Hari Kamis, tanggal 30 Juni lalu,
keluar keputusan mutasi untuk para fungsional pemeriksa pajak. Dan Si Papi
kebagian dimutasi ke Mojokerto. Alhamdulillah,
menjadi lebih dekat ke Kediri, hanya sekitar 1,5 jam perjalanan.
Nah, hari Kamis kemarin, karena
kebetulan sedang tanggal merah, kami pergi ke Mojokerto dengan 2 tujuan.
Pertama, ingin melihat posisi dan
kondisi sekitar kantor baru.
Kedua, untuk mencari rumah yang
dikontrakkan di dekat kantor yang ada di daerah Sooko.
Beberapa hari sebelumnya, kami
sudah coba mencari iklan rumah dikontrakkan di internet. Dan memang seperti
yang kami duga, hasilnya sangat sedikit sekali. Tapiiiiiii, ada sebuah rumah
yang menarik perhatian kami.
Lokasinya di Perumahan Bumi Sooko
Permai. Melihat nama perumahannya, semua pasti langsung menyimpulkan kalau
lokasinya di daerah Sooko. Sip, berarti dekat dengan kantor.
Terus di keterangannya tertulis
kamar ada 3 buah, dan tiap kamar ada ACnya. AC itu yang jadi pertimbangan besar
kami memilih rumah itu. Soalnya pengalaman di rumah Pasuruan, kalau cuacanya
sedang panas bisa panaaaaaaaas banget. Dan kalau beli dan pasang AC sendiri
agak ribet, soalnya kan harus jebol tembok segala.
Dan karena di iklan itu hanya
menampilkan foto rumah bagian luar saja, kami menelepon pemiliknya dan mengajak
janjian untuk melihat bagian dalam rumah.
Jadilah hari Kamis itu kami ke
Mojokerto. 3 hal yang bisa saya katakan tentang Gedung KPP Pratama Mojokerto yaitu
besar, bagus dan warna-warni.
Awalnya saya kira kantornya
terletak di daerah tengah kota yang suasananya ramai, jalan depan kantornya
lebar dan tak pernah sepi kendaraan, ternyata tidak seperti itu. Suasana kanan
kiri kantor penuh dengan perumahan warga. Banyak juga sawah dan lahan tak
terpakai. Jalan depan kantor juga tidak selebar yang saya bayangkan. Tapi saya
justru suka yang seperti itu, suasananya tenang dan tidak ribut.
Perumahan pertama yang kami lihat
adalah Griya Japan Raya yang berada tepat di depan KPP. Perumahannya sangat
lebar dan luas. Andaikan saya bisa memilih, saya ingin mendapat rumah kontrakan
di sini saja. Selain dekat dengan kantor, luasnya perumahan bisa saya
manfaatkan untuk bersepeda dengan Asha di pagi hari.
Sayangnya, setelah berkeliling
lama, kami hanya menemukan 2 rumah yang bertuliskan DIKONTRAKKAN. Yang satu,
rumahnya sangat kecil dan tidak ada penutup untuk mobil. Dan yang kedua, sangat
cocok dengan keinginan kami, hanya saja nomor telepon yang tertulis tidak bisa
dihubungi.
Karena hari sudah agak siang,
kami memutuskan untuk makan siang mie ayam sekalian bertanya tentang lokasi
Perum Bumi Sooko Permai yang sedang kami cari. Penjual mie ayamnya mengatakan
bahwa tempatnya dekat, tinggal berjalan ke arah kanan, lokasinya tepat di depan
SMA. Kami pun merasa tenang karena lokasinya ternyata seperti yang kami duga,
dekat dengan KPP.
Setelah kami cari-cari, ternyata
perumahan di depan SMA itu bernama Wisma Sooko Indah. Memang ada “Sooko”nya,
tapi bukan itu yang kami cari. Agak kecewa, kami memutuskan meneruskan
perjalanan sambil mencari-cari ke kanan kiri jalan sepanjang daerah Sooko.
Ketika mencapai perempatan lampu merah, kami agak ragu,”ini harus jalan ke
mana? Apakah jalan di depan itu masih daerah Sooko?”
Kami memutuskan berjalan lurus
saja, dan ternyata jalan itu masih daerah Sooko. Kembali kami memantau kanan
kiri jalan mencari perumahan Bumi Sooko Permai. Sayangnya, sampai keluar Sooko,
kami tidak menemukannya. Itu memunculkan keraguan dalam diri saya.
Saya : jangan-jangan Perumahan
Bumi Sooko Permai lokasinya tidak berada di Sooko?
Papi : namanya saja “Sooko”, ya pasti
berada di Sooko dong..
Saya : ya mungkin saja kan, pendirinya
iseng ngasih nama.
Akhirnya kami memutuskan bertanya
pada tukang tambal ban. Kami diberitahu bahwa orang-orang biasanya menyebut
Bumi Sooko Permai itu dengan BSP, lokasinya di perempatan lampu merah tadi belok
kanan, nanti ada tulisan BSP yang besar.
Saya langsung ber”oooohh” panjang
sambil manggut-manggut. Pantas saja kami tidak menemukannya, kami pikir perempatan
belok ke kanan atau kiri itu sudah keluar Sooko.
Setelah kami belok kanan, kami
fokus mencari tulisan BSP yang katanya besar tadi. Tapi sampai agak jauh, kami
tidak juga menemukannya. Begitu kami melihat ada gerbang besar ke sebuah
perumahan, kami langsung menepi dan melihat tulisan di papan namanya. Dan tertulis
“Banjaragung Surya Permai”.
Saya langsung mikir ,”Banjaragung
Surya Permai juga bisa disingkat BSP, jangan-jangan singkatan BSP yang disebut
orang-orang itu sebenarnya adalah Banjaragung Surya Permai, dan tukang tambal
ban tadi, yang hanya mendengar kata BSP-BSP, salah mengira bahwa Bumi Sooko
Permai itulah BSP.”
Saya langsung lemas lagi. Ini sudah
kedua kalinya kami bertanya ke penduduk sekitar, dan ternyata petunjuknya masih
salah juga. Jangan-jangan benar kalo Bumi Sooko Permai tidak berlokasi di
Sooko..
Papi memutuskan bertanya pada
satpam di perumahan tadi. Dan satpamnya bilang bahwa Bumi Sooko Permai ada di
belakang perumahan itu. Jadi kami tadi sebenarnya sudah melewatinya, hanya saja
kami tidak tahu.
Setelah kami menyusuri lagi jalan
yang kami lewati tadi, barulah kami ngeh bahwa di sana ada sebuah jalan menjorok
ke dalam. Dan di dalamnya ada sebuah gapura bertuliskan Bumi Sooko Permai. Saya
langsung lega luar biasa.
Ternyata memang perumahan itu
berlokasi di Sooko, hahahahahaha..
akhirnya ketemuuuuuu...
Akhirnya kami menemukan rumah
dalam iklan yang kami idam-idamkan itu. Penampakan dari luar meyakinkan. Tempat
parkir mobil luas, jalan depan rumah cukup lebar, lingkungan rumah tidak
terlalu ramai dan berisik. Kami semakin suka rumah itu.
Pertama kali kami masuk ke dalam
rumah, saya suka. Walaupun dua kamar depan sangat sempit, itu tidak masalah,
kami bisa menggunakannya sebagai gudang. Di samping kamar itu ada kamar mandi,
yang ketika saya lihat, kondisinya cukup bersih. Lalu saya suka ruang
keluarganya yang luar biasa luas, dengan sebuah lubang cahaya di atas sehingga
ruangannya menjadi terang. Lalu kamar tidur utama juga sangat luas, dilengkapi
lemari pakaian yang besar dan ada kamar mandi dalam. Walaupun ketika saya lihat
WCnya seperti tidak bisa terpakai lagi, tapi kan masih ada kamar mandi satunya.
Dan juga, ada tempat menjemur cucian di atap rumah. Jadi saya tidak perlu
menjemur di depan rumah dan mengexpose pakaian dalam kami, hahahahaha..
Saya sangat suka rumah ini.
Tapi, setelah kami melihat lebih
jeli, kami kecewa. Dapurnya sangat sempit, bahkan tidak ada tempat lagi untuk
menaruh rak piring. Tempat jemurannya juga, tenyata, sangat sempit sekali. Andaikan
saya harus menjemur cucian di situ, saya akan kebingungan menaruhnya di mana.
Dan di atas itu semua, yang
paling membuat kami kecewa adalah suasana rumahnya sangat lembab. Tembok di sana
sini penuh dengan bekas rembesan air dari atas, bahkan ada tembok yang masih
basah, mengelupas dan berjamur. Bahkan lagi nih, di dalam kamar tidur utama ada
genangan air yang belum kering. Itu pertanda bahwa gentengnya ada yang bocor.
Wah, daripada kami harus repot
mengurus rumah yang akan selalu basah, lebih baik kami mencari kontrakan yang
lain.
Dan seharian itu kami berkeliling
ke banyak perumahan, tetapi belum ada hasil. Dan kami kembali merasakan betapa
tidak gampangnya mencari rumah kontrakan. Seperti quotenya Papi ,
”Rumah yang dikontrakkan belum
tentu sesuai dengan yang kita inginkan, dan rumah yang kita inginkan belum
tentu dikontrakkan.”
:)
Asha pake mukena ( lagi )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar