Minggu, 20 November 2016

Air Terjun Watu Lumpang, Pacet

Waktu Papi melihat-lihat gambar air terjun di IG, ternyata ada air terjun cantik lain di Pacet sebelum Air Terjun Watu Ondo. Namanya Air Terjun Watu Lumpang. Jadilah Hari Sabtu ini kami berangkat ke sana.

Jalanan menuju Pacet sangaaaat menyenangkan. Di sepanjang perjalanan, kami disuguhi pemandangan persawahan dan gunung-gunung yang cantik. Juga ketika memasuki Tahura Raden Soerjo. Wah, dipenuhi dengan nuansa hutan yang rindang, hijau, dan sejuuukk sekali. Saya sangat menyukainya.




Kami sengaja berangkat dari rumah pukul 7 pagi, supaya ketika sampai di sana belum ada pengunjung, sehingga kami bisa bebas berfoto tanpa gangguan objek lain. Tapi efeknya, ketika kami sampai di sana pukul 8 pagi, air terjunnya masih tutup, hahahahaha..

Oke lah, kami menunggu di sana, dengan asumsi bahwa petugasnya baru akan datang pukul 9. Sementara kami menunggu di kursi dekat gerbang, Papi lebih dulu jalan ke arah air terjun untuk foto-foto dan melihat-lihat situasi.




Awalnya, saya, Jasmine dan Asha menunggu dengan riang gembira. Kemudian terdengarlah suara burunf di atas pohon. Saya langsung pura-pura menjadi Dora the explorer dan bilang ,"what is that?"
Asha dan Jasmine langsung fokus ke atas pohon mencari burung itu. Tapi setelah dilihat-lihat, yang saya kira suara burung itu adalah suara monyet.

Suasana kami langsung mencekam. Asha, (yang sebelumnya sudah trauma dengan monyet setelah pengalaman di Bali tahun lalu, juga tadi ketika kami berhenti di satu titik untuk melihat pemandangan, ada satu monyet yang hendak menyerang pengunjung sambil memperlihatkan gigi-giginya), langsung diam tidak berani bersuara. Saya pun juga tidak boleh bersuara sedikitpun. Apalagi ketika melihat di jalan menuju air terjun, banyak sekali monyet bermain di sana. Semakin takutlah Asha. Saya, juga menjadi waspada, karena kalau misalnya ada monyet yang nakal seperti di Bali waktu itu, sayalah yang harus melindungi Asha dan Jasmine.

Di Tahura R. Soerjo ini, memang banyak hidup para monyet liar. Mereka biasanya duduk di tepi jalan untuk meminta makanan pada para pengendara yang lewat. Untungnya, Papi segera kembali dari air terjun. Kata Papi, memang tadi banyak monyet di sepanjang jalan, tapi mereka langsung pergi ketika melihat manusia. Dan memang benar, ketika kami berempat berjalan ke air terjun, tidak ada satu monyetpun yang terlihat. Alhamdulillah..

Jarak dari gerbang depan sampai ke air terjun sangat dekat (berbeda dari semua air terjun yang pernah kami datangi, yang biasanya harus menuruni banyak anak tangga dulu). Di Watu Lumpang, air terjunnya ada dua. Satu dengan aliran air yang cukup deras dan agak berundak, dan satu lagi air terjun dengan aliran air yang terbilang kecil.

Dan ternyata betul dugaan kami. Petugas air terjun baru datang pukul 9 pagi. Biaya masuknya dihargai 10ribu per orang dewasa, anak-anak free, dan 5ribu untuk parkir mobil. Untung saja kami datang sejak pagi, jadi bisa memotret sepuasnya. Karena setelah portalnya dibuka, pengunjungnya datang silih berganti.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar