Rabu, 04 November 2015

Sariawan berjamaah

Semua dimulai di hari Senin. Saya merasa suhu badan Jasmine sedikit hangat. Pagi itu dia menyusu dan tidur seperti biasa. Menjelang siang, dia mulai menolak nyusu. Setiap puting masuk mulutnya, dia langsung mengeluarkannya lagi disertai gerakan seperti muntah. Awalnya saya pikir dia hanya kekenyangan. Tapi kemudian suhu tubuhnya semakin panas dan semakin panas, hingga mencapai 38,9°C.

Ternyata, malamnya saya melihat ada sariawan yang besar di lidah Jasmine. Terjawab sudah mengapa seharian ini dia sangat rewel, tidak mau makan dan minum. Saya dan Papi bergantian memberikan terapi skin to skin pada Jasmine, supaya suhu tubuhnya menurun. Juga berusaha memberikan minum air putih sesering mungkin. Masalahnya, Jasmine kan masih kecil, dia belum bisa diatur atau dikasih tahu. Kalau dia tidak mau minum, ya kami tidak bisa berbuat apa-apa.

Sariawannya segede gaban !!!

Malam hari adalah tantangan yang sebenarnya. Jasmine yang biasanya tidur nyenyak dengan diselingi menyusu, kali ini menjadi super duper rewel karena tidak bisa menyusu plus ada rasa sakit di mulutnya. Jadilah saya dan Papi sedikit begadang dan sedikit berolah raga angkat beban pada malam itu. Jasmine maunya digendong sambil berdiri supaya bisa tidur. 

Hari Selasa alhamdulillah suhu tubuhnya menurun dan menjadi normal pada siang menjelang sore. Seharian ini Jasmine menjadi manja luar biasa, mintanya digendong terus, terutama ketika dia mengantuk. HARUS DIGENDONG. Malamnya tidak sesulit hari Senin. Walaupun masih rewel, beberapa kali bangun dan menangis, tapi dia tidak minta digendong. Hari Rabu pun begitu. Malamnya alhamdulillah jauh lebih tenang. Dia terbangun beberapa kali sambil merengek kecil, lalu kembali tidur setelah tangan kecilnya memegang tubuh saya ( seolah memastikan bahwa saya masih ada di sampingnya). Sepertinya dia mulai terbiasa dengan tidur tanpa menyusu. 

Beginilah aksi Jasmine kalau dia minta gendong.

Hari Kamis siang, setelah saya selesai memasak, saya agak surprise melihat Jasmine sudah tidur pulas tanpa rewel sedikitpun. Menjelang siang, dia mulai mau menyusu lagi. Awalnya dia menolak. Tapi pelan-pelan mau memasukkan puting ke dalam mulut, lalu pelan-pelan mulai dihisap. Dan alhamdulillah menyusunya kembali normal.

Karena kejadian ini, alhasil payudara saya langsung membengkak kepenuhan ASI, harus segera diperah. Masalahnya, alat perah saya ada di Kediri. Dan saya sejak dulu tidak bisa memerah ASI manual menggunakan tangan. Tapi karena terpaksa, ya sudah dicoba saja. Alhamdulillah akhirnya berhasil juga. Walaupun hasilnya tidak bisa maksimal jika dibandingkan dengan memakai alat perah. Tapi lumayan bisa mengurangi bengkaknya.

Yang lucu, sejak hari Minggu, Asha juga mengeluh sakit di mulutnya. Dan sejak itu sampai hari Kamis, sariawannya belum sembuh juga. Dia menjadi malas makan karena selalu kesakitan. Dan saya, Maminya, juga mengalami sariawan di bibir bawah, disertai panas dalam dan sakit ketika menelan.

Oalaaaahh.. sariawan kok ya berjamaah begini ya..
Semoga semuanya segera sembuh..
Aamiin..

Walaupun lagi sariawan, tapi kalau buat makan es krim ga ngaruh ya.. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar