Asha sendiri sudah beberapa kali menunjukkan gerakan meniru yang terlihat jelas. Seperti gerakan menelepon. Beberapa waktu lalu, kebiasaan Asha adalah, ketika ada orang yang bilang HALO, maka benda apapun yang ada di tangannya akan ditaruh di telinganya, seperti orang yang sedang menelepon. Bahkan ketika dia tidak memegang apapun, tangannya akan tetap bergerak ke telinga ( jadi terlihat seperti orang mau adzan ^_^)
Yang terbaru, setiap dia memegang sisir, dia akan menggerakan tangannya ke kepala, seperti orang yang menyisir rambut. Lucunya, sisirnya tidak mengenai rambut, tapi malah menyisir leher.
Mengapa di atas tadi saya menyebut "gerakan meniru yang terlihat jelas"?
Karena menurut SUMBER INI, sebenarnya bayi sudah memiliki kemampuan meniru bahkan sejak dia baru dilahirkan. Bahkan menurut penelitan, bayi berusia 42 menit pun bisa meniru gerakan orang dewasa di sekelilingnya. Hanya saja kita sebagai orang dewasa sering tidak menyadari hal itu.
Banyak orang beranggapan bahwa bayi itu makhluk polos yang tidak tahu apa-apa. Sehingga mereka seenaknya saja melakukan hal-hal atau mengucapkan kata-kata negatif di sekitar bayi, seperti mengucapkan kata-kata kotor, atau bertengkar di depan bayi.
“Bayi dan anak-anak adalah seorang saintis,” tulis tiga orang
professor psikologi terkenal, Alison Gopnik, Andrew N. Meltzoff dan
Patricia K. Kuhl, dalam karya ilmiahnya, “The Scientist in the Crib: What Early Learning Tells Us About The Mind” (sudah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh penerbit Kaifa berjudul Keajaiban Otak Anak).
Laksana seorang ilmuwan hebat, setiap bayi menyelidiki sifat
benda-benda disekitarnya. Mereka berpikir, mengobservasi, dan bernalar.
Ibarat psikolog mereka juga berusaha membaca pikiran orang-orang yang
dijumpainya. Dia membuat perkiraan, mengujicobanya, mempertimbangkan
bukti, lalu menarik kesimpulan, melakukan eksperimen lagi, memecahkan
masalah, mengoreksi bila ternyata kesimpulan itu salah dan terus mencari
kebenaran. Hanya saja memang, mereka tidak melakukan semua ini dengan
cara yang sadar-diri sebagaimana para ilmuwan melakukannya. Mereka
adalah saintis dalam tubuh kanak-kanak!
Karena itu marilah kita berhati-hati ketika kita berada di dekat
bayi dan anak-anak kita. Tak terkecuali ketika menggendong bayi kita
yang masih berumur beberapa hari. Mereka belajar dari apapun yang kita ucapkan, yang kita lakukan.