Kamis, 02 Juni 2016

Candi Tikus dan Gapura Bajang Ratu

Kerajaan Majapahit merupakan salah satu kerajaan terbesar di Indonesia pada jaman dulu. Dan sekarang, sisa-sisa kebesaran kerajaan ini dapat ditemui di beberapa tempat di Kabupaten Mojokerto, tepatnya di daerah Trowulan.

Minggu kemarin, kami main-main ke salah dua candi di sana, yaitu Gapura Bajang Ratu dan Candi Tikus. Memang kedua candi ini termasuk candi kecil, bukan berupa candi yang besar dan megah seperti Borobudur dan Prambanan. Untuk masuk ke area kedua candi ini cukup mengisi buku tamu, tanpa membayar apapun. (Dulu kami pernah ke Candi Brahu di Trowulan juga. Di sana diminta membayar uang masuk, tapi seikhlasnya).


Pertama, Gapura Bajang Ratu.

Candi ini terletak di Dukuh Kraton, Desa Temon, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Nama Bajang Ratu mungkin berhubungan dengan Raja Jayanegara. Bajang artinya kecil. Menurut cerita, Jayanegara dinobatkan sebagai raja ketika dia masih bajang atau masih kecil, sehingga julukan Ratu Bajang atau Bajang Ratu melekat padanya.


Dilihat dari bentuknya, Gapura Bajang Ratu merupakan bangunan pintu gerbang tipe paduraksa, yaitu gapura yang memiliki atap. Menurut para ahli, bangunan ini diduga menjadi pintu gerbang menuju sebuah bangunan suci untuk memperingati wafatnya Raja Jayanegara pada tahun 1328 M (yang dalam Negarakertagama disebutkan kembali ke dunia Wisnu).

Candi ini dikelilingi oleh taman-taman yang terawat cantik. Kami tiba di Gapura Bajang Ratu sekitar pukul 6.30 pagi. Waktu itu, kami adalah pengunjung pertama, bahkan masih ada pegawai yang sedang merapikan taman.






Next, kami lanjut ke Candi Tikus. Lokasinya sangat dekat dengan Gapura Bajang Ratu, hanya beda dusun saja. Candi ini terletak di Dusun Dinuk, Desa Temon, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Disebut Candi Tikus karena pada saat dilakukan penggalian pada tahun 1914, banyak ditemukan sarang tikus di sana.


Untuk fungsi dari candi ini tidak diketahui secara pasti. Namun menurut para ahli, karena susunan bangunannya mirip dengan Gunung Mahameru di India, konsep pembangunan candi ini pun tidak lepas dari kesucian Gunung Mahameru, dan berfungsi sebagai petirtaan suci, artinya air dari tempat tersebut dianggap sebagai air suci.

Berbeda dengan candi-candi lain, Candi Tikus ini terletak sedikit ke bawah tanah. Jadi, jika dilihat dari jalan, candi ini tidak akan terlihat. Saya sempat celingukan mencari dimana candinya, hahahaha...



Kami tiba di sana sekitar pukul 7.30 pagi. Sama seperti di Gapura Bajang Ratu, kami juga pengunjung pertama. Candi ini dikelilingi taman-taman juga. Model tamannya juga serupa dengan di Bajang Ratu. Untungnya, kami datang datang tepat waktu, jadi kami bisa bebas foto-foto tanpa gangguan. Karena ketika kami pulang pada pukul 8, ada rombongan dari sebuah sekolah TK sedang berkunjung ke sana.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar