Minggu, 02 Agustus 2015

Makanan yang terbuang

Kemarin di RT kami diadakan acara Halal Bihalal. Tujuan acara itu baik, yaitu saling bersilaturahim, bermaaf-maafan, mendengarkan ceramah keagamaan, dan diakhiri makan bersama dengan penuh kegembiraan.

Tapi semua hal baik itu diakhiri dengan kemubadziran. Piring-piring kotor bertumpuk-tumpuk. Sayangnya, begitu banyak dari piring itu yang "tidak kosong". Yang sempat saya lihat, ada dua piring bertumpukan, masing-masing menyisakan 2 butir bakso yang terbuang. Ada juga yang menyisakan satu tusuk sate utuh yang belum termakan. Itu baru 3 piring yang saya lihat, bagaimana dengan yang lainnya? 

Padahal kalau dipikir lagi, sekenyang apa sih, sampai tidak bisa menghabiskan 2 butir bakso atau 1 tusuk sate saja?
Yang paling menjengkelkan adalah, ini ambilnya PRASMANAN.
Harusnya tau dong kapasitas perutnya sendiri seberapa banyak. Harusnya dengan prasmanan ini bisa meminimalisasi makanan yang terbuang. Kalau ambil mbok ya secukupnya saja. Kan kalau kurang bisa ambil lagi.

Tapi kejadian di lapangan malah sebaliknya. Banyak orang mengambil makanan secara berlebihan, lalu merasa kekenyangan dan tidak habis. Atau ada juga cewek-cewek sok jaim yang menganggap bahwa menyisakan makanan itu keren, sedangkan kalau makanannya habis itu maruk dan ga cantik.

Keterangan gambar :
Gambar saya ambil siang tadi di sebuah warung mie di Mojokerto. Meja itu bekas pasangan muda-mudi yang mampir makan siang. Piring si cowok habis, sedangkan piring si cewek "agak" utuh, alias hanya berkurang sedikiiiittt, dan ditinggalkan di meja begitu saja.

Saran saya buat mbak-mbak atau siapapun yang "hobi" menyisakan makanan :
1. Kalau perut masih terasa kenyang, mbok ya tidak usah pesan makanan.
2. Kalau memang harus pesan makanan, mbok ya dimakan yang rapi dari pinggir2, jadi kalau tidak habis bisa minta dibungkus.
3. Berkaitan dengan poin 2, kalau makanannya tidak habis, mbok ya jangan ditinggalkan tergeletak di meja begitu saja, minta dibungkus aja buat dimakan lagi di rumah. Gak papa kok, ga dosa, ga hina, bukan tindakan kriminal juga, jadi ga perlu malu atau gengsi ya..
4. Kalau makan di tempat makan yang pakai level-levelan, mbok ya pesan yang sesuai dengan kemampuan kita ya. Ga usah sok-sokan pesan yang level tinggi biar kelihatan keren, trus kepedesan malah ga habis.

Astaghfirullah..
Ampunilah segala dosa kami ya Allah..
Jauhkanlah kami dari perbuatan mubadzir. Semoga kami selalu ingat bahwa masih banyak saudara-saudara kami di luar sana yang membutuhkan makanan, sehingga kami bisa lebih menghargai makanan dan tidak membuang-buangnya dengan percuma.
Aamiin..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar