknya nyuci mobil kita. Iya kalo mobilnya kotor. Kalau ternyata mobilnya dalam kondisi bersih karena barusan dicuci di rumah gimana? Masa harus bayar juga?

Kondisi mobil semua dalam keadaan sudah tercuci 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar