Sabtu, 22 Agustus 2015

Menginap di Hotel Java Paragon Surabaya

"The lucky hotel" yang kami pilih untuk booking pertama via Hotel Quickly adalah Hotel Java Paragon Surabaya. Penjelasan tentang Hotel Quickly ada di Postingan sebelumnya. Harga hotel yang saya dapatkan, setelah dikurangi kredit Rp 220.000,- , tinggal bayar Rp 280.000,- saja, NO breakfast ya..

Harga sarapan dibandrol Rp 145.000,- per orang. Saya tanya untuk anak umur 4 tahun (Asha) apakah harus bayar juga. Lalu resepsionisnya menelepon seseorang dan bertanya apakah anak di bawah 5 tahun free breakfast, dan ternyata free. Awalnya kami ingin sarapan di hotel saja. Apalagi setelah melihat review dari SINI, makanannya terlihat sangat menggiurkan ya. Tapi kemudian kami urungkan niat itu setelah melihat review di SINI, yang menyatakan bahwa ada menu udang yang dimasak menggunakan white wine. Daripada bingung dan bertanya-tanya makanan mana yang halal, lebih baik sarapan roti saja di kamar, hehehe.. ngeles.. bilang aja mau ngirit :)

Setelah diberi kunci kamar di lantai 8, kami dengan percaya diri langsung memasuki lift. Di dalam lift, kami kebingungan karena nomor 8 tidak bisa dipencet. Kami coba nomor 7, 9, dan 10 juga tidak bisa. Tapi nomor 6 bisa. Akhirnya kami keluar ke lantai 6, dan mencoba pindah ke lift satunya. Pasti lift yang ini rusak, semoga lift satunya bisa berfungsi baik. 

Tapiiiii..... ternyata sama saja. Dengan kesal kami memencet hampir semua nomor di sekitar nomor 8, bisa kami rasakan lift bergerak naik turun ga jelas. Lalu pintu terbuka di lantai 11. Kami keluar karena khawatir kalau liftnya rusak. Tapi karena tidak ada siapa-siapa yang bisa kami mintai pertolongan, kami memutuskan masuk lagi ke dalam lift untuk pergi ke lobby sekali lagi dan meminta tolong pada resepsionis. 

Tiba-tibaaaaa... keajaiban terjadi.
Hayah..
Si Papi kebetulan melihat di salah satu sudut lift sebuah tulisan cara menggunakan lift. Di sana tertulis bahwa kami harus memasukkan kartu, lalu mengeluarkannya, baru kemudian memencet nomor yang diinginkan. 
Oalaaaahhhh... Kenapa ga bilang dari tadi???

Hahahahahahaha... haduh, kalau ingat kejadian itu bikin geli sendiri. Yaaa.. harap maklum yah. Dari semua lift hotel yang pernah kami temui, baru kali ini yang menggunakan sistem kartu seperti itu, hehehe.. ngeles. Alhamdulillah akhirnya kami bisa tiba di kamar dengan selamat.

 di sisi kanan dan kiri ada tombolnya, sedangkan kami hanya fokus pada tombol sebelah kanan saja (tombol  lift biasanya hanya di kanan), jadi kami tidak ngeh dengan tulisan itu :)

Setelah masuk ke dalam kamar, agak kaget juga karena ternyata kamarnya sangat sempit, mungkin sekitar 4m x 5,5m, no bathup. Wajar sih, karena (sepertinya) kalau pesan di HQ, kita akan mendapatkan kamar superior. Tapi untuk hotel sekelas Java Paragon, saya pikir bahkan kamar superior pun akan lebih luas dari ini, dan dilengkapi dengan bathup, ternyata tidak.

Mau tidak mau, kami jadi membandingkan dengan kamar yang pernah kami booking di Hotel Elmi yang, walaupun sama-sama superior, tapi lebih luas dengan harga yang lebih murah. Ada bathup nya pula, hahahahahaha.. Mungkin lain kali kalau ke Surabaya lagi, kami akan kembali menginap di Hotel Elmi saja.

Di dalam kamar, ada lagi sebuah "insiden". Ketika kami hendak memindah channel TV, ternyata remotenya tidak berfungsi. Biasanya kalau di rumah, jika remote TV mulai rewel begitu, itu berarti baterainya hampir habis. Lalu yang kami lakukan adalah memukul-mukul pelan remotenya, maka dia akan berfungsi lagi. Jika pukulan tidak ngefek, maka langkah selanjutnya adalah melepas baterai, lalu memasangnya lagi, pasti remote akan normal kembali.

Jadi, ketika remote TV di hotel ini tidak berfungsi, kami berasumsi bahwa baterainya hampir habis. Jadi Papi mulai memukul-mukul remotenya. Dipukul pelan, tidak ngefek. Coba dipukul lebih keras, tidak ngefek juga. Lalu Papi mulai cara kedua yaitu melepas dan memasang kembali baterainya. Tapi kok tetap tidak bisa ya? Jangan-jangan baterainya benar-benar sudah habis?

Papi yang mulai kesal, mencoba lagi cara pertama. Remote naas itu kembali dipukul-pukul secara brutal, sambil bergumam ,"kok ga bisa-bisa sih??"
Plak..plak..bag..bug..duaagg..
Kejam..

Saat sekilas saya lirik, saya baru menyadari bahwa ada satu tombol yang selalu menyala ketika si Papi mencoba untuk mengganti channelnya. Ketika saya lihat lebih dekat, ternyata yang menyala-nyala itu adalah tombol DVD. Iseng-iseng saya cari tombol bertuliskan TV dan saya pencet. Ternyata BERHASIL..
Ya ampuunn...


Malamnya, kami memutuskan untuk berjalan kaki ke Ciputra World yang jaraknya hanya sekitar 200-300 meter saja.
Jaraknya sih dekat. Tapi yang bikin deg-degan itu, trotoarnya rusak. Kelihatannya sedang dalam perbaikan. Jadi mau tidak mau, kami harus berjalan kaki dengan sangat berhati-hati di tepi aspal jalan yang sangat ramai kendaraan. Berbahaya.
Semoga ke depannya, Surabaya dan semua kota di seluruh Indonesia, menjadi kota yang lebih ramah pada pejalan kaki.


Setelah cek out dari Java Paragon, kami mampir sebentar ke Taman Bungkul yang terkenal itu. Sampai di sana langsung makan siang di warung Sedap Malam KALKULATOR. Setelah menyeruput kuah soto untuk pertama kalinya, kesan pertama yang saya rasakan adalah.. Enaaaakk.. Rasanya mantab, sangat recommended!!!! Harga per porsi 18ribu.

Lalu sebelum pulang, Asha minta dibelikan mainan. Papi yang pergi menemani Asha, sedangkan saya masih antri beli batagor. Setelah semua selesai, Papi cerita tentang kejadian lucu ketika membeli mainan tadi. Jadi ketika sedang melihat-lihat mainannya, Asha langsung memilih sebuah mainan masak-masakan yang dibungkus mika. Anehnya, si penjual justru memilihkan yang lain, mainannya sama hanya bedanya dibungkus plastik, katanya ,"niki Mas, murah." (ini mas, murah).
Tapi Asha tetap ingin yang dibungkus mika, jadi Papi tanya harganya berapa. Lalu si bapak penjualnya malah bilang ,"Lek niki awis e Mas.." (kalau yang ini mahal e Mas..)

Hyahahahahahaha...
Emang wajah Papi kayak orang susah ya?  Kok dari tadi kayaknya si bapak itu ga yakin banget kalau Papi mampu beli mainan itu.

Lalu ketika kami hendak pergi sambil membawa mainan dibungkus mika ini, si Bapak penjual yang ramah dan kelihatan polos itu kembali berwasiat pada Asha,"ojo dipreteli yo nduk, ben ga morat-marit." (mainannya jangan dilepasin ya Nduk, biar ga berantakan.) sambil tersenyum tulus.
Kalau ga dilepasin, gimana cara mainnya Pak?????
Hahahahahahaha...



Booking via Hotel Quickly

Hari ini akhirnya keturutan juga booking di salah satu hotel di Surabaya via Hotel Quickly. 

Apa itu Hotel Quickly?

Hotel Quickly, atau biasa disingkat HQ, adalah suatu penyedia jasa booking hotel. Bedanya dengan yang lain, HQ ini khusus menyediakan untuk late booking alias booking yang mepeeeett banget waktunya. Jadi jangan heran kalau pilihan tanggal di HQ hanya ada 2 yaitu untuk hari ini dan besok.
Update : sekarang jangka waktu booking menjadi lebih panjang, yaitu satu minggu.

Kelebihannya :
- Karena late booking, harga yang didapat jadi lebih murah, bisa dibandingkan dengan yang lain. Cocok sekali ketika sewaktu-waktu kita butuh booking kamar.
- Ada sistem diskonnya, bisa bikin tambah murah, atau malah gratis tis tis.. asik kan..

Oke, sekarang kita bahas tentang diskonnya.
Di HQ, ada yang namanya kredit, fungsinya sebagai potongan harga ketika kita booking hotel. Setelah kita mendaftar untuk pertama kali (download dulu aplikasinya di play store ya), kita bisa langsung redeem kode promo milik orang lain, dan langsung dapat kredit saat itu juga. (Bisa pakai kode saya MDINI13 , senilai Rp 170.000)

Caranya : klik Menu di pojok kiri atas, pilih Credit, lalu klik Redeem, dan masukkan kode promo MDINI13.
Violaaa.. langsung dapat kredit Rp 170.000.


Kredit itu bisa langsung dipakai lhoo.. Lumayan kan dapat potongan segitu :)

UPDATE : Jumlah kredit 170.000 sekarang berubah menjadi 130.000. Untuk penjelasan, bisa dilihat di update paling bawah ya..

Kita bisa dapat tambahan lagi jika kita mengeshare kode promo kita (setelah daftar, kita juga akan dapat kode promo).

- Kita bisa share kode promo kita via facebook dan twitter tiap sebulan sekali, dan kita dapat kredit @ Rp 10.000, jadi total Rp 20.000. Lumayan kan per bulan dapat potongan harga Rp 20.000.

- Kita juga bisa share ke daftar contact kita via sms. Tenang aja, biaya sms ditanggung oleh HQ kok. Setelah itu, kita akan dapat Rp 60.000. Ini hanya bisa untuk sekali seumur hidup. Note : jumlah kontak minimal 100.

Caranya : Menu, klik Free Nights/Bermalam Gratis, disitu ada 3 pilihan share yaitu via Fb, Twitter dan Contact.

Jadi kalau dihitung-hitung, redeem awal kode promo dapat 170rb, share di fb dan twitter 20rb, share contact 60 rb, total kredit kita 250rb.
Wow.. Mantab kan..


Itu belum lagi kalo kode promo kita dipakai orang lain, bisa nambah tuh..
- Jika orang lain meredeem kode kita, kita akan dapat kredit langsung Rp 10.000. Dan jika orang itu booking hotel dari kode kita, kita akan dapat tambahan kredit lagi senilai kode promo kita (misal kalo punya saya dapat Rp 170.000). Keren ga tuh??

Yang perlu diperhatikan :

- Teliti sebelum booking salah satu hotel. Lihat fasilitas yang disediakan apa saja, terutama sarapan. Saya tidak tahu dengan daerah yang lain, tapi untuk Kota Surabaya dan Malang/Batu sangat sedikit yang include sarapan.
Update : sekarang pilihan hotel jadi lebih banyak, dan banyak juga yang include breakfast. 

- JANGAN bikin banyak akun untuk mengakali ini ya teman-teman, beneran, itu jelas-jelas DILARANG.. 1 HP hanya untuk 1 pengguna saja. Kalau ketahuan (dan memang kemungkinan besar akan ketahuan) akun kita akan disuspend. Sudah banyak yang share bahwa akunnya disuspend gara-gara hal ini. Sayang banget kan, apalagi kalau kita punya kredit yang lumayan banyak, aduuhh sayaaaang...

- Untuk booking pertama, kita tetap akan dikenakan biaya minimal 15 USD ya.. Jadi berapapun kredit yang kita punya, tetap tidak bisa gratis booking hotelnya. Tapi tenang, ini hanya untuk booking pertama saja kok :)

- Setelah meredeem kode promo, JANGAN langsung senang melihat harga-harga hotel yang jadi murah banget, lalu langsung menghitung-hitung berapa harga setelah dikurangi kredit.
Harga itu adalah harga yang SUDAH dikurangi dengan kredit yang kita punya ya.. Jadi begitu kita punya kredit, daftar harganya langsung menyesuaikan dengan jumlah kredit yang kita punya.



- Harga yang tercantum di daftar hotel belum termasuk pajak. Untuk tahu harga total, klik BOOK.

- Untuk sementara ini, pembayaran di HQ hanya lewat kartu kredit, LINEpay, dan Paypal. Yang terbaru, ada metode pembayaran dengan DOKU, silakan lihat update paling bawah.

- Kredit/voucher yang didapat dari hasil ngeshare, baik di fb, twitter atau contact, baru bisa dipakai keesokan harinya atau 24 jam setelah didapat. Jadi tidak perlu bingung misalnya, kreditku segini kok cuma motong segini?
Kalau kredit hasil redeem kode promo, (sepertinya) langsung bisa dipakai saat itu juga.

- Ini poin yang sangat penting. Voucher punya masa kadaluarsa, yaitu sekitar 3 bulan setelah diperoleh. Jadi perhatikan baik-baik masa berlaku voucher anda. Untuk melihat masa berlaku masing-masing voucher, pilih Menu, klik Kredit lalu Lihat Rincian. 

Dapat lagi diskon 4% setelah booking pertama

- Kredit yang diperoleh dari hasil redeem kode promo orang lain (sebesar 130ribu) dan kredit dari share kontak (sebesar 60ribu), TIDAK BISA digunakan bersamaan. Jadi, kalau sudah redeem kode promo, sebaiknya JANGAN share kontak terlebih dahulu. Ingat bahwa kredit ada jangka waktunya, sayang banget kalau sampe hangus. Jadi, jika kita sudah booking hotel pakai kredit dari kode promo, dan kita mau booking hotel lagi, saat itulah baru share kontak. 

-And last but not least, saya hanyalah seorang nubie dalam bidang perHotelQuicklyan (apa sih? Hehehe..). Jadi jika ada informasi yang tidak sesuai, mohon dimaafkan ya... Sungguh saya tidak ada maksud untuk menjerumuskan atau memberikan info yang tidak benar.

- terakhir banget...
SELAMAT BOOKING...


Update 4 September 2015 :

Dua hari yang lalu saya agak dibuat kaget setelah melihat nilai kredit dari kode promo yang semula Rp 170.000 turun menjadi Rp 130.000. Setelah saya tanyakan langsung via email, kira2 begini jawabannya.

"Mengenai pertanyaan anda, saya informasikan bahwa nominal voucher telah dirubah menjadi 130000 IDR, dikarenakan berakhirnya periode promosi dan kami sudah memulai periode normal, sebelumnya kami memberikan nilai sebanyak 170000 IDR yang merupakan nominal periode promosi."


UPDATE Februari 2016 :
- Sekarang, ada fasilitas DOKU, yaitu pembayaran dengan transfer ATM. Tapi tidak semua hotel dapat menggunakan fasilitas ini, hanya untuk hotel-hotel tertentu yang bertanda ATM transfer / ada lambang DOKU di pojok kanan atas. Jika memilih metode pembayaran dengan DOKU, harus transfer dalam jangka waktu 45 menit setelah booking. Saya pribadi belum pernah menggunakan cara pembayaran ini. Buat yang belum muncul fasilitas ini, silakan update di play store..

- Pilihan share via fb dan twitter yang dulu dapat kredit 10ribu tiap bulan, sekarang sudah hilang. Jadi sepertinya sudah tidak ada "imbalan" lagi untuk share via fb dan twitter. 

Jumat, 21 Agustus 2015

Makan siang di Pacet

Hari Senin lalu, tepatnya tanggal 17 Agustus, kami memutuskan untuk makan siang di daerah Pacet. Papi sudah mengincar salah satu rumah makan sekaligus pemancingan yang kelihatannya cukup menarik dan lokasinya ada di bawah kawasan rafting OBECH, hanya saja lupa namanya apa. Perjalanan sangat lancar. Saat kami memasuki kota, kami melihat sebuah rumah makan kecil dengan tulisan SATE KELINCI di depan, sangat terlihat sangat ramai oleh pengunjung. Nanti lah kalau pulang mampir ke sana, semoga bisa dapat tempat parkir.

Begitu sampai di lokasi, kami celingukan mencari pintu masuknya. Di sana terlihat sebuah gerbang dan didalamnya ada beberapa mobil yang sedang parkir, jadi kami masuk ke sana. Begitu sudah parkir, kami kebingungan lagi. Pasalnya, dari tempat parkir ini, tidak ada jalan menuju kawasan pemancingan yang kami incar. Dan ternyata, ini tempat parkir untuk rumah makan lain!!!!!
Hahahahahahaha...

Memang kedua rumah makan sekaligus pemancingan ini bersebelahan. Yaitu Meru dan Kampoeng Bamboe. Sempat beberapa saat kami ragu-ragu, karena sebenarnya yang kami incar adalah rumah makan Meru, bukan Kampoeng Bamboe. Sempat mau keluar dari tempat parkir ini, tapi jalan masuk menuju rumah makan Meru sangat kecil, hanya cukup untuk sepeda motor, mobil tidak akan bisa masuk ke sana. Lalu mobilnya harus parkir di mana??? Itulah pertanyaan yang memutar-mutar di kepala kami. 

RM Meru dilihat dari lesehan Kampoeng Bamboe

Di samping kami juga ada satu keluarga yang kelihatan ragu-ragu sambil nunjuk-nunjuk ke arah Meru. Sepertinya mereka juga salah masuk seperti kami. Mengira bahwa ini adalah tempat parkir untuk Meru, padahal bukan. Akhirnya salah satu dari mereka pergi ke Meru, dan setelah kembali, katanya Meru sedang penuh.

Karena tidak tahu harus parkir dimana lagi plus di sana sedang penuh, akhirnya kami terpaksa masuk juga ke Kampoeng Bamboe ini. Kolam pemancingannya hanya ada 2 kolam kecil (lebih kecil dibanding Meru). Dan pengunjungnya juga jauh lebih sepi jika dibandingkan dengan Meru yang sangat ramai. Namun seiring kedatangan kami, akhirnya semakin banyak juga pengunjung yang datang. Kemudian terdengarlah percakapan seperti ini.

Tamu : mbak, kalau mau mancing gimana ya?
Mbak pelayan : alat pancing gratis Pak, tinggal beli umpannya saja 2ribu.
T : oke, lalu kalau mau ke sana lewat mana ya? (Sambil nunjuk Meru)
MP : oh, kita beda rumah makan Pak..
T : (kaget) Looh.. beda ya??
MP : iya Pak, beda.
T : (bingung mau tetap makan di situ atau pindah)

Hahahahahaha..

Ternyata banyak juga yang nyasar masuk ke sini. Memang agak menjebak juga sih. Di pintu gerbang ada tulisan "parkir pemancingan" disertai gambar panah. Tapiiiii... sepertinya tidak ada tulisan Kampoeng Bamboe. Saya yakin banyak orang seperti saya yang tujuannya ke Meru justru terjebak masuk ke sana.
Menu dan penampakan kolam RM Kampoeng Bamboe

Akhirnya kami memesan 2 ekor gurami bakar manis dan bumbu rujak, tumis kangkung, dan penyet terong. Minumnya 2 susu hangat dan wedang jahe. Agak kaget juga melihat harga beberapa menunya yang menurut saya kemahalan. Contohnya, mie instan+telur yang dibandrol 11ribu. Gilak..

Untuk rasanya, walaupun agak kecewa setelah mendapati 2 ekor gurami yang kami pesan harusnya gurami bakar manis dan gurami bakar bumbu rujak, ternyata dua-duanya dimasak dengan bumbu yang sama, dan lebih terlihat seperti gurami goreng karena tekstur luarnya agak kering, tapi rasanya lumayan lah. Bisa diulangi lagi ke sana. Tempatnya sejuk, ada ayunannya (Asha pengen main ayunan terus). Dan yang terpenting, posisi kolamnya dibuat lebih tinggi dari sekitarnya, jadi relatif lebih aman untuk anak kecil (kolam di Meru berada lurus dengan jalan, jadi kalau bawa anak kecil harus ekstra hati-hati). 


Oya, kenapa kami pergi ke tempat pemancingan tetapi tidak mancing?
Karena setelah melihat beberapa orang yang memancing di sana, baru ada 1 orang yang strike. Jadi pasti membosankan kalau memancing tapi ga dapat-dapat. Sewaktu kami ke kamar kecil, kami bisa melihat dengan jelas, betapa mudahnya memancing ikan di Meru. Dari 4 orang yang bisa saya lihat dengan jelas, mereka bergantian mendapat ikan. Lalu tidak lama kemudian, dapat ikan lagi. Walaupun ikannya kecil-kecil, tapi kalau anak-anak diajak memancing dan mudah dapat ikan begitu mereka pasti akan senang. 

Ketika baru keluar dari gerbang Kampoeng Bamboe, mungkin hanya beberapa meter, kami melihat sebuah papan bertuliskan "Parkir mobil Meru".

Ya Allah.. Ternyata parkiran mobilnya di sini. Jadi memang harus berjalan kaki dulu dari tempat parkir melewati jalan utama. Agak repot juga ya, dan sedikit berbahaya, karena jalannya kecil dan sangat ramai dengan kendaraan.

Waktu pulang, kami sempat berniat mampir di pemandian air panas, tapi kami urungkan, karena terjebak macet saking ramainya. Depot sate kelinci di sekitar kota juga terpaksa kami tinggalkan karena tidak ada tempat untuk parkir mobil. Akhirnya kami mampir di salah satu warung kecil yang menjual sate kelinci di sekitaran Hotel Sativa.

Kami adalah pengunjung ke empat. Lumayan ramai juga ya. Di belakang kami, ada 2 pasangan lagi yang datang. Satu hal yang bisa saya katakan tentang warung ini, pelayanannya sangat lamaaaaaa sekali. Entah sudah berapa puluh menit kami menunggu, tapi ke enam meja yang terisi belum satupun tersaji makanan, hanya minumannya saja. Setelah sate untuk meja pertama terhidang, perlu waktu yang lama lagi. Bahkan sampai orang di meja pertama pergi, meja kedua belum terlayani. Begitu seterusnya.
Ya ampuuuunnnnn...

Beberapa kali sempat muncul keinginan untuk pergi saja, tapi selalu saja muncul harapan kalau sebentar lagi pasti sate kelincinya akan terhidang. Saya sedikit berharap bahwa rasa kesal menunggu lama ini akan terobati dengan rasa sate kelinci yang nikmat. Tapi ternyata rasanya juga sangat standar. Satu hal yang pasti, saya tidak akan kembali ke sana lagi.

Kamis, 20 Agustus 2015

Haid lagi, dan Jasmine tidak bisa diam

Setelah kemarin sempat agak khawatir, akhirnya hari ini saya bisa bernafas lega karena akhirnya kedatangan bulan juga, alias haid. Sejak kelahiran Jasmine, terhitung sudah 15 bulan saya tidak haid. Asha dulu hanya 13 bulan.

Merasakan haid lagi setelah sekian lama tidak haid itu agak aneh ya. Mau ngapa-ngapain merasa tidak enak, sedikit-sedikit merasa parno khawatir darahnya tembus. Atau juga ketika dengar suara adzan, langsung siap-siap mau wudhu dan shalat, untungnya keburu ingat.

Next topic, Jasmine sekarang tidak bisa diam. Sekarang sudah tidak ada lagi si Jasmine yang mau duduk anteng dipangkuan. Di mana-mana pasti tidak mau duduk. Ini sebenarnya adalah sesuatu yang positif ya, tapi kadang ngeselin juga.

Contohnya ketika ada acara halal bihalal di sekolah Asha. Karena si Papi harus kerja, akhirnya saya datang sendiri dengan Asha dan Jasmine. Di sana, Jasmine maunya jalan-jalan keluar ruangan terus, dan karena pintu aulanya tidak bisa ditutup, akhirnya saya harus beberapa kali berdiri untuk mengambil Jasmine yang mau kabur keluar. Karena tidak enak sama yang lain, akhirnya saya memilih duduk di dekat pintu. Tapi Jasmine tetap saja tidak mau diam. Bahkan ketika mau saya susui, Jasmine berontak dan rewel minta dilepaskan, sampai-sampai semua orang melihat ke arah kami. Karena tidak mau mengganggu yang lain, saya terpaksa membawa Asha dan Jasmine pulang. Toh buat apa di sana terus kalau kenyataannya saya tidak bisa mengikuti acaranya.

Contoh lain adalah ketika kami sedang di dalam mobil. Saya yang biasanya duduk di kursi depan, harus rela pindah ke kursi tengah karena selama di depan, Jasmine selalu berontak dan berusaha lepas dari pegangan saya, lalu memencet-mencet layar tape, atau memainkan putaran AC, atau menggoyang-goyang pedal gigi, dll. Selain dapat mengganggu konsentrasi Papi sebagai sopir, kelakuan Jasmine yang tidak karuan ini juga menyebabkan saya merasa mabuk darat. Karena kebanyakan bergerak, saya akhirnya merasa pusing dan mual. 

Ya sudah, mau tidak mau akhirnya saya pindah ke kursi tengah, dan Asha, dengan sangat gembira, bisa duduk di kursi depan.Di kursi tengah ini, Jasmine lebih bebas bergerak karena kursinya lebih luas, dan yang perting, tidak ada benda-benda yang bisa diutak-atik, hahahahaha..

Sabtu, 08 Agustus 2015

Perkembangan AshMine

Asha :

- Asha mulai mengenal nama beberapa teman sekolahnya. Seperti Asyifa, Azka, Farel, dsb. Sekarang di rumah dia sering bercerita bahwa tadi dia menggambar dengan Asyifa, atau main dengan Azka, atau berkata ,"itu Farel pulang" ketika melihat temannya Farel dijemput oleh orang tuanya.
 
- Asha semakin lancar buang air kecil sendiri sekaligus membersihkannya di kamar mandi. Sekarang dia sudah tidak perlu bantuan siapa-siapa untuk BAK. Tadi waktu saya terbangun setelah tidur siang, saya mendapatinya keluar dari kamar mandi setelah BAK sendiri. Tapi untuk BAB masih perlu dibantu membersihkan, soalnya tangannya belum nyampe.

- Untuk ekskul, Asha kami ikutkan Tae Kwon Do dan dancing. Untuk anak seaktif Asha, kami merasa dua itulah ekskul yang cocok. Selain itu juga, memang misi kami dari awal adalah kami ingin mengajarkan ilmu bela diri pada anak-anak kami sejak dini sebagai perlindungan diri.

Awalnya ketika saya tanya apa Asha mau ikut tae kwon do, dia menolak. Ini wajar sih karena belum kenal. Seperti peribahasa, tak kenal maka tak sayang. Jadi kami tetap mengikutkan tae kwon do. Sepulang sekolah dan ekskul, dia bercerita dan menunjukkan gerakan tae kwon do yang tadi dipelajarinya di sekolah. Tapi, ada yang aneh nih.. Kenapa gerakan tae kwon do hasilnya jadi melenggak-lenggok seperti gerakan model begini? HAHAHAHAHAHA...
Tidak apa-apa, namanya juga masih belajar, semangat ya Asha...

- Sejak hari pertama masuk sekolah, Asha saya minta untuk memakai baju seragamnya sendiri. Walaupun awalnya agak lama ketika mengancingkan baju kemejanya (dan Asha beberapa kali merasa kesal sendiri), tapi saya tetap berusaha untuk memberitahu Asha untuk sabar, dan kalau dia terus berusaha pasti akan bisa. Dan sekarang Asha sudah semakin lancar memasang kancing baju maupun celananya satu per satu.


Jasmine :

- Mulai mengerti kata-kata sederhana. Misalnya : "Sini Jasmine." Dia mengerti kalau dia dipanggil dan langsung mendekat.
Misalnya lagi "Ini tolong dikasih Papi ya.." atau "Papi minta dong." (sambil menyodorkan tangan ke arah Jasmine), lalu apapun yang dipegangnya akan langsung diserahkan kepada Papi.
Jadi sebenarnya sangat mudah mengambil barang apapun yang kita tidak ingin dipegang oleh Jasmine tapi terlanjur dipegangnya, contohnya kacamata. Ya tinggal diminta saja.
Tapiiiiiii.. Ada pengeculian jika benda yang dipegang itu benar-benar disukainya. Ini berkaitan dengan perkembangan Jasmine selanjutnya.

- Jasmine mulai mengerti apa yang diinginkannya. Dia juga mulai bisa menolak sesuatu yang tidak diinginkannya.
Berkaitan dengan minta-meminta tadi, jadi ceritanya Jasmine sedang memegang paha ayam yang tinggal tulangnya saja. Dia terus membawa tulang itu kesana kemari. Maksud saya, saya ingin segera membuangnya supaya bau amisnya tidak kemana-mana, tapi saya tidak ingin mengambilnya dengan paksa dari tangan Jasmine.

Lalu saya minta baik-baik ,"Jasmine, Mami minta dong tulangnya." Dia langsung geleng-geleng kepala dan pergi menjauhi saya. Bagaimanapun saya meminta, Jasmine selalu menggelengkan kepalanya tanda tidak mau memberikan tulang itu kepada saya. Wah wah wah...

- Tidak seperti kakaknya dulu, Jasmine sekarang sangat mudah diajak siapa saja. Tiap digendong oleh siapapun, sekali lagi SIAPAPUN, bahkan yang tidak dikenal sekalipun seperti tetangga baru, mas-mas sales kompor gas sampai mbak-mbak pramuniaga supermaket, dia langsung nempel, kepalanya disandarkan dan posisi tangannya memeluk.

Sebenarnya ini agak bahaya ya. Karena reaksi bayi yang menolak kalau diajak oleh orang asing adalah perlindungan terhadap dirinya sendiri. Sedangkan Jasmine mau mau saja diajak siapapun. Jadi kami harus super duper ekstra hati-hati dan waspada jika sedang di tempat umum, baik untuk Jasmine maupun Asha.

Happy 5th Anniversary

Selama ini kita tahu, ada banyak ulasan tentang perbedaan sifat antara wanita dan pria. Salah satunya adalah, wanita selalu ingat tanggal-tanggal penting baginya dan pasangannya. Misalnya tanggal ulang tahun, tanggal jadian, tanggal menikah, dsb. Dan pria umumnya tidak pernah mengingat hal-hal seperti itu.

Nah, ini sangat bertolak belakang dengan saya dan si Papi. Kalau masalah ingat-mengingat tanggal, si Papi jagonya, sedangkan saya selalu lupa. Bukan berarti saya lupa tanggal berapa ya, saya ingat, tapi ketika tiba hari H nya, saya tidak ngeh aja kalau hari itu adalah peringatan hari spesial. Pernah suatu hari saya baru sadar bahwa hari itu adalah hari ulang tahun si Papi setelah mendapat notifikasi dari facebook. Bahkan ketika hari ulang tahun saya sendiri pun saya sering lupa.

Contohnya lagi kemarin. Waktu si Papi pulang kerja, saya surprise mendapati seonggok kue yang sudah saya idam-idamkan sejak kemarin. Saya senang, tapi tetap tidak ngeh maksud si Papi beli kue itu untuk apa. Sampai akhirnya..

Papi : Selamat ulang tahun Mami..
Saya : Hah? Siapa yang ulang tahun?
Papi : Masa lupa?

Saya langsung melihat kalender dan baru sadar kalau hari itu adalah hari peringatan pernikahan kami yang ke 5.
Hahahahahaha..

I love you Papi..
Semoga keluarga kita selalu rukun, selalu hidup dalam kebahagiaan dan kecukupan, selalu diberkahi dengan kesehatan dan keselamatan di dunia dan di akhirat.
Aamiin..

Minggu, 02 Agustus 2015

Makanan yang terbuang

Kemarin di RT kami diadakan acara Halal Bihalal. Tujuan acara itu baik, yaitu saling bersilaturahim, bermaaf-maafan, mendengarkan ceramah keagamaan, dan diakhiri makan bersama dengan penuh kegembiraan.

Tapi semua hal baik itu diakhiri dengan kemubadziran. Piring-piring kotor bertumpuk-tumpuk. Sayangnya, begitu banyak dari piring itu yang "tidak kosong". Yang sempat saya lihat, ada dua piring bertumpukan, masing-masing menyisakan 2 butir bakso yang terbuang. Ada juga yang menyisakan satu tusuk sate utuh yang belum termakan. Itu baru 3 piring yang saya lihat, bagaimana dengan yang lainnya? 

Padahal kalau dipikir lagi, sekenyang apa sih, sampai tidak bisa menghabiskan 2 butir bakso atau 1 tusuk sate saja?
Yang paling menjengkelkan adalah, ini ambilnya PRASMANAN.
Harusnya tau dong kapasitas perutnya sendiri seberapa banyak. Harusnya dengan prasmanan ini bisa meminimalisasi makanan yang terbuang. Kalau ambil mbok ya secukupnya saja. Kan kalau kurang bisa ambil lagi.

