Senin, 20 Maret 2017

Hotel Crown Prince, Surabaya

Sebenarnya sudah lama kami ingin menginap di Crown Prince Hotel, tapi entah kenapa hotel lainlah yang akhirnya terpilih. Finally, minggu ini terwujud juga menginap di sini.

Untuk tempat parkir, kami tidak tau ukurannya seberapa, soalnya di depan lobby semua pengunjung sudah mendapat fasilitas valet parking secara gratis. Pegawai hotel juga dengan sigap membawa barang-barang dari mobil, ditunggu proses cek in-nya, lalu diantar sampai ke dalam kamar. Proses cek in cepat, pegawai ramah dan sangat membantu sekali.

Lobby

Kami mendapat kamar nomor 1503 di lantai 15. Kamarnya agak sempit, tapi masih cukup buat sholat. Saya sangat suka dengan jendelanya yang luas, membuat kami bisa leluasa menikmati pemandangan kota dengan lampu-lampunya di malam hari.



Wifi di dalam kamar berkisar antara 300-350 kbps. Fasilitasnya ada 2 botol air mineral serta kopi, teh dan gula, lengkap dengan pemanas airnya. Dilengkapi juga dengan hair dryer. No kulkas, no bath up.
Colokan listrik di dalam kamar hanya ada 1. Sangat disarankan untuk membawa kabel colokan dari rumah.


Kolam renangnya ada 2, untuk dewasa dan anak-anak. Walaupun ukurannya tidak terlalu besar, tapi cukup menyenangkan berenang di sana. Pegawainya dengan sigap menyapa dan menawarkan handuk pada semua pengunjung yang mau berenang.

Untuk sarapan, anak umur 3-6 taun dikenakan charge 50%, yaitu sebesar 45ribu.

Menunya juga sangat bervariasi.
Makanan beratnya ada nasi putih, nasi goreng, kwetiaw.
Sayurnya ada black bean and chilli, potato ball, lodeh manisa, grill tomato, tumis buncis.

Proteinnya ada sosis sapi, beef bacon, fish cabe garam, ayam jamur, beef bali, telur pedas, pepes ikan, tahu tempe mendoan.

Menu lainnya ada pecel komplit, bubur ayam, soto ayam, rawon.
Dessert ada pizza, waffel, sushi, pudding, aneka kue, aneka jus buah, Tape goreng, pisang goreng.
Rasanya semua oke.




Selasa, 07 Maret 2017

Hotel 88 Embong Malang, Surabaya

Hari Sabtu kemarin, kami pergi menghadiri acara pernikahan saudara di gedung Empire Palace Surabaya. Semua keluarga besar diinapkan di Hotel 88 yang lokasinya tepat berada di samping gedung pernikahan.

Kekurangan yang paling mencolok dari hotel ini adalah lahan parkirnya yang sempit. Karena hampir semua keluarga besar, baik dari pihak laki-laki maupun perempuan, menginap di sana, alhasil tempat parkirnya tidak dapat menampung jumlah mobil yang datang. Untungnya, pegawainya dengan cekatan menawarkan valet parking dengan gratis sebagai bentuk fasilitas hotel terhadap customer.

Kami mendapat kamar nomor 321. Ukuran kamar cukup lega. Pemandangan di luar jendela hanya berupa dedaunan dari pohon-pohon di sebelah hotel. Ini masih lumayan ada jendelanya. Karena ada beberapa kamar di hotel ini yang tidak berjendela. Saya pribadi sih kalau menempati kamar yang tidak berjendala kok kurang nyaman ya, kayak terpenjara, hehehe..

Speed wifi di dalam kamar bervariasi antara 100 hingga 250kbps.
Fasilitas di dalam kamar hanya ada 2 botol air mineral. No kopi/teh/gula (kalau ingin ngopi, di lobby tersedia kopi dan teh). Colokan listrik di kamar hanya ada 2. Jadi tips kalau ke sini, jangan lupa bawa colokan tambahan. Di dalam kamar mandi tidak ada keran untuk wudhu, jadi terpaksa berwudhu di wastafel. No bath up. Sabun dan shampo 2 in 1. Channel TV banyak dan bervariasi.



Untuk menu sarapannya, juga bervariasi. Jenis nasinya ada 3 yaitu nasi putih, nasi uduk, dan nasi goreng. 

Lauknya ada fillet ikan pedas, telur kare, tahu krispi, mangut lele, tumis cecek, egg corner.

Sayurannya yang paling banyak jenisnya, ada tumis pare, terong sambel, sayur asem, sayur kunci, lotek, pecel, lodeh campur, lodeh manisa. Sampai bingung mau makan sayur yang mana.

Lain-lain ada bubur ayam, bubur madura, ote-ote, polo pendem, cereal, aneka buah, dan roti.

Untuk rasa, semuanya enak. Kami sangat puas dengan masakan di hotel ini.



Senin, 26 Desember 2016

Hotel Singgasana Surabaya

Ini kali kedua kami menginap di Hotel Singgasana Surabaya. Dulu, pertama kali ke sini, waktu Asha masih kecil. Tempatnya masih sama, tidak ada perubahan signifikan. Karena bukan merupakan gedung bertingkat, hotel ini mempunyai lahan yang sangaaaaat luas. Tempatnya rindang, hijau dan asri, plus banyak kolam ikan.

Kolam ikan di belakang lobby

Kolam ikan plus angsa di belakang restoran

Lorong

Bunga lotus di kolam dekat kamar

Tempat gym

Kamar kami lumayan unik. Uniknya kenapa? Karena begitu kita membuka pintu, kita akan langsung disambut oleh wastafel dan kamar mandi. Unik kan?

Pintu sebelah kanan itu pintu masuk, kamar mandi dan toilet ada di belakang hair dryer.

Ya, wastafel dan kamar mandinya ada di depan, begitu belok kiri, barulah kamar tidur. Ukuran kamar cukup lega. Fasilitas juga lengkap, hair dryer, kulkas, brankas, (No bath up). Untuk wifi, saya sangat senang dengan speed downloadnya waktu masih di lobby dan sekitar kolam renang (bisa di atas 1Mbps). Tapi begitu masuk kamar, speednya drop ( jadi di bawah 100Kbps). Sedih..


Sorenya, kami memutuskan berenang, karena Asha dan Jasmine sudah tidak sabar. Di sana ada 2 buah kolam renang, untuk anak-anak dan dewasa. Yang untuk anak-anak, kedalamannya sangat pas untuk Jasmine bisa bermain sendiri tanpa dipegangi (tentu sambil terus di awasi). Selain itu, di kolamnya juga ditaruh banyak bola-bola plastik kecil berwarna-warni, yang membuat anak-anak semakin gembira.

Di dekatnya juga ada mini playground, berisi ayunan, perosotan dan mainan berputar (saya tidak tahu namanya, hehe). Di mini playground itu, dengan modus menemani anak bermain, saya bisa download drama korea sepuasnya karena speednya sangat tinggi. Jika hanya download 1 episode drakor, speednya bisa 3 atau 4Mbps. Tapi karena saya donlodnya 3 episode sekaligus, jadi ya speednya dibagi 3 :)





Malam hari, suasananya enak, nyaman. Lampu-lampu di lorong bersinar temaram. Santai-santai di kolam renang juga asik, sambil menikmati lampu-lampu berkerlap-kerlip. Tapi sebaiknya pakai lotion anti nyamuk ya. Karena memang sudah biasa, kalau tempat yang rindang, banyak pohon, pasti juga banyak nyamuk.


Sarapan pagi sangat memuaskan. Pilihan menunya banyak, rasanya enak semua.

Menu utama ada nasgor, bihun( agak pedas, jadi anak-anak ga doyan), sayur, kentang, tahu kecap, fillet ikan, ayam pedas, sosis sapi, dan sosis ayam.

Menu lain ada aneka roti, pancake dan telur. Juga ada sereal, bubur ayam, rawon, lontong opor ayam, salad sayur dan buah, dimsum, kimchi, maki sushi isi sosis, dan daging sapi asap, serta aneka sambal dan kerupuk.

Minumannya ada aneka jus, kopi, teh, susu kedelai. Juga ada kolak kacang hijau.
Wuah, puas deh makannya..

Menu buffet

Dimsum

Pancakenya muuaknyuusss

Ini meja untuk roti. Piring2 kosong itu sebenarnya terisi, cuma sedang habis saja, nanti diisi lagi

Egg dan pancake corner

Selasa, 29 November 2016

Celoteh Asha

- Lirik lagu ciptaan Asha.

Ready for lunch..
Ready for lunch.. (Diulang-ulang entah berapa kali)
Aku hungry..
Aku hungry..
Di rumah bermakanan..
Makanaaaannn...

- Mm : Asha, ayo waktunya shalat.
Asha : kok Mami ga shalat?
Mm : Mami kan lagi mens.
Asha : Asha juga mau meeeens..
Mm : ya nanti kalo Asha sudah besar, Asha juga mens.
Asha : ga mau, Asha maunya mens sekaraaaaang..

- Asha : Mi, kalo kita ke Animal (maksudnya bonbin/taman safari) kok ga pernah lihat dinosaur?
Mm : Dinosaurus itu sekarang sudah ga ada (bingung nyari kata ganti "punah"). Sejak dulu semua dinosaurus sudah mati.
Asha : oohh.. Berarti nanti bisa lihat lagi ya kalo sudah nyala?
Mm : Sayang, dinosaurus itu bukan listrik, yang bisa mati, bisa nyala :)

- Asha : Mi, kenapa bajunya Jasmine kok basah?
Mm : tadi kena gumoh sayang.
Asha : gumoh apa sih Mi?
Mm : muntah
Asha : ooohh.. Muntah itu bahasa inggrisnya gumoh...

- Asha mendongeng :
Pada suatu hari, ada kupu-kupu.
Kupu-kupunya terbang, pulang ke rumah kupu-kupu.
Trus dia tidur.
Trus dia bangun, terbang.
Trus ada anjing.
Dia lompat, trus haaapp.
Kupu-kupunya dimakan.
Kupu-kupu ada di perut anjing, ga bisa keluar.
Trus anjingnya gini.. Ha..ha..hachiiii...
Kupu-kupunya bisa keluar, trus terbang pergi.
-selesai-

- Mi, tadi makan di sekolah nasinya sedikit. Sekarang aku ke-hungry-an :D

Minggu, 20 November 2016

Body spa di Teta Clinic

Sebenarnya, saya ingiiiiin sekali pijat lulur di rumah saja, manggil orang buat ke rumah begitu. Tapi, sampai sekarang belum keturutan. Dulu pernah sih, tapi kurang cocok sama pijatannya. Begitu sudah ketemu orang lain, malah mbelgedhes. Katanya mau datang, ga datang-datang. Ya sudahlah, akhirnya hari Minggu kemarin saya pijat lulurnya di luar saja.

Karena sudah pernah di Izzaty Spa dan Salon Muslimah Flamboyan, saya ingin mencoba tempat yang lain. Pilihan saya jatuh pada Teta Clinic.

Body spanya ada beberapa pilihan. Saya memilih paket lengkap tradisional seharga 175ribu (pijat, lulur, steam, masker, mandi bath up). Kamarnya privat, lengkap dengan alat sauna, bath up dan ruang mandi shower. Non AC, hanya pakai kipas angin.



Kalau di tempat lain, biasanya yang pertama dilakukan adalah pijat, baru kemudian lulur. Lalu mandinya hanya terakhir saja setelah masker. Tapi di sini berbeda.

Pertama-tama, lulur dan scrub.
Setelah itu, badan diusap dengan handuk hangay, lalu saya disuruh berbilas dengan shower. Wah, tumben nih belum apa-apa sudah disuruh mandi, hihihi..

Setelah badan bersih, mulailah dipijat. Pijatannya enak. Terutama yang bagian pundak. Saya belum pernah dipijat model begini. Ga tau digimanakan, tapi rasanya nyaman sekali.
Setelah pijat, badan diusap lagi dengan handuk hangat.

Sayangnya, buat saya yang memang sangat membutuhkan pijatan, proses memijat ini terlalu sebentar. Mulai dipijat hingga selesai diusap handuk hangat hanya memakan waktu 25menit.

Next, sauna. Karena saya tidak terlalu suka sauna, jadi saya minta steamnya sebentar saja. Langsung ke proses masker. Nah, dimana-mana, proses ini yang sangat membosankan. Badan belakang dioles masker, lalu ditinggal supaya masker kering (kira-kira 10 sampai 15 menit), lalu di gosok-gosok dan diusap handuk hangat. Diulang lagi untuk badan bagian depan.

Anehnya, waktu digosok terasa panas dan sakit, seperti digosok pakai ampelas. Padahal seingat saya, waktu bersihkan masker di Izzaty tidak sakiy deh.. Ah, entahlah..

Lanjut, mandi bath up.
Saya ga lama-lama mandinya. Asal badan bersih, pakai lotion, selesai deh..

Buat yang cari referensi tempat body spa, bisa dicoba di sini.

Teta Aesthetic Clinic
Jalan Kartini No. 22 Mojokerto.
Buka setiap hari pukul 08.30-17.30 (khusus hari Selasa tutup pukul 16.30)
Body spa hanya menerima sampai pukul 14.00
Facial hanya sampai pukul 15.00






Air Terjun Watu Lumpang, Pacet

Waktu Papi melihat-lihat gambar air terjun di IG, ternyata ada air terjun cantik lain di Pacet sebelum Air Terjun Watu Ondo. Namanya Air Terjun Watu Lumpang. Jadilah Hari Sabtu ini kami berangkat ke sana.

Jalanan menuju Pacet sangaaaat menyenangkan. Di sepanjang perjalanan, kami disuguhi pemandangan persawahan dan gunung-gunung yang cantik. Juga ketika memasuki Tahura Raden Soerjo. Wah, dipenuhi dengan nuansa hutan yang rindang, hijau, dan sejuuukk sekali. Saya sangat menyukainya.




Kami sengaja berangkat dari rumah pukul 7 pagi, supaya ketika sampai di sana belum ada pengunjung, sehingga kami bisa bebas berfoto tanpa gangguan objek lain. Tapi efeknya, ketika kami sampai di sana pukul 8 pagi, air terjunnya masih tutup, hahahahaha..

Oke lah, kami menunggu di sana, dengan asumsi bahwa petugasnya baru akan datang pukul 9. Sementara kami menunggu di kursi dekat gerbang, Papi lebih dulu jalan ke arah air terjun untuk foto-foto dan melihat-lihat situasi.




Awalnya, saya, Jasmine dan Asha menunggu dengan riang gembira. Kemudian terdengarlah suara burunf di atas pohon. Saya langsung pura-pura menjadi Dora the explorer dan bilang ,"what is that?"
Asha dan Jasmine langsung fokus ke atas pohon mencari burung itu. Tapi setelah dilihat-lihat, yang saya kira suara burung itu adalah suara monyet.

Suasana kami langsung mencekam. Asha, (yang sebelumnya sudah trauma dengan monyet setelah pengalaman di Bali tahun lalu, juga tadi ketika kami berhenti di satu titik untuk melihat pemandangan, ada satu monyet yang hendak menyerang pengunjung sambil memperlihatkan gigi-giginya), langsung diam tidak berani bersuara. Saya pun juga tidak boleh bersuara sedikitpun. Apalagi ketika melihat di jalan menuju air terjun, banyak sekali monyet bermain di sana. Semakin takutlah Asha. Saya, juga menjadi waspada, karena kalau misalnya ada monyet yang nakal seperti di Bali waktu itu, sayalah yang harus melindungi Asha dan Jasmine.

Di Tahura R. Soerjo ini, memang banyak hidup para monyet liar. Mereka biasanya duduk di tepi jalan untuk meminta makanan pada para pengendara yang lewat. Untungnya, Papi segera kembali dari air terjun. Kata Papi, memang tadi banyak monyet di sepanjang jalan, tapi mereka langsung pergi ketika melihat manusia. Dan memang benar, ketika kami berempat berjalan ke air terjun, tidak ada satu monyetpun yang terlihat. Alhamdulillah..

Jarak dari gerbang depan sampai ke air terjun sangat dekat (berbeda dari semua air terjun yang pernah kami datangi, yang biasanya harus menuruni banyak anak tangga dulu). Di Watu Lumpang, air terjunnya ada dua. Satu dengan aliran air yang cukup deras dan agak berundak, dan satu lagi air terjun dengan aliran air yang terbilang kecil.

Dan ternyata betul dugaan kami. Petugas air terjun baru datang pukul 9 pagi. Biaya masuknya dihargai 10ribu per orang dewasa, anak-anak free, dan 5ribu untuk parkir mobil. Untung saja kami datang sejak pagi, jadi bisa memotret sepuasnya. Karena setelah portalnya dibuka, pengunjungnya datang silih berganti.




Minggu, 13 November 2016

Waduk Selorejo

Selama seminggu ini, kami sekeluarga bermukim di Kediri, karena Papi cuti. Rencana awal sih mau jalan-jalan ke Trenggalek, mengejar sunset di pantai. Tapi apa daya, hampir seminggu ini Jasmine malah sakit. Alhasil kami tidak bisa pergi kemana-mana.

Alhamdulillah, hari Jumat Jasmine sudah terlihat mendingan. Jadi hari Sabtunya, kami meluncur ke Waduk Selorejo, di Ngantang, Kabupaten Malang. Sengaja kami memilih liburan yang dekat-dekat saja karena memang waktunya mepet.

Kami berangkat dari rumah pukul 11. Satu jam kemudian, kami sudah sampai di Pare. Ada satu tempat makan yang sudah kami incar, yaitu sate kambing Pak Slamet. Katanya sih, ini sate kambing paling enak se Pare. Masa sih?

Waktu kami datang, tempatnya sepi. Kami pengunjung kedua. Yang pertama adalah seorang bapak-bapak sendirian. Tempatnya sederhana, tapi cukup luas dan bersih. Pelayanannya ramah dan baik.



Kami pesan 20 tusuk sate kambing, 1 porsi gule dan 4 nasi putih. Satenya besar dan gemuk-gemuk. Sangat menggugah selera. Begitu gigitan pertama, mak nyeeessss... Empuk bangeeeett..

(Haduh, saya nulis ini sambil nelen ludah berkali-kali kebayang enaknya sate Pak Slamet)

Rasa bumbunya juga enak, gulenya mantab, dagingnya banyak, dan tidak ada satupun daging yang alot. Pokoknya semua oke. Sate Pak Slamet menjadi satu tempat yang wajib kami singgahi jika kami lewat daerah Pare. Sangat recommended..


Harga 10 tusuk sate 40ribu.
1 porsi gule 25ribu.

Next, lanjut ke Selorejo Hotel and Resort tempat kami menginap. Lokasinya luas dan berada sangaaaat dekat dengan waduk.

Kami menginap di cottage Flamboyan seharga 510ribu per malam, bisa untuk 4 orang. Begitu masuk ke dalam, rasanya seperti di rumah kontrakan, dengan dua kamar tidur (yang berisi kasur, meja kecil dan cermin), ruang tamu, dan kamar mandi. Fasilitas lainnya ada TV kabel, AC, kulkas, dan air panas. Wifi nya baru menyala sore hari, tapi alhamdulillah lancar.




Kekurangannya :
- Colokan listrik di tiap kamar hanya 1. Tempatnya pun bukan di bagian bawah, tapi di tengah-tengah, setinggi kepala saya. Di ruang tamu juga ada 1, itupun sudah digunakan untuk colokan TV dengan 2 adaptor TV kabel dan kulkas. Jadi saran saja, kalau kesini sebaiknya membawa kabel roll dengan banyak colokan.

- Kamar mandi tidak ada showernya. Jadi untuk mandi air panas, harus mengumpulkan dulu di bak mandi (tentunya butuh waktu yang agak lama).

- Ada telepon, tapi hanya berfungsi sebagai hiasan dinding, karena tidak bisa digunakan. Jadi untuk bertanya ke resepsionis, harus telepon menggunakan HP.

Sarapan pagi dapat 4 nasi goreng dengan lauk ayam dan telur.

Sorenya, kami pergi ke waduk. Saya tidak tahu berapa tarif masuknya, karena penghuni hotel bisa masuk ke lokasi waduk secara gratis.

Karena tidak tahu, kami lewat jalur ke luar hotel untuk menuju ke waduknya. Padahal sebenarnya, bisa lewat dalam area hotel. Tinggal parkir di samping kolam renang, dan berjalan kaki melewati jembatan gantung.



Di waduk, kami menaiki kapal mesin seharga 100rb untuk rute terjauh. Cukup jauh juga memutarnya. Pemandangannya indah. Di sebelah kiri ada hutan penuh pepohonan hijau. Lalu di depan ada deretan pegunungan cantik. Ditambah dengan suasana sore itu yang agak mendung dan sedikit berkabut. Terlihat menawan seperti lukisan.






Sebelum kembali ke hotel, kami menyempatkan membeli nasi ikan bakar di salah satu warung di sana. 4 ekor ikan nila sedang, 2 porsi nasi putih, serta lalapan dan sambal dihargai 75ribu rupiah. Rasanya enak, Papi dan Yangti sangat cocok dengan sambelnya yang mantab katanya.