Rabu, 26 September 2012

Odong-odong

Selama ini, setiap kami keluar jalan-jalan ke mall bersama Asha, kami belum pernah menaikkan Asha ke satu mainanpun di wahana bermain. Soalnya, setiap kami mencoba menaikkannya (misalnya di mainan mobil-mobilan yang bisa goyang), Asha pasti berontak dan menangis. Entah karena takut, atau karena dia lagi badmood dan capek.

Kemarin waktu kami belanja di Giant Sidoarjo, kami melihat ada mainan mobil-mobilan kecil yang dipajang. Iseng-iseng kami coba menaikkan Asha di atasnya. Ternyata Asha sangat menyukainya. Dia tertawa-tawa dan terlihat sangat senang. Waktu diturunkan dari mainan itupun Asha berontak dan berteriak tidak mau.



Makanya, waktu kami jalan-jalan ke GOR Pasuruan hari Minggu kemarin, kami ingin mencoba menaikkan Asha di odong-odong. Mau ga ya?

Awalnya pas mau naik, dia tidak mau, merengek-rengek tidak mau melepas tangan Papinya. Tapi begitu sudah naik, dia diam saja.

Ya..
Diam saja..
Tidak senang, tidak nangis juga. Diam saja.
Wajahnya terlihat serius dan agak tegang, tidak ada ceria-cerianya sama sekali.
Hahahahahahaha..

Inilah wajah-wajah tegang Asha..




Rabu, 19 September 2012

Kepedasan

Kemarin ada kejadian lucu yang menimpa Asha. Pas lagi enak-enaknya di kamar, tiba2 saya dengar teriakan Asha dari ruang tamu. Waktu saya ke sana, Asha berlari ke arah saya sambil memegang mulutnya. Secara refleks, saya langsung melihat sekeliling mencari penyebab nangisnya Asha. Dan di sana, di samping pintu depan tergeletaklah sebiji cabe dengan kondisi mengenaskan hampir putus jadi dua.

Langsung sadarlah saya bahwa Asha sedang kepedasan. Asha pasti mengambil cabe dari piring bekas gorengan yang saya sajikan untuk Pak Tukang yang sedang benerin rumah, lalu menggigitnya sampai hampir putus. Tadinya piring itu dibawa oleh pak tukang ke samping rumah, dan saya tidak tahu kalau piring itu sudah dikembalikan di depan pintu.

Penampakan biji cabe naas


Langsung saya kasih jus semangka kesukaannya, awalnya dia mau minum, tapi cuma beberapa teguk sudah tidak mau sambil teriak-teriak kepedasan lagi. Tapi alhamdulillah, sebentar kemudian Asha sudah bisa senyum-senyum lagi.

Sebelum ini Asha juga pernah secara tidak sengaja makan sambal. Waktu itu kami sedang makan di Rumah Makan Bumbu Desa Kediri. Untuk meredakan rewelan Asha, Papi bermaksud memberinya sebuah sendok untuk dipegang Asha. Yang Papi tidak tahu adalah, sendok itu bekas menyendok sambal. Alhasil Asha langsung menangis karena kepedasan.
Hahahahahaha... Maafkan kami ya Asha...


Selasa, 18 September 2012

Flashback kelahiran Asha


Postingan kali ini, saya ingin sedikit flashback detik-detik ketika saya melahirkan Asha.
Waktu itu hari Rabu tanggal 13 Juli 2011 sekitar pukul 21.00, ketika saya sedang telpon-telponan sama Papinya Asha (karena waktu itu saya berada di Kediri dan papinya Asha kerja di Pasuruan). Di telpon itu Papi terus memantau bagaimana kontraksi yang saya rasakan. Sampai malam itu, saya baru mengalami kontraksi ringan saja 5 sampai 10 menit sekali, belum ada tanda-tanda mau melahirkan, padahal HPLnya ya hari itu.

Sambil bercanda saya bilang “ kalo sampe besok masih begini aja gimana? Besok pulang ya Pi..
Dan dijawab,” iya, pokoknya begitu keluar darahnya ya langsung pulang

Setelah telpon ditutup, saya pergi ke kamar mandi. Ketika saya lihat di CD sudah ada darahnya, saya sedikit kaget. Langsung teringat kata-kata dokter kandungan saya, kalau keluar darah berarti harus segera ke rumah sakit, sebentar lagi mau melahirkan.

Cepat-cepat saya telpon Papi lagi untuk mengabarkan hal ini.
Saya : Pi, sudah keluar darahnya..
Papi : Hah? Serius? (ga percaya, dikira saya sedang bercanda)
Saya : iya, serius..
Papi : Beneran? (masih ga percaya)
Saya : iyaaaaaaaaa…

RUANG BERSALIN

Sebenarnya saya sendiri juga kaget, baru saja bercanda2 di telpon, ehh.. keluar darahnya beneran. Langsung saya ke rumah sakit dengan Ibu Mertua dan Adik Ipar jam 22.00, dan langsung masuk ke ruang bersalin.

Oya, tentang ruang bersalin ini, sebelumnya saya tidak percaya ketika ada seorang teman yang bilang bahwa ketika kita melahirkan di rumah sakit itu, kita akan ditempatkan di suatu ruangan bersalin bersamaan dengan beberapa ibu hamil lainnya.
Waktu itu saya pikir “Hah??serius?? berarti kita bisa dengar jeritan ibu lain yang sedang melahirkan? ga mungkin dong.. kan kasian ibu-ibu yang baru pertama kali melahirkan, mereka pasti ketakutan..”

Ditambah lagi selama ini saya melihat di tipi-tipi bahwa ibu melahirkan di rumah sakit pasti di ruangan yang isinya hanya 1 orang, saya semakin tidak percaya dengan kata-kata teman saya itu.

Tapi ternyata teman saya itu benar. Waktu itu saya dibawa ke sebuah ruangan dengan 3 orang ibu hamil lainnya. Bahkan saya sempat mendengar suara 2 ibu lainnya yang melahirkan lebih dulu. Ketika mendengar suara tangisan bayi, hati saya terharu dan ikut gembira, ingin menangis rasanya, hehehe..

Seorang ibu muda di samping saya juga sama dengan saya, ini kehamilan pertamanya. Dia sudah masuk ke ruang bersalin lebih dulu dari saya. Tetapi sepanjang malam saya di sana, yang saya dengar adalah tangisannya. Dia terus mengeluhkan sakit di perutnya kepada suaminya. Sepertinya ada faktor ketakutan juga setelah mendengar ibu-ibu lain yang melahirkan duluan, bahkan setelah saya keluar dari ruangan itu, bukaannya belum komplit juga. Kasihan..
Oya, detail-detail waktu kontraksi sampai saya melahirkan sudah pernah saya posting DI SINI ^_^

DIGUNTING DAN DIJAHIT

Waktu saya masih kuliah dulu, ada teman saya yang sudah melahirkan. Dia melahirkan hanya berselang 1 bulan dari kakaknya. Bedanya, kalo dia melahirkan secara normal, sedangkan kakaknya cesar. Waktu itu saya masih sangat polos dan belum tahu bagaimana konsep melahirkan.

Si Kakak bilang ke saya begini
Kakak : Kasian tuh si A (maksudnya si Adik)
Saya : Kenapa Mbak?
K : ya sekarang dia selalu kesakitan tiap ke kamar mandi, gara2 luka jahitan bekas digunting itu.
Saya : Hah? Digunting? Apanya? (masih ga ngerti)
K : Ya digunting lubangnya lah, biar bayinya lebih gampang keluar.
Saya : Tapi dikasih obat bius kan?
K : ya enggak lah, langsung digunting gitu aja..
Saya : Hahhhh???? Digunting gitu aja??? Apa ga sakit?
K : Tenang aja, kata si A walaupun digunting tapi ga kerasa kok, soalnya rasanya masih kalah sama rasa sakitnya melahirkan.

Dan ternyata memang iya.
Waktu melahirkan Asha, si Papi menemani di samping saya sambil menggenggam tangan saya. Jadi dia bisa melihat seluruh proses kelahirannya. Nah, Papi lah yang memberi tahu saya bahwa tadi saya juga digunting. Saya sendiri malah tidak terasa apa-apa.

Setelah Asha lahir, barulah proses menjahit kembali sobekan bekas digunting tadi. Sempat deg2an, karena ada salah satu teman yang cerita bahwa saat dia dijahit, dia bahkan sampai menggigit kain supaya tidak teriak saking sakitnya. Setelah dibius, mulailah proses dijahit. Memang masih terasa sedikit sakit, tapi bisa saya tahan dengan memikirkan hal yang indah-indah, dan juga berdzikir.

Tahap berikutnya yaitu IMD. Setelah beberapa lama dicoba, Asha belum juga mencapai puting dengan usahanya sendiri, dan karena saya yang kurang sabar, akhirnya langsung saja saya kasih puting ke mulutnya hehehe..
Langsung dihisap oleh Asha, dan Alhamdulillah setelah 10 menit, ASInya keluar.

Nah, setelah menyusui itu, bekas sobekannya diperiksa lagi apakah sudah tertutup dengan baik. Dan ternyata, jahitannya masih kurang sempurna, dan harus dijahit lagi. Masalahnya, untuk jahitan kedua ini tidak memakai bius lagi (saya kurang mengerti alasannya apa). Walaupun mungkin masih ada sisa dari bius yang tadi, tapi pasti sudah berkurang efek biusnya.

Pasti rasanya beda ya, antara kulit yang baru pertama kali dijahit, dengan kulit yang tadinya sudah pernah dijahit lalu dijahit lagi. Masih ada bekas trauma jahitan yang pertama. Dan benar saja, jahitan yang kedua ini terasa sangat sakit. Awalnya saya berusaha untuk tidak berteriak. Selain takut mengganggu pasien yang lain, saya juga khawatir ibu hamil di sebelah saya ini akan semakin ketakutan kalau mendengar teriakan saya. Tapi kemudian di saat-saat terakhir, saya sudah tidak bisa menahan lagi, dan saya berteriak.

Dan perjuangan saya belum berhenti sampai di situ. 5 hari setelah kelahiran Asha, ketika saya di kamar mandi, saya menemukan ada benang yang masih terikat rapi. Saya tahu bahwa itu benang yang digunakan pada jahitan saya. Tapi yang saya bingung, kenapa ada benang yang jatuh? Apalagi benangnya masih terikat rapi. Apakah jahitannya sobek?
Setelah dilihat, ternyata memang luka sobekan itu terbuka, jahitannya lepas. 

Saat itu saya menangis.
Takut.
Membayangkan dijahit untuk ketiga kalinya membuat saya takut.  

Apalagi bidan yang memeriksa sobekan saya ini bilang bahwa bius yang akan dipakai nanti tidak boleh banyak-banyak (lagi-lagi karena alasan yang saya kurang mengerti), dan memang pastinya akan lebih sakit dari yang kemarin-kemarin.
Well, bagaimanapun harus dijalani. Dan jahitan ketiga pun berhasil saya lalui dengan penuh perjuangan ^_^

Di awal-awal menyusui dulu, saya sempat merasa sangat tersiksa. Saya merasa seluruh badan saya sakit semua. Mulai dari atas, yaitu payudara saya yang nyeri dan membengkak karena ASI yang luar biasa banyak. Lalu perut saya yang terasa sakit karena satu minggu tidak bisa buang air besar. Ditambah lagi bekas jahitan yang terasa nyut-nyutan.

Tapi dari semua rasa sakit dan perjuangan itu, tidak ada apa-apanya bila dibandingkan dengan kebahagiaan telah mendapat seorang putri kecil yang lucu dan menggemaskan bernama Asha. Semuanya seolah terbayar sudah ^_^
Semoga Asha bisa menjadi anak sholehah dan menjadi kebanggaan bagi orang tuanya.
Aamiinn..

Senin, 03 September 2012

Kata pertama Asha

Seperti yang pernah saya tulis DI SINI, ocehan Asha waktu itu adalah mamamamama atau papapapapa.
Nah, akhir-akhir ini, suara yang keluar dari mulutnya sudah tidak mirip ocehan lagi, melainkan lebih kepada kata-kata. Asha sudah bisa mengucapkan kata pertamanya, yaitu Mama.

Bedanya adalah, kalau dulu, dia mengulang sebuah suku kata MA beberapa kali sehingga menghasilkan ocehan tanpa arti mamamamama..
Kalau sekarang, Asha cuma mengulang suku kata MA itu 2 kali saja, dan dengan jelas bisa menyebutkan kata MAMA.

Mau apa-apa, Asha akan teriak MAMA. Haus bilang mama, mengantuk bilang mama, nyari maminya bilang mama, bahkan nyari papinya juga bilang mama. hahahahahaha..

Dulu saya mengira akan mengalami moment seperti di TV-TV itu, yaitu moment surprise dan hening beberapa saat ketika anak kita tiba-tiba mengucapkan kata pertamanya. Tapi ternyata tidak seperti itu. Moment itu tidak terjadi karena, Asha tidak mengucapkan kata pertamanya ini dengan tiba-tiba, melainkan secara bertahap.

Mungkin kalau Asha selama ini hanya teriak atau ngoceh tidak jelas, lalu tiba-tiba bisa bilang MAMA, itu jelas akan menjadi shocking moment. Tapi pada kenyataannya itu terjadi secara bertahap, awalnya dia hanya mengoceh mamamamama, lalu lama-lama dia bisa mengucapkan kata itu dengan benar, yaitu mama. Saya tidak tahu bagaimana dengan bayi-bayi yang lain, yang jelas Asha begitu :)

Oya, Asha sekarang semakin sering menirukan apapun yang dia lihat. Tadi waktu saya sedang mencuci piring, saya heran, biasanya Asha sangat ribut, kenapa sekarang sangat sepi. Ternyata dia ada di belakang saya sedang menggosok-gosokkan kain ke lantai. Dia pasti terinspirasi ketika melihat saya mengepel lantai beberapa hari yang lalu :)

Asha juga sangat suka memasukkan kakinya ke sandal atau sepatu siapapun yang di lihat, walaupun sebenarnya dia sudah memakai sepatu. Ya itu tadi, menirukan apa yang dilihatnya.

Ikut-ikutan benerin sepeda

Ayo bersepeda pagi..

Karena gangguin packing, ikut dipacking sekalian aja..



Oya, seperti halnya anak-anak pada umumnya, Asha juga amat sangat kepo banget. Dia sangat ingin tahu apa saja. Hal ini tentu saja baik, ini tandanya dia sedang mempelajari lingkungan sekitarnya. Bahkan karena ke-kepo-an dan kepolosannya, kami sebagai orang dewasa sering dibuat terkejut. Kami yang awalnya tidak tahu tentang sesuatu, akhirnya menjadi tahu.

Misalnya :
Sejak kami beli mobil Xenia ini, kami sudah ngutak-atik tape di dalam mobil untuk menyesuaikan jamnya, tapi tidak pernah berhasil. Nah, tebak siapa yang menemukan caranya? Yup, ASHA..
Asha yang suka mencet2in semua tombol di tape, justru tanpa sengaja menemukan cara menyesuaikan jamnya.
Selain itu, Asha juga pernah membuat layar laptop tantenya menjadi terbalik 180 derajat. Tantenya sempat kebingungan karena tidak tahu cara membaliknya lagi.
Lalu HP tantenya juga pernah diubah suaranya oleh Asha menjadi cempreng. Tampilan layar HP saya juga pernah dibuat terpotong menjadi 2 bagian olehnya.
Nah, karena hal inilah, kami yang awalnya tidak tahu, akhirnya menjadi tahu dan terpaksa harus tahu cara memperbaikinya..
hahahahahaha...