Tapi kejadian di lapangan malah sebaliknya. Banyak orang mengambil makanan secara berlebihan, lalu merasa kekenyangan dan tidak habis. Atau ada juga cewek-cewek sok jaim yang menganggap bahwa menyisakan makanan itu keren, sedangkan kalau makanannya habis itu maruk dan ga cantik.

Keterangan gambar :
Gambar saya ambil siang tadi di sebuah warung mie di Mojokerto. Meja itu bekas pasangan muda-mudi yang mampir makan siang. Piring si cowok habis, sedangkan piring si cewek "agak" utuh, alias hanya berkurang sedikiiiittt, dan ditinggalkan di meja begitu saja.

Saran saya buat mbak-mbak atau siapapun yang "hobi" menyisakan makanan :
1. Kalau perut masih terasa kenyang, mbok ya tidak usah pesan makanan.
2. Kalau memang harus pesan makanan, mbok ya dimakan yang rapi dari pinggir2, jadi kalau tidak habis bisa minta dibungkus.
3. Berkaitan dengan poin 2, kalau makanannya tidak habis, mbok ya jangan ditinggalkan tergeletak di meja begitu saja, minta dibungkus aja buat dimakan lagi di rumah. Gak papa kok, ga dosa, ga hina, bukan tindakan kriminal juga, jadi ga perlu malu atau gengsi ya..
4. Kalau makan di tempat makan yang pakai level-levelan, mbok ya pesan yang sesuai dengan kemampuan kita ya. Ga usah sok-sokan pesan yang level tinggi biar kelihatan keren, trus kepedesan malah ga habis.

Astaghfirullah..
Ampunilah segala dosa kami ya Allah..
Jauhkanlah kami dari perbuatan mubadzir. Semoga kami selalu ingat bahwa masih banyak saudara-saudara kami di luar sana yang membutuhkan makanan, sehingga kami bisa lebih menghargai makanan dan tidak membuang-buangnya dengan percuma.
Aamiin..

Sabtu, 01 Agustus 2015

Asha lomba 17-an

Ini adalah lomba 17 Agustusan pertama bagi Asha. Ekspresi wajahnya tidak bisa ditebak, antara senang karena banyak temannya, dan bingung karena tidak tahu harus ngapain. Bahkan ketika menang pun, tidak ada ekspresi kegembiraan di5 wajahnya. Lempeng - lempeng aja.. Hahahaha..

Lomba pertama adalah kelereng di atas sendok.
Asha, seperti biasanya ketika diperkenalkan suatu kegiatan yang baru, awalnya agak ragu ketika diajak untuk ikut serta. Tapi dia tidak menolak, dia menurut saja ketika dituntun ke garis start. Di sana saja jelaskan aturan mainnya. Sendok digigit, lalu diletakkan sebutir kelereng di atasnya, dan dia harus berjalan ke garis finish tanpa menjatuhkan kelerengnya. Awalnya Asha sangat fokus dengan kelerengnya, tapi kemudian perhatiannya teralihkan karena banyaknya penonton di sekitarnya. Matanya melihat kesana kemari, yang akhirnya membuat kelerengnya jatuh. Tapi karena lomba ini hanya untuk senang-senang saja dan lawannya Asha hanya dua anak (yang satu kira-kira seumuran dengan Asha, yang satunya lebih besar kira-kira umur 6 tahun), jadi walaupun kelerengnya jatuh ya lanjut saja. 

Lomba kedua adalah memasukkan paku ke dalam botol.
Karena lombanya Asha adalah sesi anak-anak kecil, jadi tali yang mengikat pakunya ditaruh di depan supaya lebih mudah. Dan kali ini, Asha pemenangnya!!!
Yeeeiiiiii.....

Lomba ketiga adalah makan kerupuk.
Asha sudah mengerti bahwa dia harus memakan kerupuk itu sampai habis tanpa boleh dipegang dengan tangan. Tapi tangannya berkali-kali reflek berusaha memegang kerupuknya supaya tidak gerak-gerak. Dan satu hal lagi. Asha belum mengerti konsep lomba dan adu cepat. Seperti halnya lomba kelereng tadi, yang dia hanya fokus supaya kelerengnya tidak jatuh tapi tidak paham esensi adu cepat sampai ke garis finish, pada lomba makan kerupuk ini pun sama. Dia makan kerupuk dengan kecepatan standarnya, santai saja dia, hahahahaha...

Lomba terakhir adalah lomba mengaitkan topi.
Lomba kali ini Asha benar-benar tidak paham bagaimana aturan lombanya. Topi yang ada di kepalanya dia pegang terus supaya tidak jatuh. Bahkan ketika sudah berhasil mengait, dia tetap tidak mau melepaskan pegangan topinya. Dan Asha menang lagi!!!!!
Yeeeiiii....