Selasa, 17 September 2013

Kehamilan kedua dan Flashback kehamilan pertama

Bulan Agustus kemarin, saya mulai mens tanggal 10. Nah, kalau siklus menstruasinya 28 hari, berarti bulan September ini harusnya saya sudah mens sekitar tanggal 7 atau 8. Tapi sampai tanggal 14 September saya belum juga menstruasi. Saya suka GR nih setiap telat mensnya. GR kalau-kalau hamil lagi.

Akhirnya malam itu saya beli tespack di apotek yang harganya paling murah, cuma 3500 rupiah saja. Tanggal 15 September pagi langsung saya tes. Dan hasilnya..

Alhamdulillah dua garis ^_^


Senangnya luar biasa. Harus mulai dicatat nih, sekarang berat badan 56 kg, nanti dilihat kenaikan berat badannya sampai berapa kg. Dulu waktu kehamilan Asha, saya naiknya sampai 15 kg. Doanya sih standar-standar saja ya, semoga kehamilan ini selalu sehat, janinnya tumbuh sehat dan nanti bisa melahirkan dengan normal dan lancar, aamiin..

Oya, ada satu lagi berita gembira. Salah satu teman dekat saya, namanya Rika, baru saja melahirkan bayi laki-laki. Ini adalah anak keduanya. Dulu waktu anak pertama, harus dilahirkan secara caesar karena si Rika ini tidak juga mengalami kontraksi, padahal air ketubannya sudah pecah. Nah, Alhamdulillah anak keduanya ini bisa dilahirkan secara normal. Padahal ya, waktu dia periksa ke dokter kandungan langganannya, si dokter langsung memvonis bahwa Rika harus caesar lagi. Tapi Rika tidak mau menerima begitu saja, dia akhirnya memilih periksa ke dokter lain. Dan ternyata memang bisa lahir normal kok..
Selamat ya Bo...

Jadi pengen mengenang masa-masa hamil Asha dulu..

Saya dulu juga tes kehamilan waktu telat menstruasi 10 hari. Waktu itu ada kejadian nih. Sekitar 1 hari setelah tes itu, saya jatuh dari motor. Waktu itu saya masih bekerja sebagai PNS. Nah, waktu mau berbelok masuk halaman kantor, saya tidak menyadari bahwa di jalanan itu banyak pasir. Alhasil motor saya terpeleset dan saya jatuh dengan posisi tengkurap. Rok saya sobek, lutut dan kaki luka-luka sampai berdarah. Tapi alhamdulillah kondisi kehamilan baik-baik saja.

Sama seperti kebanyakan ibu hamil lainnya, saya juga mengalami mual, muntah dan tidak nafsu makan selama trimester awal. Bahkan bukannya naik, berat badan saya malah turun 2 kg. Tapi dokter bilang itu wajar, tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

Lalu sampai kehamilan 5 bulan, perut saya belum kelihatan membuncit. Yang lucu, waktu itu saya ikut dalam acara gathering kantornya Papi. Ternyata teman-teman Papi pada bisik-bisik, "katanya hamil, mana? kok ga keliatan ya?"
Lalu ada Mbak Endang yang bilang ,"masa perutnya orang hamil sama perutku yang ga hamil, malah besar perutku sih?" hahahahahaha..

Ada juga kejadian sedih. Waktu kehamilan umur 7 bulan, Bapak Mertua saya meninggal dunia, tepat 2 bulan sebelum kelahiran Asha. Saya sangat sedih waktu itu, karena Asha adalah calon cucu beliau yang pertama. Tapi Papi mengingatkan kalau saya tidak boleh terlalu bersedih, kasihan bayi dalam kandungannya.

Waktu kehamilan 7 bulan juga, waktu saya periksa ke Dr. Nanang di Sidoarjo, saya diberi tahu bahwa ada tali pusat yang melilit leher si bayi. Dan tidak hanya satu, tapi ada dua lilitan. Saya sempat khawatir, soalnya saya ingiiiiiiiin sekali melahirkan normal. Akhirnya saya bisiki terus bayinya seperti ini ,"ayo dek, tali pusat di lehernya dilepas yuk.."
Tidak lupa juga sambil nungging-nungging dan berdoa terus.
Alhamdulillah waktu periksa satu bulan kemudian, tali pusat di lehernya sudah tidak ada. Posisi bayinya juga sudah bagus. Plasenta yang sebelumnya berada di dekat jalan lahir (yang sempat membuat saya khawatir juga) juga sudah agak bergeser ke atas, jadi jalan lahir sudah aman.

Mungkin itu saja ya..
Untuk proses kelahiran, bisa klik di SINI dan di SINI.