Rabu, 29 Juni 2016

Tutorial bergo semi instan

Jadi ceritanya, tanggal 4 Juni yang lalu si Papi akhirnya membelikan saya sebuah mesin jahit portable merek Janome 1008. Untuk yang penasaran harganya, saya belinya di Tokopedia. Di sana harganya bervariasi, tapi rata-rata berada di kisaran 1,8jutaan. Alhamdulillah, kami nemu satu penjual yang menjual dengan harga 1,5juta, lokasinya ada di Surabaya pula, jadi ongkirnya jauuuh lebih murah. Buat yang sedang cari-cari, silakan cek di toped, penjualnya bernama UD. New Patinda.


Setelah dapat mesin jahit baru, otomatis semangat menjahit jadi membara. Sekarang, saya ingin membagi tutorial menjahit bergo semi instan. Pas banget ya momennya, bergo barunya bisa dipakai buat lebaran, hehehe..



Pertama, saya atur dulu mesin jahitnya. Ketegangan benang selalu fix di angka 3, tidak pernah saya ganti-ganti. Kalau di angka 2 terlalu kuat, di angka 4 terlalu kendor.

Untuk jahit lurus, saya atur jarak jahitan di angka 3. Untuk jahit kelim, saya pakai zig zag dengan jarak jahitan di angka 1.



Oke, berikutnya. Siapkan pola bergo berbentuk seperempat lingkaran seperti ini (tidak perlu terlalu kaku ya garis-garisnya, agak mletot-mletot dikit gak papa lah). Panjang sisi-sisinya masing-masing 75cm dan 85cm untuk yang menutup sampai perut (silakan disesuaikan sendiri ya, asalkan salah satu sisinya dilebihkan 10cm supaya bagian depan dan belakang tidak njomplang ketika dipakai).


Berikutnya, siapkan kain dengan ukuran 100cm x 150cm. Lipat menjadi 2, sehingga ukurannya menjadi 100cm x 75cm. Pilih kain yang bahannya dingin dan jatuh ya, supaya nyaman dipakai. Saya menggunakan kain wolvis.



Tempel kertas pola di atas kain yang dilipat tadi. Luruskan masing-masing tepian kain, lalu pasang jarum pentul di sepanjang sisi yang melengkung. Gunting sesuai pola. Hasilnya adalah kain setengah lingkaran.




Siapkan pola pet berbentuk seperti ini. Tempel pola pada busa, lalu gambar dengan spidol, dan gunting.



Tutup busa pet dengan sisa kain yang ada. Tarik-tarik kain di sekeliling busa sehingga kain terlihat menempel sempurna pada busa (antara busa dan kain jangan sampai longgar ya), lalu pasang jarum pentul supaya kain tidak bergeser.



Buat beberapa jahitan mendatar mulai dari tepi bagian yang lurus, lalu mundur sedikit demi sedikit dengan jarak antar jahitan sekitar 1cm. Setelah itu, gunting kain sesuai bentuk busa.





Lipat pet menjadi 2, lalu beri sedikit tanda pada bagian tengah yang melengkung. Beri tanda juga pada bagian tengah kain bergonya. Luruskan kedua tanda di kain dan pet, lalu jahit. Jahitnya mulai dari tengah dulu ke kanan, lalu mulai dari tengah lagi ke kiri, atau sebaliknya.



Next, ubah pola jahitan menjadi zig zag dengan jarak jahitan 1 untuk merapikan bagian tepi kain. Bahkan setelah bagian pet habis, jahit terus sampai bawah ya. Setelah itu gunting dan rapikan serabut kain di sekitar jahitannya, hati-hati ya jangan sampai menggunting benangnya.



 
 Coba bergo yang setengah jadi ini, lalu sesuaikan dengan ukuran wajah masing-masing dan beri tanda pada kain di bawah dagu. Balik bergo, luruskan bagian ujung petnya, lalu jahit bagian yang sudah ditandai tadi dengan jarak setengah centi dari tepi. Jahit ke bawah sekitar 15cm. Jahit maju mundur di ujung-ujung jahitannya supaya tidak lepas / mbrudul.


Terakhir, jahit zig zag bagian tepinya. Lipat sedikit kainnya ke bagian dalam.


Dan selesaaaii..



Bergo warna lain :




Buat yang merasa ribet menjahit sendiri, bisa cek IG saya @leanna.clothing atau belanja di Tokopedia dengan search nama toko Leanna Clothing








Kamis, 02 Juni 2016

Candi Tikus dan Gapura Bajang Ratu

Kerajaan Majapahit merupakan salah satu kerajaan terbesar di Indonesia pada jaman dulu. Dan sekarang, sisa-sisa kebesaran kerajaan ini dapat ditemui di beberapa tempat di Kabupaten Mojokerto, tepatnya di daerah Trowulan.

Minggu kemarin, kami main-main ke salah dua candi di sana, yaitu Gapura Bajang Ratu dan Candi Tikus. Memang kedua candi ini termasuk candi kecil, bukan berupa candi yang besar dan megah seperti Borobudur dan Prambanan. Untuk masuk ke area kedua candi ini cukup mengisi buku tamu, tanpa membayar apapun. (Dulu kami pernah ke Candi Brahu di Trowulan juga. Di sana diminta membayar uang masuk, tapi seikhlasnya).


Pertama, Gapura Bajang Ratu.

Candi ini terletak di Dukuh Kraton, Desa Temon, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Nama Bajang Ratu mungkin berhubungan dengan Raja Jayanegara. Bajang artinya kecil. Menurut cerita, Jayanegara dinobatkan sebagai raja ketika dia masih bajang atau masih kecil, sehingga julukan Ratu Bajang atau Bajang Ratu melekat padanya.


Dilihat dari bentuknya, Gapura Bajang Ratu merupakan bangunan pintu gerbang tipe paduraksa, yaitu gapura yang memiliki atap. Menurut para ahli, bangunan ini diduga menjadi pintu gerbang menuju sebuah bangunan suci untuk memperingati wafatnya Raja Jayanegara pada tahun 1328 M (yang dalam Negarakertagama disebutkan kembali ke dunia Wisnu).

Candi ini dikelilingi oleh taman-taman yang terawat cantik. Kami tiba di Gapura Bajang Ratu sekitar pukul 6.30 pagi. Waktu itu, kami adalah pengunjung pertama, bahkan masih ada pegawai yang sedang merapikan taman.






Next, kami lanjut ke Candi Tikus. Lokasinya sangat dekat dengan Gapura Bajang Ratu, hanya beda dusun saja. Candi ini terletak di Dusun Dinuk, Desa Temon, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Disebut Candi Tikus karena pada saat dilakukan penggalian pada tahun 1914, banyak ditemukan sarang tikus di sana.


Untuk fungsi dari candi ini tidak diketahui secara pasti. Namun menurut para ahli, karena susunan bangunannya mirip dengan Gunung Mahameru di India, konsep pembangunan candi ini pun tidak lepas dari kesucian Gunung Mahameru, dan berfungsi sebagai petirtaan suci, artinya air dari tempat tersebut dianggap sebagai air suci.

Berbeda dengan candi-candi lain, Candi Tikus ini terletak sedikit ke bawah tanah. Jadi, jika dilihat dari jalan, candi ini tidak akan terlihat. Saya sempat celingukan mencari dimana candinya, hahahaha...



Kami tiba di sana sekitar pukul 7.30 pagi. Sama seperti di Gapura Bajang Ratu, kami juga pengunjung pertama. Candi ini dikelilingi taman-taman juga. Model tamannya juga serupa dengan di Bajang Ratu. Untungnya, kami datang datang tepat waktu, jadi kami bisa bebas foto-foto tanpa gangguan. Karena ketika kami pulang pada pukul 8, ada rombongan dari sebuah sekolah TK sedang berkunjung ke sana.



Rabu, 01 Juni 2016

Alun-alun dan pecel Mojokerto

Sebenarnya kejadian di foto ini sudah agak lama ya, sekitar pertengahan bulan Mei kemarin. Alun-alun Mojokerto menjadi salah satu alternatif tujuan wisata bagi warganya setiap hari Minggu pagi. Di sana banyak orang berolahraga, banyak penjual makanan, banyak penjaja mainan anak-anak, bahkan ada penyedia dokar/delman untuk berputar-putar keliling alun-alun.

Dulu, waktu awal-awal saya pindah ke Mojokerto, alun-alun di kota ini sangat tidak menarik kalau menurut saya. Bagaimana tidak? Lha wong satu tanaman saja tidak ada. Hanya ada hamparan lahan kosong yang luas. Tandus sekali.


Kemudian, setahap demi setahap pemerintah kota Mojokerto mulai membenahi pusat kotanya itu. Mulai dari dipasang lampu-lampu hias. Lalu sekarang ditanami juga tanaman hias yang cantik-cantik. Ada juga satu spot dengan tulisan "Area Potret" yang jadi salah satu spot berfoto di sana.


Alun-alun Mojokerto kini, sangat jauh bedanya dari ketika saya datang dulu. Nice..

Pulangnya, tidak lupa saya mampir di warung pecel favorit kami. Kalau sedang jalan-jalan ke Mojokerto, sempatkan mampir di warung pecel ini. Namanya, Warung pecel madiun dan sambal tumpang Hj. Sarkiyah di Jalan Pahlawan No. 01.

Di sini menyediakan nasi pecel, tumpang, rawon, soto daging, gado-gado, dan sayur-sayuran lain, dengan aneka pilihan lauk, ada ayam goreng dan bakar, aneka telur, ati ampela, ikan, perkedel, sate usus, sate telur puyuh, sate daging, dll. Sampai bingung milih lauknya.


Kali ini, kami hanya pesan nasi sambel tumpang dan rawon saja. Rawonnya enak. Sambel tumpangnya juga enak. Pas seperti rasa sambel tumpang khas Kediri. Well, di lidah saya semua sambel tumpang itu rasanya enak, hahahaha..


Satu porsi nasi sambel tumpang lauk ayam bakar, satu porsi nasi rawon lauk telur asin, 2 gelas es jeruk dan 1 botol minuman jeruk dibanderol dengan harga 60ribuan.